31. Pipi yang merah membuat dia tersenyum

3.2K 366 64
                                    

"Sholat lah agar hati mu tenang, dan berdoa lah agar bahagia mu segera datang"

Warning typo bertebaran!

Matanya mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan sesaat setelah mereka turun dari tangga. Langkah gontai nya menyusuri jalan untuk keluar. Tatapannya yang kokoh dan teguh terlihat ketika ia berpaling dan melihat wajah cantik wanita di belakangnya.

Alis nya berkerut sedikit namun tak nampak, alex memperhatikan bagaimana syaima hanya diam dengan sorot mata nya yang sendu dan teduh.

Berhenti sejenak dan berkata, "Drik menangani perempuan itu, anda tidak perlu khawatir." ujarnya.

Syaima tersadar dan mendongak kan pandangannya hanya untuk melihat pria di depannya yang memiliki wajah tenang namun menyimpan seribu misteri. Wajahnya yang terkena percikan darah seakan membuat nya menjelma menjadi pria yang haus darah.

Saat meneliti lebih dalam ke objek di depannya, Syaima terganggu ketika melihat darah yang deras masih mengucur dari lengannya.

Ia menghela nafas dan tanpa perintah pergi mengambil sebuah kain bersih di meja bar dan dengan cepat membungkusnya di lengan alex yang tersayat.

Ini adalah kemauan nya sendiri, ia bukan seseorang yang tega melihat orang lain kesakitan.

Dari dekat ia dapat menemukan bahwa lukanya sangat dalam, pria tadi menebasnya dengan menggunakan kekuatan yang sangat besar. Dia tau luka ini tidak akan sembuh dalam waktu yang cepat.

"Jika dibiarkan maka anda akan kehilangan banyak darah!", syaima berbicara tenang dan hanya dengan hati-hati membungkus lengan alex.

Saat ia sibuk, ia tidak terlalu memperhatikan alex menatapnya dalam dan sangat dalam, matanya yang berkabut seakan tidak memperbolehkan siapa pun masuk melihat ke dalam fikirannya.

Ia hendak mengatakan sesuatu namun tak jadi ketika melihat raut serius dari wanita di dekatnya.

Dan tak lama syaima selesai, ia mengikat nya tidak terlalu kencang dan kemudian mendongak ke arah alex. Sepasang mata itu mempunyai jejak kesepian, hati syaima bergetar karena kasihan, namun teringat kembali ketika alex membuat jiwa nya yang halus telah lenyap jauh karenanya.

Mereka kembali ke rumah, alex turun dari mobil dan pergi begitu saja tanpa sepatah kata pun meninggalkan syaima yang terdiam di sisi mobil.

Pria itu tanpa menoleh dan berjalan dengan tangan yang terluka. Syaima mendengus kasar, melihat bagaimana alex bersikap padanya, membuat dia merasa menyesal karena telah berpartipasi dalam kejadian ini.

Yang terjadi hari ini membuat ketidaksukaan nya pada alex meningkat lebih pesat, ia tidak pernah lupa ketika ia melindungi dirinya sendiri demi lepas dari genggaman beberapa pria liar. 

Saat itu dimana alex? Ia tertawa perlahan, bahkan jika ia mati hari ini, tidak tau apakah alex akan menangisinya atau merayakan dengan suka cita!

Langit perlahan mulai tenang,  namun bintang-bintang masih saja berkelap kelip di sisi bulan yang beberapa hari ini berubah bundar sepenuhnya.

Cahaya nya menyelinap masuk dari jendela kaca menyirami seluruh tubuh syaima saat ia dengan halus terbaring di tempat tidur. Hari ini benar-benar menguras energi nya sehingga ia terlelap dalam mimpi dengan tenang.  Namun sayang, hanya butuh hitungan jam dari ia terlelap,  ia kemudian terbangun hanya untuk mendengar seseorang mengetuk pintunya.

Tuhan, Kembalikan Alexnya || (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang