Jangan lupa vote dan komennya yah^^
________________
"Banyak hal ataupun kejadian singkat yang terjadi. Setiap detiknya, setiap saatnya, dan setiap waktunya. Mungkin, untuk saat ini hal ataupun kejadian itu hanya akan menjadi cerita yang sederhana. Namun, suata saat nanti akan menjadi sebuah memori kenangan yang begitu berharga."
—Adara Farhana.
______________
"DARA!!!!!!!" teriak Gwen dengan heboh di lorong koridor.Dara yang tau siapa yang memanggilnya, langsung merasa malu dan terus melanjutkan langkahnya tanpa menoleh sedikitpun ke belakang.
"DARA!! KOK GUA DI TINGGAL SIH!?" teriak Gwen lagi seraya berlari menghampiri Dara.
Dara malah semakin menundukan pandangannya. Merasa malu oleh suara cempreng sahabatnya itu.
"Ra! Gue manggilin lo terus kampret! Sombong banget lo kagak nengok-nengok!" sungut Gwen yang sudah berjalan sejajar dengan Dara.
"Ya gue malu, Nyeti!!! Lo teriak udah kayak gorila lepas dari kandang, njrit!" cibir Dara dengan wajah julidnya.
"Astagfirullah, kau sungguh tega!" ketus Gwen memasang wajah yang memelas.
"Muka lo jelek!" cetus Dara meraup wajah Gwen dengan telapak tangannya.
Gwen langsung membuang muka, dan menghindar dari tangan Dara yang membekap wajahnya.
"Tangan lo bau terasi, dugong! Lo abis bikin sambel terasi, ya!?" tuduh Gwen dengan wajah watadosnya.
"Kagak tau," acuh Dara langsung berjalan cepat, meninggalkan Gwen yang masih bengong di belakang.
Gwen yang di tinggalin lagi hanya bisa tersenyum terpaksa. Sudah mukanya di raup kayak nasi uduk, di tinggalin lagi pula.
"Biasalah! Gini nih kalau nasib orang terlalu Cantik. Jadi pada ninggalin mulu, terlalu silau sama kecantikan gua!" monolog Gwen memuji-muji dirinya sendiri. Kasian padahal masih muda.
•••
Keheningan kelas benar-benar terjadi di kelas Arsel. Waktu ujian sudah mulai sejak 1 jam yang lalu. Namun, sedari tadi baru 5 soal yang bisa di kerjakan oleh Arsel. Sedangkan masih ada 25 soal lagi yang harus di selesaikan dalam waktu 30 menit sebelum istirahat.
Jangan tanya betapa paniknya Arsel. Sekarang, cowok itu malah sibuk memasukan tangan ke kolong meja dan perlahan-lahan membuka bungkus permen karet. Kemudian memasukan permen karet itu ke dalam mulutnya dengan cepat, sambil melirik-lirik ke arah meja pengawas di depan. Bego emang. Udah nggak usah di temenin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELDARA [COMPLETE]
Teen Fiction[Follow Author sebelum membaca!] Tokoh utama di cerita ini, bukanlah sosok yang "Sempurna" bahkan sangat jauh dari kata itu. Dia Adara, sosok yang begitu banyak celah, egois, rumit, pembohong, naif, dan benci banyak hal di dunia ini. Sosok yang terp...