Dua Puluh

179 22 60
                                    

"Jangan karena gue diam, lo jadi sesuka hati lo! Lo kira gue diam, gue nge ikhlasin semuanya buat lo?

Lo kira gue bakalan biarin lo ngambil  semua yang gue miliki?! Enggak lah bodoh! Tidak semudah itu, BABU!"

~KllaKhnsAmrn_

"Azura? Kenapa mata kamu seperti mata panda?," Tanya Ayah Khansa. Membuat Khansa cekikikan sendiri. Geli dengan perlakuan Azura kemarin malam.

"G-gak kenapa-kenapa, Om" Jawabanya, dengan nada gugup dan bergetar.

"Jangan bohong Azura! Om tidak suka pembohong!," Ujar Ayah Khansa. Membuat Azura pucat pasi

Deg

"Az-azura gak b-bohong kok, Om!" Ucapnya. Membuat Ayah Khansa mengangguk saja. Mengingat kejadian tadi malam, membuat Azura bergidik ngerih.

Flashback On

Azura masih melihat-lihat isi didalam kamar Khansa. Dia tertarik dengan sebuah boneka beruang besar berwarna coklat, yang ada di kamar Khansa. Gadis itu tersenyum. Lalu, memeluk boneka itu dengan erat.

Khansa yang melihat hal itu sedikit kesal. Ingat satu hal! "Khansa tidak suka ada yang menyentuh miliknya!" Gadis itu menghidupkan ponselnya,menatap Azura sekilas. Tak berselang lama, suara menyeramkan keluar dari kamar yang Azura tempati. (Hihihihihi~ kakak-kakak-kakak? Ayo main bareng! Hihi hihi)

Azura merasa kaget, langsung berlari ke sudut tempat tidur Khansa. Azura sudah tidak dapat menahan air matanya. Dia takut, rasanya ingin pingsan saja. Tetapi, dia juga takut anak kecil itu akan membawanya ke alam lain.

Khansa yang melihat itu, menahan tawanya. Mendatangi Azura, yang sudah menutup seluruh tubuhnya dengan selimut milik Khansa. Perlahan, Khansa menyentuh tubuh Azura. "Kak! Kak! Main yuk!" Ujar Khansa, membuat Azura langsung berlari, tanpa melihat siapa yang mengajaknya bermain.

"Aaaaaaa!!!," Teriaknya. Beruntung kamar Khansa itu kedap suara, jadi ya tidak akan yang mendengarnya. Terlintas ide jahil di otak Khansa. Membuka Handphone miliknya, dan langsung memvidio aksi yang di lakukan Azura.

Azura yang belum menyadari kehadiran Khansa, masih berdiri takut. Tapi, tunggu! Khansa meledakkan tawanya. Oh my god! Apa yang telah Azura lakukan? Kenapa lantai kamar Khansa basah.

"Woi Kak! Ini gue woi! Khansa!," Ujar Khansa. Membuat Azura menoleh, dengan wajah yang memerah. "Kak? Lo pipis di celana?," Tanya Khansa. Membuat Azura melihat ke bawah, dan benar saja! Sudah becek dengan air pipisnya.

"K-khansa? Lo denger sesuatu gak?," Tanya Azura. Membuat Khansa menyergitkan alisnya bingung. "Gak tuh!, padahal tadi gue pengen ajak lo main dulu! Eh lo nya ngompol! Yaudah gak jadi!, " Ujar Khansa. Lalu, meninggalkan Azura yang semakin takut.

"Eh Kak! Lo pel tuh pipis lo!," Teriak Khansa, membuka sedikit pintu kamarnya. Lalu, kembali menutupnya.

"KHANSA SIALAN! BALIK LO! HIKS, G-GUE TAKUT!" Teriak Azura, dengan nada bergetar.

(Hihihi~kak! Kak! Ayo main! Hihihi~)

Azura membeku di tempatnya. Hingga beberapa menit kemudian,suara itu menghilang.

Karena sudah tidak mendengar suara menyeramkan itu lagi. Azura langsung berlari ke kamar mandi, untuk mengganti celananya. Dan mengepel lantai kamar Khansa. Dia tidak ingin Om-nya tau, kalau dia mengompol. Itu sangat-sangat memalukan!

Ketika sudah menyelesaikan semuanya, dia langsung naik ke atas QueenSize milik Khansa. Saat ingin menutup matanya, terdengar suara itu lagi.

(Krskk krskkk, Hihihi! Kak! Kak! Ayo main! Ayo! Hiks hiks! Ayo kak! Hihihi~)

KHANSA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang