Chapter 13 : si Gadis Cuaca Fitri Bilang.....

5 0 0
                                    

Ke 7 Kuntilanak yang memiliki macam warna itu pun sedang menghadapi para Mantan atau Kandidat calon Dewi yang masih bertahan saat ini.

Saat ini Anisa yang masih bertarung dengan Jay, "kau harus mengakui bahwa kau itu lebih lemah, Anisa!!" Ujar Jay.

"Maaf aku tadi memang tak memperhatikan mu tetapi aku disini percaya akan menang dari mu dan akan kesana untuk mengambil Apri agar aku menjadi pemenang dalam LIGA ini" sahut Anisa yang sedang terluka parah dengan 16 anak panah yang menancap di tubuhnya.

"Jangan Optimis seperti itu sebab aku lah lawan mu, Anisa. Dan satu hal lagi yang ingin ku tanya kan kepada mu, mengapa kau berambisi sekali dalam merebut kemenangan di LIGA yang dibuat Durga ini?!" Ucap Jay.

"Sebab aku mempunyai sesuatu ke inginan" Anisa sambil memandang langit dengan mulut penuh darah sampai mengalir di lehernya.

Anisa yang terlentang sambil memandangi langit pun mengingat sesuatu,

*Ingatan Anisa
Di sebuah Rumah Sakit,
"Nis....Nis bisakah kau ambilkan air untukku?" Ucap Temon sang Kakak yang saat ini sedang dirawat di rumah sakit.

"Baik a' Temon" Anisa sambil memberikan segelas air putih di gelas kaca yang berukir sebuah siluet cangkang, "andai kan apa yang kau rasakan ini juga ku rasakan, maka aku beruntung sebagai adik mu yang bisa merasakan apa yang kakaknya rasakan" ucap Anisa dengan mata yang berkaca kaca.

"Kau membuat ku mengalirkan air mata ini untuk kesekian kalinya, Anisa. Apakah kau masih ingat saat kita di berusia 10 tahun?" Ucap Temon.

"Hiks......hiks.....hiks wak....waktu i....tu adalah masa suram keluarga kita, huaaaaa" Anisa tak kuat melepaskan kesedihannya dan ia menangis kencang.

"Saat itu kita yang sedang kelaparan sebab Ambu dan Abah sedang dirawat di rumah sakit akibat wabah Demam berdarah, kita yang masih belum tahu apa - ap itu pun terpaksa mencari uang untuk biaya agar kita bisa mengisi perut kita yang kosong. Aku terus mencari uang di peternakan Juragan Ajis sedangkan kau menjadi pengamen jalanan, kau ingat Anisa kita berdua selalu berkhayal di meja makan saat kita menyantap hasil kerja keras kita. Kau mempunyai Khayalan menjadi seorang Milyader atau Sultan dan memiliki pekerja dimana mana dan aku yang berkhayal menjadi seorang Komposer yang menciptakan banyak lagu, kita berdua sangat gembira di khayalan masa itu" ucap Temon yang terbaring di kasur Rumah Sakit.

"Huuuuu.....huuuuu.....huuuuuuu.....hentikan......hentikan.....hiks" Anisa yang terus mengeluarkan air matanya.

"Suatu ketika kita berdua dirundung masalah yang kita tak bisa lupakan sampai saat ini" Temon yang ingin menceritakan sesuatu kepada Anisa.

#Cerita Temon

"Usir.....mereka dari kampung ini.....usir mereka....." sorak - sorak para warga yang menuju ke kediaman rumah Anisa dan Temon yang masih berusia 10 tahun. "Hai....Anisa.....keluar kau.....!!" Teriak seseorang di depan para warga yang berkumpul di rumah Anisa dan Temon.

"Ada apa kalian mencari Adi ku....?!" Temon yang keluar dengan memegang sebuah senjata tajam,
Salah seorang warga menghampiri Temon dan "duak!" Langsung memukul Temon yang kecil itu.

"Adik mu.....sudah membawa masalah besar untuk kampung ini......apakah kau tahu tentang perbuatan Adik mu itu.....Akmal!! (Nama asli Temon)" ujar salah seorang Warga dengan nad tinggi saat Temon kecil sedang mengusap pipinya yang merah akibat terkena pukul.
"Memangnya apa yang dilakukan adikku......!!" Ucap Temon sambil menodongkan senjata tajamnya ke arah warga.

"Ia sudah menangkap seekor Kera kecil yang dianggap Mitos di wilayah ini dan Kera itu memiliki undang - undang perlindungan yang dibuat pemerintah, kau tahu jika Kera itu tak boleh ditangkap?! Bagi siapa yang menangkap atau memeliharanya akan dikenakan hukuman.....!" Ujar salah satu warga.

"Maksudnya Anisa yang mengambil Kera itu, aku tak mempercayainya!!" Seru Temon.

"Dia bukan hanya menangkapnya tetapi dia juga menjualnya di pasar lelang hewan......!!! Aku punya buktinya......Akmal!!!" Ujar seorang warga yang memperlihatkan sebuah Foto yang dimana menunjukan Anisa sedang menjual seekor Kera di pasar lelang.

Temon terdiam, "sudahlah kita tangkap saja.....gadis kecil itu......!" Ujar seorang warga sambil mendorong Temon yang diam membatu di depan pintu rumahnya.

*Saat itu di rumah sakit

"Setelah itu kau pun di bawa ke kantor kepolisian, dan aku yang berlari kesana untuk mencegah agar kau tak memasuki Sel. Akhirnya aku lah yang menggantikan mu di hukum dan kau menangis sambil memeluk ku saat aku ingin dibawa ke Sel yang gelap gulita dan penuh para penjahat di dalamnya itu" ucap Temon yang terbaring di rumah sakit.
"Hentikan......hentikan....huuuuuuu " Anisa yang menangis mendengarnya.

"Aku tahu kau menjual Kera itu demi membiayai Ambu dan Abah kan? Kau adalah seorang gadis baik Anisa, maka dari itu aku sebagai kakak mu memohon tolong kau hentikan perbuatan mu yang selalu melukai hati seseorang yang memang cinta padamu, Anisa" ucap Temon yang memandang adiknya dengan air mata yang menetes di kasurnya.

"Aku akan hentikan a' tetapi izin kan aku melakukan satu hal" ucap Anisa.

Temon pun terkejut dan menganga setelah mendengarkan perkataan adiknya itu "Anisa jangan......jangan lakukan hal itu" sambil memegang tangan Anisa.

Anisa pun melempar tangan Temon dan beranjak pergi meninggalkan kakaknya yang terbaring itu, "Anisa.....tunggu....tolong dengarkan aku.....!" Temon yang berteriak. Anisa mengacuhkan Temon dan keluar dari ruangan itu.

*Saat ini di pertarungan
"Aku akan menebak apa yang kau ucapkan pada Temon waktu itu" ujar Jay sambil mendekati Anisa yang terlentang sambil memandangi langit.

"Jika kau ingin menebak aku mengucapkan ingin membunuh Apri kepada Temon maka jawaban mu salah" ucap Anisa.

"Memangnya apa?" Tanya Jay

"Aku mengucapkan bahwa......aku......ingin......" Anisa yang berkata sambil mengepalkan tangannya.
Jay menatapnya dengan penuh tanda tanya di pikirannya.

Sementara itu,

Ke 7 Kuntilanak yang memiliki warna berbeda beda itu sedang terlilit Sulur pohon Beringin milik Lily, "hei.....kalian serang lah para Kuntilanak - Kuntilanak pengganggu ini....!" Ucap Nabila yang sedang menginjak salah satu kepala dari ke 7 Kuntilanak yang terlilit Sulur milik Lily.

"Aku yang akan mencobanya pertama kali, sebab aku di buat Bad Mood oleh para Kuntilanak ini" ucap Fitri yang sedang melakukan di udara dengan wujud seekor Burung besar yang dikelilingi aliran listrik.

"Hehangnya aha hang ahan hau hakukan? (Memangnya apa yang akan lau lakukan) " tanya Lily yang sedang duduk di sebelah para Kuntilanak yang terlilit oleh Sulur nya.

"Guntur......sengkilat......Si Gadis Cuaca Fitri Bilang.........kalian akan tersambar.....Ribuan Kilat......!" Teriak Fitri sambil merapalkan sebuah mantera di paruhnya.

"Saat guntur membenci Bumi
Aku sang penguasa langit mengutuk semua yang di bawah ku
Berikanlah seluruh yang kau punya
Dan hukumlah mereka......Guntur Sekilat" isi Mantera yang dirapalkan Fitri.

Muncul ribuan Awan hitam dari segala arah dan berkumpul membentuk satu awan hitam raksasa yang menembus sampai ke permukaan Bulan, "gluduk gluduk....crsssttt" seketika menjadi gelap gulita.

"Sialan.....Burung itu....dia ingin membumi hanguskan area ini!!" Ujar Tiara. "Cih....dia pamer kekuatan" sahut Silvia

"Hei gaiss......lebih baik kita pergi dari Area ini saja" ucap Eva.

"Tapi mereka gimana?" Sahut Diana yang sedang di bahu Raksasa hijaunya sambil menunjuk ke arah Sarah dan Anisa.

"Bodo amat!!" Jawab Eva.

"Jder......Duar!!!" Ledakan Dahsyat bagai Bom Hiroshima Nagasaki.

LIGA MANTAN season 1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang