Chapter 18: Kisah Astina

7 0 0
                                    

"Suuut" Adis memundurkan langkahnya, "Cermin ajaib....Buka portal....!" Adis membuat Portal di belakang dirinya.

"Mau kemana You.....!" Maria yang masih menyerang Adis dengan Cakarnya .

"Hati - hati ...... Maria....!!" Teriak Linda yang sedang menjaga Apri di sebuah batu besar, "aku akan membuat Barrier untuk Kuntilanak itu.....AEGIS....Pelindung Bumi!!" Rivai menciptakan pelindung untuk Maria yang berwujud seperti ubur - ubur.
"Blub!" Perisai itu melindungi Maria, "percuma saja kalian membantu Kuntilanak itu sebab sebentar lagi aku akan memasukan mereka untuk menghabisi kalian" ujar Adis.

#Dunia nyata

"Aww...sakit sekali?!" Ujar Riskha yang baru saja siuman, "dimana ini....?" Vyra yang juga baru sadar.

"Mungkinkah ini di dalam Air?" Ucap Riskha sambil berusaha untuk berdiri, "cssst......dimana yang lain?" Vyra yang sedang menggeliat dengan wujud ularnya, "mungkin diatas" jawab Riskha.

Sementara itu diatas langit, Fitri yang sedang melayang di udara.

"Apakah aku akan menyiksa kalian lagi.....?!" Ucap Fitri sambil melihat ketujuh Kuntilanak yang sudah roboh akibat sambaran petir darinya.

"Wusssh" muncul Eva di samping ketujuh Kuntilanak, "dasar Burung bodoh.....Hahahaha sepertinya kau menikmati permainannya"ucap Eva.

Tiara dan Silvia yang terlempar jauh karena petir dari Fitri tadi, Tiara dan Silvia mendarat tepat di sebuah kebun yang terdapat lapangan luas tak jauh dari pinggir Danau.
"Sialan Burung itu!!" Ujar Silvia, "Hahahaha.....sepertinya kau kesal?" Ucap Tiara.

"Haiyaah.....apa kau bilang......aku kesal dengan Burung bodoh itu?!!" Ujar Silvia sambil mengelus ekornya seperti seekor Kucing, "aku sih gak perduli ya.....kau mau kesal sama Fitri apa enggak, yang aku perdulikan dimana Apri saat ini!!!" Ucap Tiara yang berwajah merah.

"Benar sekali, aku juga memperdulikan hal itu sebab jika tak ada Apri maka kita hanya buang - buang waktu saja" ucap Silvia, "aku ingat bahwa Apri dan Kuntilanaknya di tarik ke dunia cermin oleh si Brengsek Adis" Tiara pun gusar dan mengeluarkan Api dari tubuhnya "blasssshhh " kobaran Api.

Sementara itu Fitri yang sedang mendarat tepat di samping Eva, "ayo kita ambil kembali Apri dari tangan Adis" ucap Fitri.

"Bagaimana kita ke tempat Adis.....?" Ucap Eva, "hanya ada satu cara" jawab Fitri.

"Sluurr....blassh" muncul pusaran Air yang mengeluarkan sebuah kereta kencana. "Hei.....kau burung sialan.....petirmu itu sudah menyusahkan ku.....dan juga kau mengotori pakaianku yang mahal ini!!" Amelia yang muncul dengan Kereta kencananya.
"Hei hei....apa kalian sadar bahwa awan - awan di atas menghilang?" Ucap Eva,
" kemana Awan - awan itu sebab Kucing pelacur itu yang memanggil Awan - awan itu" Jawab Fitri sambil menongak ke atas.
"Kau benar, apa mungkin Kucing pelacur itu melarikan diri bersama Awan - awannya itu?" Ucap Eva,
"Mungkin saja" jawab Fitri.

Sementara itu di suatu tempat yang entah dimana, Diana dan Lily sedang mengitari sebuah bangunan yang berasal dari awan putih.

"Dimana kita?" Ucap Diana ke Lily, "ehtah hebah ahu huga hak hau?(entah sebab aku juga tak tau)" jawab Lily.

"Selamat datang di SetragandaMayit.....wah jadi hanya kalian berdua saja yang masuk kesini?" Ucap Astina yang melayang dengan sayap putih bagai malaikat di depan Diana dan Lily.
"Kratak....kratak" tanah pijakan Diana dan Lily pun retak, "drrrtt" tiba - tiba Gempa muncul di sekitar mereka.

"Waspada.....!" Ujar Diana yang melompat menghindari retakan, "Hanhung hemar......huncul!! (kantung semar.....muncul!!)" Lily yang memunculkan sebuah tanaman berjenis Bunga yang wujudnya mirip Dinosaurus dengan gigi runcing di mulutnya. Tanaman itu menahan retakan tanah yang Lily dan Diana pijak.

Dari atas mereka Astina melayang dengan sepasang sayap yang lebar dan hampir menutupi pandangan mereka, "kalian tak akan ku biarkan keluar dari sini........aku akan melenyapkan kalian berdua.....!" Ujar Astina sambil mengeluarkan sebuah cangkang kerang laut yang berbentuk terompet.

"Apa....itu ....?!" Terkejutnya Diana melihat Astina memegang sebuah benda yang berbentuk Cangkang, Lily pun sedang membidik Astina dengan sebuah busur yang terbuat dari akar Bunga Matahari.

"Percuma saja kau menyerang ku, sebab aku akan melenyapkan kalian berdua dengan satu tiupan saja dan satu hal lagi yang kalian harus ketahui bahwa benda ini adalah Sangkakala Pembuka yang akan menarik Jiwa kalian" ucap Astina.

Sambil melayang Astina mengingat sesuatu,

#Flash back

Kisah ini adalah kisah ku.
Nama ku Astina Prasanti yang lahir di awal Januari, saat ini usia ku hampir 2000 tahun.
Dahulu aku adalah seorang Dewi Pelindung yang di percayai oleh Manusia dari wilayah tandus di ujung pesisir Timur Tengah yang saat ini dikenal dengan Negara Mesir atau bahasa Inggrisnya Egypt.

Aku adalah seorang Dewi Pelindung yang dikenal Bastet, berwujud seekor Kucing.

Langit ketujuh hampir mendekati singgasana Tuhan atau Kahyangan Tingkat atas, "Ayah.....huuuuu.....huuu" saat itu aku masih menjadi seorang putri kecil dari seorang Malaikat yang mempunyai tugas sangat penting yang di berikan Tuhan yaitu sang Malaikat Peniup Sangkakala.
Sangkakala adalah sebuah benda berbentuk Cangkang kerang laut yang diberikan Tuhan untuk menandakan hari Akhir nanti.

"Ada apa anak ku?" Ucap seorang Malaikat yang wujudnya sangat indah. Siang itu di Taman Surga, tempat penitipan para anak - anak penduduk Kahyangan "tangan ku....huuuu.....berdarah...." Astina kecil yang menangis sambil memegangi telapak tangan kirinya.

"Tap tap" seorang Bidadari menghampiri ku dan Ayah, "tenang saja Tuan Israfil, ia hanya tergores oleh benang suci yang membatasi Taman ini" ucap sang Bidadari dengan lembut.

"Astina dengar tuh apa yang dikatakan kak Bidadari, hem.....jangan menangis ya....gadis ku tersayang?" Israfil yang mengatakan dengan sangat lembut yang membuat hati ku sangat tenang dan sebagai putrinya aku bersyukur memiliki Ayah sepertinya.

Aku kecil pun berhenti menangis dan terpukau melihat senyum yang keluar dari bibir Ayah ku, Lalu Ayah membalut luka di telapak tangan ku dengan sebuah kain kecil.

Waktu pun berlalu dan saat itu aku genap berusia 14000 tahun atau bila perbandingan umur dengan Manusia adalah 14 tahun yang artinya aku saat ini sudah Remaja. Aku pun mulai mengalami Pubertas, saat itu aku sedang membaca sebuah buku tentang hari Akhir di dalam Perpustakaan Kahyangan.

Sebuah buku yang berjudul "Apocalypse" di buku itu tertera bagaimana kejadian di hari Akhir, aku membacanya sampai menemukan satu baris yang menunjuk ke diriku.

*Isi baris tersebut

Bila seorang keturunan Murni dari Malaikat peniup Sangkakala mati sebelum hari akhir, maka jiwanya akan terbagi menjadi delapan. Dan jiwa - jiwa tersebut akan menjadi Darah calon penghuni Surga yang akan turun melalui tangan seorang pemuda reinkarnasi Jaya Baya sebab pemuda itu mampu memecahkan segel dari Tuhan dengan jiwanya.

Aku pun semakin tertarik untuk membacanya sampai akhir, lalu kemudian aku menemukan lagi sebuah baris yang menunjuk ke diriku.

*Isi Baris itu
Keturunan murni dari Malaikat peniup Sangkakala akan ditakdirkan untuk membantu seorang pemuda yang di dalamnya bersemayam Raja dari segala Raja Iblis, Tuhan sudah menggariskan bahwa ia akan tewas oleh salah satu Dewi yang mempunyai kedudukan penting di Semesta.

Aku pun sangat terkejut membacanya, lalu aku putuskan untuk meminjam buku itu dari Perpustakaan Kahyangan.

"Maaf buku ini tak boleh di pinjamkan oleh siapapun" ucap penjaga Perpustakaan Kahyangan dengan wajah datar sambil menatap pasif ke wajah ku, kemudian aku pun pulang untuk meminta bantuan Ayah agar buku itu dapat ku pinjam sebab Ayahku adalah seseorang yang sangat di hormati di Kahyangan.

Sesampainya dirumah aku langsung masuk ke bilik tempat Ayah ku biasa bermeditasi, "permisi...." ucap ku dengan nada kecil.

Ayah yang sedang bermeditasi saat itu pun langsung membuka matanya dan berkata "iya, ada apa putri kesayangan ku?" Ucap Ayah dengan lembut.

LIGA MANTAN season 1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang