10. Rasa yang meluruh

280 84 117
                                    

Jangan lupa vote dan komen yaa 💛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen yaa 💛

__________

"Yang ingin pergi akan tetap pergi. Yang ingin tinggal akan tetap menetap. Lalu, untuk apa kau terus berpura-pura?"

-A, D, R-
__________

Motor Raja berhenti di depan taman bermain. Dara turun dari motor dengan hati-hati. Raja mulai melepas helmnya dan juga membantu melepas helm Dara.

"Ngapain kita ke sini, Ja?" tanya Dara.

"Udah ayuk ikut aja," ajak Raja sambil menarik tangan Dara.

Sedangkan, Dara hanya bisa pasrah di tarik oleh Raja.

Sampailah mereka di depan pohon yang sangat besar dan terlihat sudah tua. Di batangnya terdapat kayu balok yang di paku hingga menyerupai tangga.

"Ngapain kita ke sini, Ja?" tanya Dara menatap bingung pohon tua itu.

Raja hanya tersenyum.
"Coba aja, Dara naikin tangga kayunya," suruh Raja.

Dara memutar bola matanya malas, bukannya tidak menghargai Raja. Cuma jiwa mager dia lagi mode on sekarang.

Dara akhirnya mau tak mau harus naik ke atas. Satu persatu anak tangga ia naiki. Sampai ia di anak terakhir tangga, ia ternganga dan terdiam di tempat.

"Ra! Cepetan naik aja!" ucap Raja dari bawah dengan volume yang agak kencang.

Dara yang mendengar seruan Raja. Akhirnya naik ke tempat itu. Ternyata di balik daun yang begitu lebat ada sebuah bangunan kecil di dalamnya. Bisa di bilang semacam rumah pohon.

Dara berjalan ke arah salah satu jendela yang terdapat di sudut ruangan. Terlihat jelas bulan dan bintang saat pertama kali ia menatap keluar.

"Bagus, kan, pemandangannya?" tanya Raja muncul di belakang Dara.

Tubuh Dara sedikit terjingkat karena terkejut. Lalu, ia menengok ke belakang dan mengganguk ke arah Raja.

"Maaf buat tadi di sekolah," ucap Raja berdiri di sebelah Dara.

Dara terdiam sejenak, mengingat kejadian di sekolah tadi. Lalu, ia memasang senyuman tipis di wajahnya.

"Maaf? Udahlah nggak usah di ingat, anggap aja itu angin lalu," sahut Dara terdengar enteng. Karena ia terus fokus pada pemandangan di depannya.

SELDARA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang