Chapter 34 : RASA yang tertinggal

0 0 0
                                    

Joko dan Anisa pun tewas secara bersamaan.

#Di alam barzah
"Mon.....mon....bangun" Anisa yang sudah menjadi Arwah sedang membangunkan Temon di suatu Kamar serbah putih.
"Hah? Apakah kau mati?" tanya Temon, Anisa hanya mengangguk.
"Aku sudah membalaskan dendam mu kepada Joko, dan ia sebenarnya adalah Algojo dari Surga yang menyamar untuk memantau Dunia dari para Iblis. Ia saat ini berada di pihak seseorang yang menginginkan Kiamat tetapi aku sebaliknya yang berada di pihak Dewi Batari Durga dan aku salah satu kandidat calon penjaga Neraka tetapi aku sekarang mati, yahh...aku gagal Mon sebab tujuan Liga itu adalah membunuh Apri.
Aku tewas dan kini aku siap menerima hukumannya, hehe...tapi aku mempunyai waktu selama 30 menit untuk menenemui mu" ucap Anisa sambil memeluk Temon.
"Terimakasih,Nis....hiks....hiks....kau sudah menanggung rasa ini dan aku ingin kau tahu jika kau harus memaafkan Apri, begitu juga ia adalah Mantan pacar yang pernah memiliki rasa padamu" ucap Temon yang terus menjatuhkan air matanya.

"Kau juga harus tahu, Nis bahwa Joko itu mencintaimu. Maka dari itu dia melakukan itu agar aku dapat berhenti dari kecanduan Narkoba ku, sebenarnya ia sengaja membuat ku di pecat agar ku dapat Sober dan sembuh dari kecanduan barang haram itu sebab jika aku masih berkerja aku terus menerus menghabiskan uang ku demi membeli barang haram itu" ucap Temon.
Setelah mendengar hal itu Anisa pun menangis dan ia terdiam, bibirnya gemetar.

"Dan aku sebagai kakak mu selalu bersyukur memiliki adik sebaik dirimu, apakah kau lupa?. Dahulu kau yang masih polos pernah mengatakan jika bukan kebahagiaan yang kita selalu bersyukur tetapi rasa bersyukurlah yang membuat kita dalam kebahagiaan" Temon mengatakan itu sambil menghapus air mata dari wajah Anisa.
"Aku bersalah....aku bersalah dan saat ini aku akan masuk ke dalam sebuah Dimensi kegelapan permanen sebab itulah konsikuesi yang harus ku terima jika gagal dal Liga ini, aku akan menjalaninya sampai Kiamat tiba atau sampai ada seseorang dari para kandidat yang berhasil membunuh Apri.
Aku akan bebas saat itu dan aku di janjikan akan mendapat sesuatu permintaan yang di berikan Dewi Batari Durga sebab aku sudah mengikuti Liga ini walau gagal di tengah perjalanannya, aku akan berjanji agar meminta kau dan aku di tempatkan di Alam yang sama. Kita akan bahagia dan tak terpisahkan" ucap Anisa dengan wajah yang berkaca - kaca, Temon pun memeluk adiknya kembali.
Kemudian Anisa berpamitan dari sisi Temon, ia ingin pergi untuk menemui Joko di Neraka saat ini dan meminta maaf kepadanya.

Anisa yang sedang melangkah pergi dari tempat Temon, baru saja melangkah 7 langkah ia di hentikan sesosok arwah yang memakai pakian putih dan berambut rapih.
"Hai, Nis" sapa arwah itu, Anisa menangis menatap arwah itu.
"Bang..... Bang Fajar? " ucap Anisa, "ia aku datang menemui mu sebab aku di izinkan Yudi yang mempunyai Jabatan seperti ku dan Joko, aku disini hanya bilang padamu agar memaafkan Apri dan terima lah semua hukuman mu" ucap Fajar.
"Iya... Iya.... Aku akan mendengarkan hal.... Hiks.... Hiks itu Bang? "sambil menangis dengan wajah penyesalan Anisa pun berlutut. Fajar pun yang tak tega melihat Anisa berlutut dan menangis, ia pun mengangkat tubuh Anisa untuk berdiri "sudahlah, Nis. Sekarang kau pergilah dan temui Joko di dalam Neraka" ucap Fajar.

Setelah itu Fajar meninggalkan Anisa, Anisa masih menangis sambil melangkah ke sebuah gerbang besar yang terlihat lusuh.

"Welcome to Hell" Malaikat Malik berkata kepada Anisa yang sudah memasuki area Neraka, "tolong antarkan aku ke Neraka Jahanam" ucap Anisa kepada Malaikat Malik yang berwujud menyeramkan bagai Monster yang sedang memegang sebuah alat penyiksaan.
Anisa pun diantarkan menggunakan sebuah perahu kecil dan melewati Sungai berkabut, disana banyak teriakan dan suara hantaman senjata berat.

Tiba di sebuah Goa yang begitu gelap dan lembap, banyak hewan menjijikan dan menyeramkan.
"Melangkahlah ke dalam Goa itu agar menuju pintu Jahanam" ucap Malaikat Malik, Anisa pun turun dari perahu dan melangkah ke dalam Goa.
"Tak tuk tak tuk" banyak suara pukulan kampak pemecah batu di dalam Goa itu, "hei kau yang disana....mengapa kai diam saja!!!" Sesosok Monster dengan sebuah pecut memerintahkan salah seorang yang sedang bersandar di batu barah panas.
Kepulan asap berwarna hitam pekat mengisi Goa itu bagaikan tak ada udara segar di dalamnya, "tap tap" Anisa memasuki Goa itu secara diam - diam sebab ia melihat sosok Monster yang menakutkan banyak di dalam Goa.
Tiba - tiba "kresek....brak!" Anisa terpeleset, Monster itu seketika mendekatinya.
"Siapa kau?" Ujar Monster, Anisa dengan wajah ketakutan menatap Monster itu.

"Bawa gadis itu....Chimera!!" Seseorang berteriak kepada Monster, "hentikan!! Dia teman ku....!" Muncul seseorang laki - laki yang mengenakan baju zirah hitam dan rantai besi panas di sekujur tubuhnya yang di penuhi darah.
Anisa pun seketika mengenali suara laki - laki berzirah itu, "Joko...." ucapnya dengan kaget.
"Hai kau....penghuni baru....mengapa kau bertindak kurang ajar kepada tuan ku....!! Grrrrrrr" sang Chimera marah, "maaf kan aku Tuan malaikat, gadis ini adalah teman ku dan tolong jangan kau perintahkan Monster bodoh ini membawa gadis ini" sambil berlutut Joko memohon kepada seorang Malaikat yang sedang duduk di atas singgahsana di dalam Goa.
"Hahahahahaha......ternyata di Neraka sepanas ini ada seseorang yang terlalu naif. Aku sudah memutuskan membawa gadis itu dan kau si penghuni baru akan ku hukum atas kelancangan mu yang menghentikan perintah ku, ingatlah ini Neraka bukan Surga tempat mu berasal" ucap sang Malaikat.
"Jika kau bersih keras membawanya....akan ku turun kan singgahsana mu keparat!!" Joko yang terlanjur marah, ia pun melepaskan seluruh besi panas yang memborgol dirinya dan menghentakan baju zirah hitam yang di tubuhnya "blar!!" Otot nya yang berkilau bagaikan Matahari pagi.
"Jo...Jo...Joko" dengan wajah penuh penyesalan Anisa menatap Joko,

*Flashback*
Saat hari itu Joko terus menatap Anisa yang duduk sendiri di depan meja Butik.
#Dalam hati Joko
"Mungkinkah ini Rasa yang tertinggal, Bidadari sepertimu selali menetap di hatiku" bagai terbang dan meloncati awan - awan.
Dan rasa itu tercermin saat Joko menatap ke arah Anisa, tetapi Anisa hanya melemparkan senyum begitu datar kepadanya.

Hari mulai berlalu dan Anisa pun saat ini menjalin hubungan dekat dengan Apri,  Joko yang mengetahui hal itu hanya memandanginya dengan wajah penuh kekecewaan.
"Sudahlah, biarkan saja dia memilih" ujar Temon yang menepuk Joko di sampingnya dengan membawa sebotol teh segar.

#Malam hujan di penuhi bunyi petir
Di dalam sebuah kamar Kos.

Anisa, Joko,  Temon, Apri dan satu orang yang bernama Fay atau nama asli Fikri sedang menikmati suatu barang terlarang. Barang berbentuk minuman cair berwarna putih menghiasi malam berhujan itu dengan imajinasi dan tawa.
Datanglah Seorang pemuda kurus kerempeng dan mempunyai tato gitar di tangan,  yang di kenal sebagai Komeng atau nama asli Anas. Komeng membawa plastik kresesk putih yang berisi lima bungkus nasi dari Warung makan.
"Nih, makananya gays? " ucap Komeng. 
Semua pun mengambil bungkusan itu.
Pertama dari Temon dan dilanjutkan Joko lalu Fikri dan Komeng.  Apri dan Anisa tidak mengambil sebab mereka mabuk berat dan bersandar satu sama lain,  "hei.... Kalian hormati kami dong!!!  Jangan bermesraan seperti itu!!! " ujar Fikri sambil membuka makanannya.
"Maaf.... Maaf deh, bang Fay? " jawab Apri dengan wajah memerah. Malam pun terlewati, tetapi perasaan Joko semakin terluka.

Saat Temon sedang memilah baju dengan mengendap endap di dalam gudang penyimpanan stok,  Joko muncul dan berkata " sedang apa kau, Mon.... Mencuri ya?! " dengan tatapan sinis dan melipat tangannya di dada.
Temon pun gugup,  "ti...ti...dak" ia menjawab dengan gugup dan meninggalkan gudang penyimpanan sambil melewati Joko yang saat itu masih menatapnya sinis.
"Kalau Kojay tahu pasti kau akan habis,  apalagi kalau Fajar dan Cahyo mengetahui pasti kau akan di sidang habis - habisan.  Ku berharap kau jangan melakukan hal yang diluar batas,  Mon" ucap Joko dengan penuh keseriusan sambil melihat Temon melewatinya.

LIGA MANTAN season 1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang