09. Kekhawatiran

5.6K 378 7
                                    

"""Ya Allah,  jika kami bertemu hanya untuk saling menyakiti, maka ku mohon jauhkan dia dariku dan jauhkan aku dari dirinya"""

Warning!typo bertebaran.

Karsa tak dapat mengatur nafasnya secara stabil. Berulang kali menghirup udara segar namun gagal, udara itu cukup cepat melintas didepan karsa. Oh! tolong beri karsa kehidupan untuk nantinya bersama seseorang yang ia cintai. 

Untung saja,  Peluru drik masih berbaik hati untuk tidak menembus dada karsa yang didalam nya terdapat hati yang sedang memupuk benih cinta, berharap akan tumbuh subur dengan kebahagian yang haqiqi. 

Lengan bahu kanannya benar benar sakit, tapi rasanya lebih sakit lagi ketika dia menengok ke samping ada tangisan pilu dari wanita yang selama ini ia dambakan.  yah, benar benar sakit. Rasanya air mata dia bagai peluru ganas yang menembus dada sampai ke hati. Bak duri tajam yang menancap tepat dihati. 

"Pak karsa tak apa apa kan?", tanya syaima dengan derain air mata.  Karsa pun menggeleng pelan pada syaima mengisyaratkan bahwa ia tak apa apa. Betapa bahagianya karsa ketika wanita idamannya mengkhawatirkannya. Karsa selalu ingin seperti ini. Untuk apa ke dokter jika dengan hadirnya syaima sudah mengobati luka nya.

Sementara Alex, ia menatap karsa dengan wajah datar seperti tak terjadi apa apa. Matanya beralih menatap syaima yang sedari tadi menangis sesegukan. Ia mendekat pada drik mengatakan sesuatu yang hanya ia dan drik yang bisa mendengar. Sesaat kemudian ia melangkah keluar melewati  syaima yang kini dalam posisi berjongkok tepat disamping karsa yang terduduk dengan darah yang mengalir deras.

Ia keluar tanpa diikuti drik dan bodygard lainnya. Drik berjalan menuju karsa dengan sebuah pistol silvers yang masih berada ditangan kekar nya.

Cika mencoba menghalangi tubuh kekar drik. Ah! Apa lagi ini? Apa sang tuan masih belum puas dengan tragedi ini? Apa kah dia ingin membuat pria yang telah terkena peluru ini mati ditempat? 

"Berhenti! Anda mau apa lagi, hah?", ujar cika sedikit berteriak.

"Minggir, jika kau tak ingin jadi korban selanjutnya!", drik menodongkan pistolnya pada cika. Syaima berdiri dan langsung menarik tangan cika. Pastilah Syaima tak ingin jika cika menjadi korban selanjutnya. Jika saja malam ini dia tak bertemu dengan pria ganas itu, mungkin semuanya tak akan begini.  Karsa tak mungkin tertembak. Syaima tau, penyebab semua ini adalah dia.


Drik berjalan ke arah karsa, orang orang disekitar menahan nafas membayangkan apa yang akan terjadi. Namun,  tanpa disangka drik langsung memapah karsa keluar dari restoran. Syaima dan cika mengernyitkan dahi. Bagaimana bisa seorang pengawal iblis itu menolong karsa yang terluka akibat ulah mereka.

Apa mungkin dihati nurani mereka masih tersimpan secuil simpati pada karsa?Syaima dan cika mengikuti drik dari belakang hingga sampai diantara jejeran mobil mewah, Drik memasukan karsa secara perlahan takut menambah rasa sakit di lengan karsa.

"Kalian berdua, naiklah!", ujar drik lalu masuk kedalam mobil di kursi depan sekaligus dia yang mengendarakan.

Awalnya dua wanita cantik itu kebingungan, tapi apa daya ketika melihat wajah kelelahan dari karsa membuat hati mereka tersentuh apalagi semua ini terjadi akibat syaima. Tidak, bukan sepenuhnya salah syaima, tapi seorang pria yang pergi begitu saja tanpa bersalah bahkan tidak meninggalkan jejak kemana dirinya melanglang buana mencari ketenangan setelah kejadian ini.

Tuhan, Kembalikan Alexnya || (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang