Chapter 26 : sang Dewi Pelindung beraksi

3 0 0
                                    

"Astina bangun.....bangun bukan saatnya kau tertidur" suara bisikan yang membisikan di telinga Astina yang sedang terbaring di tanah.
Secara samar - samar Astina melihat Apri dan Maria sedang bertarung melawan para Kandidat atau para Mantan Apri, "a...k...u" ia berkata dengan sangat pelan.

Sementara Apri yang sedang menangkis Serangan Tombak laut pertama Amelia yang bentuknya hampir mirip garpu dengan tangan kirinya yang terlihat berwarna merah pekat bagaikan darah yang membeku, "wah ....sepertinya sayang ku ini sudah belajar kemampuan sihir yang dimilikinya" ucap Amelia, "diam kau keparat!! Ini bukan kemampuan ku dan aku terpaksa sebab kalian lah yang membuat ku menjadi seperti ini!!" Ujar Apri. "Bwosh" muncul sebuah duri sebesar pasak yang menghantam langsung ke punggung Apri "crat!" duri itu menembus hingga ke dada Apri "huek....sial serangan dari belakang" Apri pun memuntahkan darah kental dari mulutnya, "kau bilang....apa.....hah....!! Gara - gara kami kau begini, apakah aku tak salah dengar......?" Diana dari belakang dan menekan duri yang tertancap di punggung Apri.
"Crip crip " Nabila menghempaskan pasukan Lipannya tepat di bawah kaki Apri, lalu Lipan - Lipan itu menggerogoti kaki Apri. "Hei....pria busuk.....!! Kau mengucapkan hal itu seakan akan kami lah yang bersalah atas dirimu, tetapi kau tak pernah menyadari bahwa kami begini itu karena dirimu yang selalu membawa kesialan pada kehidupan kami" ucap Nabila yang mendekati Apri.
Apri sambil menahan rasa sakitnya itu pun menjawab perkataan Nabila "ugh.....! Siapa yang membuat....ke..sialan...hah....!" Teriak Apri dengan mulut penuh darah, "sudahlah....Nabila dia tak akan mengerti dengan apa yang kau ucapkan, lebih baik kau fokus saja bahwa kita masih untuk memperebutkan siapa yang akan mencabut nyawa pria busuk ini" ucap Amelia sambil menekan tombak yang sedang di tahan oleh tangan kiri Apri.
"Diam kau Amelia....kau tak akan tahu bahwa dia telah membunuh Saudariku!" Seru Nabila, " dari awal aku tak ingin mengerti masalah mu Nabila, sebab kita semua disini bukanlah kawan atau rekan. Dan aku akan tunjukan ini padamu.......tarian Air pemecah angin......Kidul Hejo.....!" Amelia meniupkan sebuah hembusan angin berwarna hijau ke arah Nabila "fuuhhhhhh.....!" Nabila pun terpental dan menjauh dari area pertempuran "sial kau Kidul.........!" Teriak Nabila yang terpental.
"Trang!" Tombak Amelia pun patah "kau terlalu fokus Amel....?!, lihatlah ini" Apri pun berhasil mematahkan Tombak Amelia dengan tangan kirinya, "greb....buak!" Apri menarik Amelia dan memukul wajahnya "bedebah!" Amelia pun terjatuh. "Kalian berdua memang bodoh, aku lah yang akan membunuhnya" ucap Diana yang terus menekan duri yang menembus punggung Apri, "tidak juga....hahahahah.....kau lah yang bodoh   Diana.....!!" Ucap Apri yang menoleh ke arah Diana dengan bola mata yang mengeluarkan cahaya merah. "Crash!" Seketika duri Diana pun hancur berkeping keping, Diana pun terkejut "apa!" Apri pun menarik Diana dan memukul wajah Diana sampai ia terpental jauh darinya " rasakan ini.....Bocah sok pintar!" Ujar Apri yang masih bercucuran darah di tubuh yang memiliki lubang besar di punggungnya "duak....blas!" Tiba - tiba Vyra dan Eva muncul dan menyerang Apri secara bersamaan " Wista Nagini ( Ular Besar beracun)" serangan Vyra yang menjadi Ular besar dengan racun sangat banyak di taringnya " Ice Apple!!" Eva meluncurkan tinjunya yang dilapisi sebuah sarung tinju dari bongkahan es yang berbentuk Apel. Apri menajamkan matamya dan seketika tubuhnya pun mengeluarkan asap, "bwosh " terlihat luka - luka di tubuh Apri pulih dengan cepat seakan tubuhnya tak pernah tergores sedikit pun. "Aku akan menyerang balik kalian.....Terimakasih Messsias.......Dancing Queen!!!" Apri berputar dan membentangkan kedua tangannya layaknya gasing "wush.....wush " putaran pun menciptakan sebuah pusaran angin kecil, seketika keluar aura berwarna merah dari pusaran itu dan aura itu membentuk sebuah pedang - pedang kecil yang melesat bagai peluru ke arah Vyra dan Eva yang sedang menuju untuk menyerang bersamaan. "Crat crat crat " pedang - pedang itu pun berhasil mendarat ke kepala Vyra dan mendarat tepat ke kedua mata Eva yang membuat Eva hancur menjadi kepingan - kepingan es. "Grab " muncul sebuah pasir berbentuk tangan yang seketika menghancurkan pusaran, "brak!" Apri pun terjatuh "ugh, sialan aku lupa jika masih ada Riskha" ia pun tersungkur ke tanah. "Selimut.....debu....!" Riskha langsung menghempaskan debu - debu pasir yang terbal bagaikan sebuah selimut untuk menutupi Apri, "cih.....tak semudah itu, peluru darah....menyebarlah dan buat pasir itu mengeras..... Gatling!! Darah darah itu pun melesat bagaikan peluru yang di tembakan oleh machine gun "pyung pyung pyung " tepat di pasir Riskha. Beberapa detik pasir Riskha pun mengeras seperti semen dan hancur "sialan!" Ujar Riskha. Sembari bangkit berdiri Apri berkata "satu hal lagi Riskha yang aku tahu tentang dirimu, dari dulu sampai sekarang kau memiliki sifat ceroboh dan lihatlah kedua tangan mu yang tadi kau gunakan untuk melepaskan selimut pasir itu" Apri menunjuk ke tangan Riskha yang berubah menjadi semen dan menjalar ke semua tubuh Riskha "wialan wau wapi (sialan kau Apri)" Riskha pun hancur bagaikan semen yang mengering. "Durga......hadapi.....aku sekarang.....semua boneka mu tumbang! " teriak Apri yang melihat Durga di atasnya dengan wajah penuh amarah, "Hahahaha sepertinya manusia imut ini ingin aku menghadapi nya.....baiklah.....Jim!" Tiba - tiba Durga menghilang. Apri terkejut "dimana Dewi brengsek itu!!" Ucapnya sambil menengok kesana kemari, "hyung.....lihat belakang mu Manusia " ucap Abadon yang menujuk ke arah belakang Apri. "Ini kan mau mu.....JIM.....melesatlah " Durga yang tiba - tiba muncul di belakang Apri pun langsung mencetil Apri, Apri pun terpental hingga ke seberang Danau "blash!!" Durga pun tersenyum "itulah alasannya mengapa aku tak mau ikut turun tangan, sebab level ku dan kau sangat jauh bagaikan bumi dan langit " ucap Durga.
"Hei" Astina yang mengangkat tubuhnya perlahan, "kasihan sekali keadaan mu ini Astina, lihatlah saat ini kau hanya seorang figuran yang terbuang dari sebuah cerita yang aku ciptakan " ucap Durga kepada Astina yang berada agak jauh darinya. "Sombong sekali caramu mengatakan ini Durga, ak...aku uhuk....uhuk akan membalas semua yang kau perbuat terhadap ku waktu itu uhuk.....uhuk disini" ucap Astina terbata bata. "Gimana ya, kau saja terluka parah dan satu lagi aku juga akan akhiri penderitaan mu....hahahaha lengkaplah" Durga yang menghilang dari hadapan Astina "syut " dan ia muncul tepat di depan wajah Astina "kau akan ku lenyapkan dalam sebuah medan dimensi yang menghancurkanmu secara perlahan.....JIM...kirim dia ke Penjara neraka.....kesunyian....!" Durga menyentuh kening Astina dengan jari telunjuknya, dan "plop" Astina menghilang. "Sangat mudah untuk menyingkirkan satu kutu bagiku sebab aku adalah seorang Dewi yang maha Sakti " ucap Astina dengan sombong nya, "blas!" Sebuah hembusan angin muncul "hah....memangnya kau saja yang seorang Dewi.....aku pun juga....dan aku ini adalah seorang Dewi Pelindung.....kau camkan itu!!" Suara Astina yang bergema. "Apa?!" Durga pun terkejut, "dari tadi aku menahan seluruh kemampuan ku untuk bertarung dan menghabisi mu, Durga!. Sebab bagiku hanya membuang buang energi ku saja bila aku bertarung melawan para keroco mu itu, maka itu aku sengaja agar aku terlihat lemah dan aku sengaja kalah....sebab saat ini sang Dewi Pelindung akan beraksi untuk meringkus Dewi jelek seperti mu" suara Astina yang menggema.

Tiba - tiba "bruak....jger!!" Astina muncul tepat di wajah Durga dan menyerang balik dengan cakar yang terlihat memiliki aliran petir yang sama dengan milik Fitri yang merupakan petir dari Zeus.

LIGA MANTAN season 1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang