_______________
"Dia itu berbeda. Dia itu begitu istimewa di berbagai kesempatan yang pernah ada. Dan apapun, yang istimewa pasti akan sulit untuk di lupakan."
-Arselio Prasaja.
______________
Arsel terduduk di bangku warkop Mba Yen, depan gerbang sekolah. Masih lengkap dengan seragam putih yang acak-acakan dan di keluarkan dari celananya.Arsel menompang wajahnya dengan tangan dan sibuk mengemut permennya dengan jenuh.
"BABANG ACEL!!!" Bobby berlarian dengan heboh memasuki warkop.
"Lo bolos lagi, Sel?" tanya Damar baru datang, menarik bangku di sebelah Arsel dan duduk di sana.
"Hm," gumam Arsel malas.
Farzan yang juga datang, menarik kursi di depan Arsel, lalu mendudukinya.
"Widih, singkat amat kayak kisah cintanya Bobby sama Lala," sahut Farzan terkekeh geli Melirik Bobby.
"Aih! Si Bobby sama Lala mah, bukan kisah cinta singkat! Bobby belum mulai aja, udah kandas duluan," ledek Ervin tertawa bersama Farzan.
Bobby langsung menatap sinis dua manusia yang tertawa di sebelahnya.
"Teman laknat! Nggak tau diri! Sialan!" gerutu Bobby mengumpat terus-menerus.
"Astagfirullah, kamu ini berdosa banget..." Damar membulatkan matanya, melihat Bobby sambil menutup mulutnya dengan tangannya.
"Nggak usah sok solimi lo, Mar! Gua geplak muka lo pake sendal jepit ijo punya Bapaknya Ervin nanti!" Bobby menatap nyinyir Damar.
"Dih! Ngapa Bapak gua di bawa-bawa," sahut Ervin.
"Hiks, kalian semua tuh nggak tau betapa sakit babang Bobby berjuang untuk Lala," ucap Bobby dramatis, berpura-pura menangis.
"Dih, ngapain lo? Syuting film azab?" cerocos Farzan.
"Kampret!" umpat Bobby langsung memasang wajah datar.
Selang beberapa detik, Bobby mengelus dadanya sendiri, dan kembali berakting menangis. Fix sih, cocok buat aktor film azab yang kena petir.
"Apaan sih!? Bikin malu aja," ucap Ervin melihat Bobby.
"Lo tuh nggak tau, betapa sakitnya Babang Bobby, melihat Neng Lala berangkat di anter si Raka burik itu!" cerocos Bobby mulai curhat dengan penuh emosi.
"Raka?" tanya Arsel mulai menyambung pembicaraan.
"Ho'oh, anak baru kelas 11 IPS 3, ganteng sih katanya," jelas Ervin.
Oh, pantas saja Arsel belum mengenal orang yang bernama Raka itu. Ternyata, anak baru.
"Hiks, susah payah gua deketin Neng Lala, masa dia yang dapet!" gerutu Bobby tak terima.
"Makanya! Lo gas terus dong si Lala, masa kalah gitu aja sama anak baru! Dimana harga diri lo jadi anggota Lexion!?" Farzan memanas-manasi Bobby. Kek, setan memang.
"Tau lo nih! Masa urusan cewek aja kalah!" Damar ikut mengompori Bobby. Jadi, setan kedua dia.
"Tenang! Babang Bobby adalah pria tangguh! Nggak akan kalah sama si Raka-Raka burik itu!" semangat Bobby menepuk dadanya dengan Bangga.
"Mirip Tarzan, njir! Pas nepuk dada mulu," ledek Ervin tertawa ngakak.
Farzan dan Damar lantas ikut tertawa karena ledekan Ervin. Aneh-aneh emang mereka ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELDARA [COMPLETE]
Teenfikce[Follow Author sebelum membaca!] Tokoh utama di cerita ini, bukanlah sosok yang "Sempurna" bahkan sangat jauh dari kata itu. Dia Adara, sosok yang begitu banyak celah, egois, rumit, pembohong, naif, dan benci banyak hal di dunia ini. Sosok yang terp...