29. Ending

58 2 0
                                    

Pesta ulang tahun perusahaan telah digelar. Seperti yang diminta ayahnya, Refi membawa pasangan. Jenisa. Mereka sudah balikan bersamaan dengan Rafi yang kembali berbaikan dengan Anya, juga Retha yang akhirnya mendapatkan Dewa.

Sementara yang lainnya sibuk dengan pesta, entah berdansa atau makan, Refi memilih menarik Jenisa ke atap gedung. Keduanya berdiri dipayungi langit malam bertabur bintang, ditambah bulan bulat sempurna sebagai lampu penerang.

Wajah tampan Refi bertambah tampan berkali-kali lipat saat diterpa sinar bulan. Menatap Jenisa lekat, Refi memegang kedua tangan Jenisa. "Gue mau pamit. Lo mau nunggu gue kan?"

Hal yang paling Jenisa takutkan, Refi yang pergi untuk kesekian kalinya. "Lo mau ke mana, Kak?"

Menggeleng pelan, air mata di pipi Jenisa Refi usap, senyum tipis mengembang di bibir merah laki-laki berwajah luar biasa tampan membuatnya semakin nyaman dipandang. "Gue mau kuliah. Ke London. Selama gue putus dari lo, gue nggak berusaha cari pengganti. Gue sibuk sama serangkaian tes dan ujian masuk universitas. Gue diterima di Universitas London, universitas impian gue sejak dulu."

"Kenapa nggak ambil univ Indo aja, Kak? Di Indo juga banyak yang bagus, kok."

"Lo lihat bintang di atas sana?" Refi menunjuk bintang yang bertaburan di langit. "Gue kayak itu. Masih banyak tempat yang belum gue jelajahi, sama halnya kayak bintang di langit. Gue akan kembali, setelah menyandang gelar yang gue mau."

Jenisa langsung memeluk erat Refi, menumpahkan air matanya di tuksedo abu-abu yang Refi kenakan. "Gue bakal nunggu lo, Kak. Selama apa pun itu."

Melepas pelukan, Refi mencium bibir Jenisa cukup lama, melumatnya lembut untuk menyalurkan rasa yang terpendam. Jenisa sampai membulatkan mata, tak mampu mencerna segala yang dirasakan. Ciuman yang memabukkan, aroma menenangkan dari tubuh Refi, semua membuatnya membeku di tempat.

Ibu jari Refi mengusap bibir Jenisa yang baru saja dia cium. "Lima tahun lagi. Lima tahun lagi gue balik. Gue bakal selalu hubungi lo kalau gue ada waktu. Tapi lo harus sabar, perbedaan waktu di sana dan di sini juga akan jadi penghalang. Yang terpenting, lo jangan pernah anggap gue bakal selingkuh sama bule."

Keduanya tertawa lepas, untuk pertama kalinya Jenisa melihat Refi tertawa. Biasanya dia hanya melihat senyum manis menawan dari wajahnya, sekarang dia mampu mendengar suara merdu tawanya yang seringan angin. Hal yang tak akan pernah dia lupa dan dia rasa tak akan ada gantinya.

Foreign Accent Syndrome [COMPLETED ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang