13. Pesan dari Raja

242 68 80
                                    

Jangan lupa voment ya cuyy 💛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa voment ya cuyy 💛

___________

"Kau tau? 99% manusia itu, sangat pintar dalam bersandiwara. Ntah, itu tentang perasaanya atau tentang siapa dia yang sebenarnya"

-SELDARA-

___________

"WOY KECEBONG AMAZON!"

BRUK!

Seketika Dara tersentak, sampai gadis itu tersungkur ke lantainya.

"Ssh, aduh pantat mulus gua ciuman sama lantai," gerutu Dara sambil membersihkan roknya.

Arsel memasang wajah julidnya. "Hilih, pantat tepos aja ribet bener!"

Dara yang mendengar ocehan Arsel, langsung menatap Arsel dengan tatapan sinis.

"Bisa nggak sih lo kalau manggil tuh yang lembut kek!" oceh Dara seraya bangkit dari lantai.

"Dih, dari tadi gua dah manggil lo ya! Lo-nya aja kayak orang budek!" cerocos Arsel sambil bersedekap dada.

"Emang lagi mikirin apaan sih lo?" tanya Arsel tiba-tiba melempar helm ke arah Dara.

Untung gerak Dara termasuk cetakan, jadi ia bisa menangkap helm itu. Ya, walaupun perih juga tangannya.

"Ish! Bisa kagak lo tuh lemah lembut sama gua? Sekali aja," protes Dara sambil memakai helmnya.

Arsel menatap Dara dengan wajah datar.

"Kagak. Muka lo nggak cocok buat di halusin," ungkap Arsel tanpa rasa berdosa.

Dara memasang wajah jenganya. Namun, sedetik kemudian ia memasang senyum devil-nya. Ia langsung buru-buru naik ke jok belakang Arsel.

PLAK!

Lalu Dara memukul helm yang Arsel gunakan dengan senang hati.

"KUY BERANGKAT!" seru Dara dengan senyuman tanpa rasa bersalah.

"KEPALA KAU ITU BERANGKAT! GUA INGET NIH YA! UDAH DUA KALI LO GEPLAK PALAK GUA!" cerocos Arsel mempelototi Dara.

"Udah berangkat aja. kuy Mcd!" ajak Dara tanpa rasa bersalah.

Arsel hanya diam karena masih kesal dengan Dara. Akhirnya ia menjalankan motornya, meninggalkan halaman sekolah.

Seperti biasa mereka melewati kemacetan ibu kota pada sore itu. Kebetulan hari ini baru saja selesai hujan, yang membuat hawanya sedikit sejuk dan polusi pun ikut berkurang.

Sampai di lampu merah, Arsel diam-diam mengintip Dara yang di belakangnya.

"Tumben tuh kecebong senyum mulu," batin Arsel.

SELDARA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang