#Wattys2021 Winner ㅡ Chicklit
| Chicklit - Romance Comedy |
This work was added to @WattpadChicklitID Reading List April 2021
Lift my life, help me out!
Live my life, leave me out!
Mengapa Maia menolak perjodohan yang diatur seapik mungkin oleh ayah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wisnu menekan berkali-kali bel apartemen bernuansa modern itu. Sudah sepuluh menit, usahanya belum juga digubris. Hingga pemuda itu memutuskan untuk menggedor-gedor saja pintunya, meski itu berpotensi ia diusir oleh orang keamanan, andai ada yang melaporkan.
"Sal! Buka, Sal! Ini gue!" teriak Wisnu.
Suara bass itu seharusnya cukup untuk mengganggu ketenangan Sally. Wisnu tahu ada kehidupan di dalam. Ia sempat mendengarkan suara tv, tapi dimatikan ketika ia menekan bel pertama kali. "Sally!" panggilnya lagi.
Krek.
Pintu terbuka sedikit, dan sosok yang dicari-cari oleh Wisnu pun muncul. Dengan tangan yang mengusap-usap wajahnya, gadis itu hanya menampakkan sebagian wajahnya di balik pintu. "Ngapain?" ujarnya datar.
Wisnu mendorong pintunya lebih lebar, tapi Sally menahannya sekuat tenaga. "Ngapain?" Sally memekik.
"To check your condition!"
"I'm fine!"
Wisnu mundur selangkah, lalu menggebrak pintu, hingga Sally sontak menyingkir karena terkejut.
"Lo gila kali ya? Ini udah jam berapa, Nu? Nggak bisa besok, apa?" keluh Sally.
Gadis itu tampak berantakan dengan celana pendek dan t-shirt kebesaran, rambut panjangnya diikat satu menyamping. Namun wajahnya— wajahnya lah yang membuat Wisnu panik.
"Lo pucet banget, anjir!" Wisnu meraih wajah Sally dan mengecek bola matanya.
Sally pun buru-buru menepis tangan Wisnu. "Enggak! Ini karena gue nggak dandan aja," elaknya.
"Gue udah sering, lihat lo nggak dandan, nggak kayak gini bentuknya." Wisnu kali ini menempelkan tangannya di dahi sang gadis. "Lo anget, Sal, kita ke dokter yuk?"
"Enggak, nggak papa ...."
Wisnu menatap gadis itu lekat-lekat. Menyadari ia sudah cukup lama tidak menemui sahabatnya yang satu ini. Dalam rentang waktu sekian lama, Sally begitu berubah, baik dalam sikap maupun penampilan. Wisnu menilai ada yang ganjil dengan Sally. Belum lagi chat-nya yang selalu Sally abaikan, Wisnu merasa bersalah karena baru sekarang menemui Sally secara langsung. Kesibukannya benar-benar menyita pikirannya, ditambah lagi acara yang seharusnya berjalan lancar hari ini. Tapi justru rusak oleh partner-nya sendiri.
"Sal, kenapa kok telepon gue nggak pernah diangkat, sih?"
Sally mengangkat bahu, dan berjalan acuh ke arah sofa di depan tv. "Nggak papa."
"Hei, lo masih marah sama gue, hm?" pancing Wisnu.
Gadis itu tak menjawab, dan justru mencari remote control untuk menyalakan tv-nya. Wisnu pun duduk di sampingnya, dan mengacak puncak rambut sahabatnya. Anehnya, Sally menyingkirkan tangan Wisnu, seolah mengusir lalat. Sally benar-benar menjaga jarak dengannya. Membuat situasi mereka semakin sulit.