23. Tragedi perpus

210 46 124
                                    

________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

________________

"Untuk hari ini, tidak ada kata-kata yang terungkap. Seperti ada benalu yang sudah tertancap. Menjadi penghalang untuk berkata keluar."

- dari Sang penulis -
_________________

Cahaya Sang fajar mengendap-ngendap di antara sela-sela tirai, menciptakan bayangan yang menghiasi lantai berwarna putih.

Di sisi lain lantai itu, ada kaki seorang gadis yang berwarna putih pucat. Gadis itu menegakkan postur tubuhnya, seraya memakai dasi.

Drtt... Drtt...

Getaran ponselnya terdengar dari sudut ruangan. Dengan terburu-buru, gadis itu berjalan ke arah ponselnya.

Jarinya yang lentik membuka satu pop up pesan yang membuat ponselnya bergetar.

Raja.
Dara mau Raja jemput?

Dara.
Ngak usah, Raja berangkat duluan aja.

Raja.
Oh, okey.
Hati-hati di jalan, ya.
Jangan lupa sarapan.
Pakai jaket juga, di luar udaranya dingin.

Dara.
Iya-iya, cerewetnya mulai deh!

Raja.
Hahaha, Gapapa dong.
Yang penting Dara nggak sakit.

Sudut bibir Dara tertarik ke atas, membaca pesan dari Raja. Cowok itu memang selalu bisa membuatnya tersenyum, walau hanya dengan perhatian-perhatian kecil.

Dara langsung menaruh kembali ponselnya, ia tak berniat menjawab pesan terakhir Raja. Karna pesan itu bisa saja terus berlanjut, tanpa henti.

Dara langsung mengambil cardigan ungunya dan memakai kaus kaki putihnya sampai lutut.

Setelah selesai memakai seragam, kedua kakinya langsung berjalan keluar dari kamar, menuruni satu persatu anak tangga di rumahnya. Ia menuju ke dapur, dimana ia sering memasak.

Sampai di dapur, Dara langsung membuka kulkas. Mengambil bawang merah, bawang putih, cabai, telur, dan sosis. Lalu ia membuka rice cooker mengambil nasi dan kecap.

Tangannya bergerak dengan lihai bersamaan dengan pisau yang terus mengiris semua bahan untuk membuat nasi goreng.

Setelah selesai mengiris, Dara langsung mengambil teflon dan memasukan semua bahan, sesuai dengan urutan yang biasa di gunakannya.

Beberapa menit di butuhkannya untuk membuat masakannya matang.

Setelah nasi gorengnya jadi, Dara langsung menuangkannya pada kotak bekal berwarna putih miliknya.

SELDARA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang