Jangan lupa vote dan komen ya, jadi readers yang baik, yang selalu menghargai karya penulisnya^^
________________
"Semua hal yang pernah terjadi, belum tentu terjadi kembali untuk kedua kalinya. Ntah itu kesalahan, ataupun kebenaran. Tapi, di saat ada kesempatan untuk memperbaiki kembali, selalu saja di tinggal pergi."
—Arselio Prasaja.
______________
Motor sport merah berhenti di depan pagar rumah. Dara segera turun dari motor itu, lalu berdiri menghadap Raja yang masih terduduk di atas motor.Tangannya bergerak berusaha membuka kaitan helm yang terkunci di bawah dagunya. Beberapa kali Dara terdengar meringis kesal karena ia masih sangat sulit membuka kaitan helm.
Raja yang baru melepas helmnya, langsung menoleh ke samping dan melihat Dara dengan bibir yang terus mencebik. Sudut bibir Raja tertarik ke atas, membentuk senyuman tipis di wajahnya.
"Mau di bantuin?" tawar Raja masih dengan senyumannya.
Dara mengalihkan pandangannya, menatap Raja. Lalu, mengganguk pelan dan kembali menurunkan pandangannya.
Raja mulai mengangkat tangannya. Meraih kaitan helm itu dan membukanya.
"Makasih," ucap Dara dengan volume kecil. Lalu tersenyum tipis menatap Raja.
Raja tiba-tiba tertawa kecil sambil melepas helm di kepala Dara.
Dara memberikan tatapan bingung saat melihat Raja tertawa.
"Kenapa?" tanya Dara.
"Ada yang lucu yah?" tanyanya lagi.
Raja langsung menggeleng dengan senyum yang tak surut sama sekali.
Tangan Raja beralih menaruh helm itu di atas jok motor belakangnya. Lalu, tangannya kembali terangkat menyentuh pucuk rambut Dara dan mengelusnya pelan.
"Sama-sama, Putrinya Raja," ucap Raja menatap Dara lembut.
Dara tak bisa menahan senyuman senang di wajahnya. Sudut bibirnya semakin terangkat ke atas. Bersamaan dengan jantungnya yang berdebar dengan sangat kencang.
"Kita jadi belajar hari ini?" tanya Raja mulai menurunkan tangannya.
Seketika Dara tersadar dari lamunannya dan kembali fokus dengan apa yang di ucapkan Raja.
"Ha?" tanya Dara yang masih belum tanggap.
"Kita jadi belajar hari ini?" Raja kembali mengulang pertanyaanya.
Dara langsung mengganguk dengan semangat.
"Jadi!"
"Ada Bunda di rumah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SELDARA [COMPLETE]
Teen Fiction[Follow Author sebelum membaca!] Tokoh utama di cerita ini, bukanlah sosok yang "Sempurna" bahkan sangat jauh dari kata itu. Dia Adara, sosok yang begitu banyak celah, egois, rumit, pembohong, naif, dan benci banyak hal di dunia ini. Sosok yang terp...