_____________
"Terkadang memilih untuk tidak berharap adalah jalan terbaik."
- Adara Farhana -
____________.
.
.
.
.Terlihat jelas kilatan marah di mata Arsel yang membuat Dara sendiri ketakutan.
Tangan Arsel mengepal dengan sangat kuat sampai buku-buku jarinya memutih.
Perasaan Dara seketika tidak enak. Situasi ini benar-benar asing untuknya. Aura keduanya benar-benar tidak bersahabat.
Daniel tiba-tiba mendengus dan tertawa. Salah satu sudut bibirnya terlihat terangkat ke atas. Membentuk senyuman miring yang meremehkan.
"Biasa aja kali, Sel. Ketua tempur itu, harus tenang," sindir Daniel seraya berdekap dada.
"DIEM LO!" bentak Arsel yang mulai terbawa emosi.
"Wah, selow aja, Bro! Gua ke sini bukan mau ketemu lo, tapi gua mau ketemu—" gantung Daniel mengalihkan pandangannya.
"Dia. Gua mau ketemu Dara." Daniel menatap Dara intens.
Arsel yang sadar dengan tatapan Daniel, langsung menarik tubuh mungil Dara untuk berdiri di belakangnya.
Mata Dara langsung membulat dengan sempurna. Nafasnya tertahan karena terkejut oleh tindakan Arsel yang tiba-tiba. Dirinya di tarik untuk berdiri di belakang punggung Arsel.
"Ini ada apaan, sih?" Dara mulai menatap Arsel, bingung.
Dara beralih melihat ke arah Daniel tatkala Daniel menatapnya dengan tatapan tajam seperti akan mendapatkan mangsa.
"Arsel, gua tanya, ini ada apa?" Dara kembali bertanya dengan gemas.
Namun, Arsel tak menggubrisnya. Cowok itu terus menatap tajam ke arah lelaki di depannya.
Arsel sebenarnya sedang berperang batin dengan dirinya sendiri. Ia bingung mau bertindak seperti apa selanjutnya. Mungkin jika hanya dirinya sendiri yang bertemu Daniel. Sudah sedari tadi dia melakukan baku hantam dengan cowok berengsek itu.
Sayangnya, sekarang dirinya sedang bersama Dara. Resikonya sangat besar jika dia terlalu gegabah.
"Kita lihat berapa lama lo bisa sembunyiin dia!" sarkas Daniel seraya tersenyum miring.
Arsel menggertakan giginya menahan segala kekesalan di dalam dirinya. Kalau bukan di Mall, mungkin dia sudah menonjok Daniel sedari tadi.
Tujuan utama dia adalah menjauhkan Dara terlebih dahulu dari Daniel.
Arsel langsung menggenggam tangan Dara dan menariknya keluar dari Timezone.
Daniel dari kejauhan terus menatap punggung Arsel dan Dara yang mulai pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELDARA [COMPLETE]
Teen Fiction[Follow Author sebelum membaca!] Tokoh utama di cerita ini, bukanlah sosok yang "Sempurna" bahkan sangat jauh dari kata itu. Dia Adara, sosok yang begitu banyak celah, egois, rumit, pembohong, naif, dan benci banyak hal di dunia ini. Sosok yang terp...