Chapter 05 : Umi

7 2 0
                                    

#Masih di dalam ingatan Astina

Astina yang melarikan diri dengan membawa Apri di saat waktu terhenti, "wussh " Durga mengejar mereka "mau kemana kau kucing hitam.....sialan.....jatuhkan Pemuda itu atau kau akan ku habisi!!" Ujar Durga yang melesat mengejar Astina secepat cahaya dengan sayap bidadari yang amat besar hampir menutupi pepohonan yang berada di hutan itu.

Sementara Maria terdiam dengan tubuh banyak darah di sebuah Salib besar yang melayang di udara, "blash" tiba - tiba seseorang membebaskan Maria. "Kalian berdua......" Maria terkejut melihat dua sosok malaikat yang membebaskannya, "lu harusnya lebih cepet kesini Jok!!" Ucap seorang malaikat yang membawa panah.
"Jangan salah in gue dong? Kan gue harus anterin isteri gue kerja dulu" jawab seorang Malaikat yang berbaju Zirah emas dengan pakaian adat Jawa.
"Terimakasih Joko sang Gatot Kaca dan Rava atau Jay sang Adipati Karna pemanah berkuda" ucap Maria dengan senyum kecil di wajah yang sudah bercucuran darah dan memar akibat siksaan Durga tadi.
Waktu pun kembali normal "Tik tak " mereka pun mulai bisa bergerak kembali, "psssttt " di hutan tempat ke 13 kandidat calon Dewi atau para Mantan Apri pun terselimuti oleh asap ilusi yang dibuat Astina, "apa ini?" Ucap Riskha. "Sial seseorang sudah membuat asap ini" ucap Diana, "aku akan membunuh kalian semua.....Rasakan ini....Nekomata!!" Suara seseorang yang bergema dianya mereka ber 13. Terlihat Kucing raksasa yang berjumlah puluhan ribu diantara mereka ber 13, "cih.....sebab itu aku membenci Kucing!!" Ujar Silvia. Mereka pun tak mengetahui bahwa Kucing - Kucing besar itu adalah Ilusi yang Astina ciptakan menggunakan asapnya, mereka bertarung sampai lelah dengan Kucing ilusi yang Astina ciptakan.
"Duar ....Duar....jger!!" Durga yang mengejar Astina menoleh kebelakang dan berkata "dasar Manusia - Manusia bodoh yang mudah ditipu oleh ilusi Kucing Hitam brengsek ini.....Agni Parvvati....!!" Durga menembaki bola Api ke arah Astina "blar.....duar....jger " Astina menghindarinya "sialan" ucapnya.

Tiba - tiba "crat" sebuah panah menembus tubuh Durga "ugh!!" Durga merintih. "Bagus Jay tepat di Oppainya " ujar Joko yang sedang melesat secepat kilat ke arah Durga "sekarang Jok....!!" Teriak Jay, "Ajian......Kantata takwa.....pukulan Emas Surga......!!" Sambil melesat ke arah Durga, Joko berteriak "Dush!!" Pukulan Joko tepat mengenai wajah Durga.
"Sialan kalian para Algojo!!" Teriak Durga yang kesal "brak!" Durga pun terjatuh.
Akhirnya Astina pun berhasil membawa Apri pergi ke suatu tempat yang ia tuju, tempat itu adalah Sebuah bangunan besar yang kosong di kaki gunung ceremai dan tak ada satu pun Makhluk yang mengetahui tempat itu sebab pagar ghaib tingkat tinggi terpasang di pagar rumah itu.

Astina yang membawa Apri pun sudah memasuki bangunan itu, "you berhasil Astina" ucap Maria dengan tubuh penuh darah. Astina hanya tersenyum, "syukurlah Nyonya selamat" ucap Astina. "Astina you sungguh assisten terhebat ay dan ay bangga dengan you, emmm.....bagaimana you mengalahkan para Mantan - Mantan Apri itu?" Ucap Maria. "Hahaha hanya dengan sedikit klik mereka pun tumbang" ucap Astina yang tersenyum indah sambil membaringkan Apri di sebuah Ranjang, "setelah ini you harus mengajarkan Apri tentang Ilmu sihir agar ia bisa melindungi dirinya sendiri" ucap Maria, Astina mengangguk sambil membuka bajunya "ogheeyy " ucapnya.
Durga yang tersungkur ke tanah "sialan....!" Durga berteriak dengan penuh amarah. Dua Algojo itu pun sudah tak ada di hutan setelah mereka merobohkan Durga tadi sedangkan para Mantan - Mantan Apri yang terkena ilusi Astina pun sudah kelelahan dan mulai tumbang satu persatu.

#saat ini setelah 2 bulan itu
Astina yang sedang dipukuli Tiara dan Silvia di sudut dekat pekarangan rumah Apri, "segini saja Hahahaha.....mana ilusi bodohmu itu.....P.....e.....l....a....c....u...r" ucap Tiara meledek. "Brak " Riskha menjatuhkan seseorang yang terbalut seperti mumi "lihat itu adalah mertua kita.....Hahahaha" ujar Fitri sambil menunjuk seseorang yang di jatuhkan Riskha, Astina melihatnya sambil menangis "keparat....! Apa yang kalian lakukan kepada orang tua Apri....?!" Ujar Astina dengan air mata dan wajah penuh amarah. "Bug.....bug!" Tiara memukul hidung Astina sampai memuncratkan darah "crat" muncratan darah Astina pun mendarat ke wajah Tiara yang sedang asyik memukulinya.
"To....to....long" ucap Umi yang sedang terbalut itu, "hentikan..........!" Dari dalam sulur Apri berteriak.
"Hai Budak budakku lihat lah Pria malang di dalam sulut itu.....ia hanya bisa berteriak!!" Ucap Amelia di atas tandu sambil membagikan emas kepada para warga yang menjadi budaknya.

"Wunggg......!!" Sekumpulan Helikopter melintas diatas mereka "kalian menyerah lah.....kami sudah mengepung kalian!!" Suara dari salah satu Helikopter.
"Dasar kecoa pengganggu.....!" Nabila melesat dengan Ribuan lebah miliknya ke arah Helikopter, "sebaiknya kita hentikan perselisihan ini Diana" ucap Sarah, "benar sebab ada hal lebih penting yaitu menghabisi kecoa kecoa pengganggu yang saat itu melayang diatas kita" jawab Diana sambil merapal tangannya.
"Hei Lily buka Sulur mu agar kita semua melihat wajah malang Apri saat ia tahu jika orang tuanya kita siksa" ucap Fitri. Lily membuka sedikit sulurnya dan Apri pun melihat Umi yang sedang terbalut seperti Mumi di samping Riskha, "keparat kau Riskha.....lepaskan Umi....!" Teriak Apri dengan wajah yang berkaca kaca.
"Huuuu......hiar hambah henarik ahu ahan melempal Apli he alah ibunya" ucap Lily, "brak " Lily pun melemparkan Apri ke arah Umi. "Hahahahah suatu pemandangan sangat indah.....Mba Riskha bisakah kau jatuhkan ibunya juga.....aku ingin sekali melihat Drama sedih disini" ucap Anisa.
Riskha pun membuka perban wajah Umi dan menjatuhkan ke arah Apri, "umii......umii....hiks " Apri sambil menangis, "hiks....hiks....kalian sungguh kejam.....memperlakukan anakku dan diriku seperti ini padahal dahulu aku menerima kalian karena kalian kekasih Apri dan aku juga pernah berharap kepada kalian agar kalian menikah dengan Apri" ucap Umi kepada mereka.
"Hentikan basa basi busukmu itu wanita tua!!" Teriak Fitri.
"Aprii......kasihan sekali nasibmu nak, kalian seperti anjing yang ditolong menggigit " ucap Umi dengan kesalnya.
"Bruk " Fitri menendang kepala Umi, "hei nenek tua....apakah kau ingat waktu itu....kau yang menyuruh Apri untuk menceraikanku.....!!" Seru Fitri dengan wajah yang memerah penuh amarah.
Fitri merubah dirinya menjadi burung besar, "kau benar - benar mengamuk ya Mba Fitri?" Ucap Eva. "Amel dan yang lain uruslah Helikopter itu.....biarkan aku yang akan mengurus orang tua yang banyak cakap ini!!" Ujar Fitri, "hei....hei....kenapa kau memerintah kami, siapa kau.....kau itu bukan ketua kami!!" Ucap Adistya. "Sudah lah biarkan saja Dis, dan juga kita gak repot repot untuk memberikan pelajaran untuk nenek tua itu" ucap Riskha.

Mereka menjauh dari jarak Fitri yang sedang melayang dengan listrik di sekujur tubuhnya.
"Mii....hiks.....hiks.....keparat kalian!!" Ujar apri, "sluurrp" Lily menarik Apri menjauh dari Uminya "keparat!!" Apri berteriak.
Dengan wajah yang terlihat penuh air mata Umi berkata "Apri jaga Keponakanmu Zahra.....Umi bangga mempunyai anak seperti Apri.....jangan lupa Ibadah " ucap Umi dengan senyum yang dibalut air mata.

"Jger!! " Fitri menyambarkan Petirnya ke arah Umi "Duar!!" Ledakan itu mengakibatkan ledakan Bigbang yang meratakan rumah Apri dalam sekejap.
"U.....MIIIII!!!" Apri pun berteriak histeris melihat ibunya di sambar oleh Fitri dengan petirnya.
Saat itu keadaan berubah menjadi sangat suram, Apri menangis untuk Umi sambil mengenang masa kecilnya bersama Umi.

LIGA MANTAN season 1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang