18. Jadian

30 5 0
                                    

"Kenapa lo? Hela napas terus." Fauzan yang asyik menggoreskan pensilnya pada kertas HVS putih polos merasa terganggu saat suara helaan napas Refi terdengar cukup keras. Mata dan tangannya tetap fokus, tetapi telinganya aktif mendengarkan sekitar.

Menoleh ke arah Fauzan, Refi kembali menghela napas. Entah sudah berapa kali dia menghela napas selama pertama masuk kelas. "Hari ini gue mau nembak Jeje."

Tiada angin tidak ada hujan, pengakuan Refi membuat Fauzan tersedak ludahnya sendiri. Garis rapi pada gambarnya langsung hancur saat dia terbatuk karena terkejut. Gambar arsiran yang dibuatnya rusak seketika membuat Fauzan enggan melanjutkannya lagi.

Meletakkan pensil di atas meja dan melipat-lipat kertas hasil gambarannya yang gagal, Fauzan langsung bertanya, "Lo beneran suka sama Jenisa?"

"Kalau gue nggak suka ngapain juga nembak."

Jawaban singkat Refi membuat Fauzan mengangguk lalu menggunting beberapa bagian kertas sesuai imajinasinya. Beruntung dia tengah terkejut tadi. Jika tidak, bukan hanya marah, dia akan mengamuk pada Refi karena menyebabkan gambarnya rusak.

"Jadi, gue butuh bantuan lo. Jam istirahat pertama nanti, kalau Jenisa datang ke lo, kasih ini." Refi menyodorkan sebuah kotak yang rapi diberi tali pita berwarna merah. Mirip seperti kado hari valentine.

Merasa penasaran, Fauzan hendak membuka pita yang melilit kotak hitam itu, ingin melihat isinya. Dia ingin memastikan apakah di dalam kotak ini ada surat yang akan Refi Refi gunakan untuk menyatakan perasaan. Jika benar, percayalah, sampai berlutut pun Fauzan tak akan membantunya. Sudah menyatakan perasaan melalui surat, meminta orang lain yang memberikan pula.

"Gue minta lo kasih ke Jeje, bukan dibuka," mata memandang ke pintu masuk kelas, tetapi bibirnya meluncurkan teguran. Untuk pertama kali Refi melihat seorang Fauzan ingin tahu urusan orang. Dia memilih Fauzan untuk membantunya karena dia tahu sahabatnya tak akan peduli apa yang dia tulis di dalam sana. Siapa sangka Fauzan memiliki niatan melihatnya.

Meletakkan kotak di atas meja, Fauzan menyandarkan punggung pada kursi sambil melanjutkan melipat-lipat kertas yang sempat tertunda. "Kalau lo mau nyatain perasaan lewat surat, gue nggak mau bantu. Malu-maluin."

"Nyatain perasaan lewat surat bukan level gue. Gue punya rencana sendiri dan lo cukup kasih itu, nggak perlu tau. Soalnya gue butuh lo sebagai pengantar itu aja, selebihnya nggak."

Memutar bola mata malas, Fauzan menghela napas melalui mulut membuat rambutnya yang jatuh mengenai mata terbang terkena tiupan. Harus dia akui, kata-kata Refi memang sedikit menyakitkan. Ya, sedikit. Si pemilik wajah menawan itu tak pernah berpikir untuk meluncurkan kata-kata. Sama seperti dirinya. Mungkin efek bersahabat terlalu lama.

Baru saja hendak kembali bicara, Refi membuka suara terlebih dahulu, "Ngomong-ngomong lo nggak usah khawatir. Gue tau kalau gue berhasil itu artinya gue pacar pertama Jeje. Tenang aja, gue bukan Rafi, gue nggak bakal perlakuin dia kayak Rafi perlakuin ceweknya."

Yang Fauzan hendak bicarakan sudah terlebih dahulu dibahas. Mulut yang sudah menganga langsung terkatup kembali, kata-kata yang mencapai ujung lidah dia telan lagi. Setidaknya untuk saat ini dia akan percaya Refi. Bukan apa-apa, tetapi masalahnya Jenisa itu adik sepupu Fauzan! Jika bukan, apa peduli dia soal Jenisa sakit hati atau tudak?

Ayah dan ibu Jenisa sibuk dengan pekerjaan. Sementara ayahnya merupakan seorang sutradara, ibunya bekerja mendesain gaun dan mengurus butik. Jenisa sempat ditawari menjadi model atau artis, tetapi gadis itu menolak dengan alasan lebih suka membuat konten sendiri di channel YouTube. Dia tak ingin mengikuti skript yang ada, enggan untuk bersikap seperti orang lain. Dia lebih suka menjadi YouTuber di mana bisa membuat konten sendiri, tidak perlu syuting setiap hari, dan paling penting menjadi diri sendiri. Karena hal inilah orang tua Jenisa menitipkannya pada Fauzan, memintanya untuk memperhatikan Jenisa saat di sekolah.

Foreign Accent Syndrome [COMPLETED ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang