30. Rasa yang melelahkan

3.4K 358 47
                                    

"Kalimat la ilaha illallah merupakan kebaikan yang paling utama.
Kalimat itu dapat menghapuskan dosa dan kesalahan. "

Warning typo beetebaran!

Syaima menatap heran ke arah alex, lengan jas nya telah robek karena sayatan dan darah terus mengalir dari tangannya. Namun tak sedikit pun ia melihat wajahnya menampakan ekspresi kesakitan.

Beralih dari syaima, alex hanya memandang wanita ini dengan datar dan sesaat kemudian dengan cepat ia melepaskan dia dipelukannya, lalu berbalik menebas orang yang melukai nya tanpa ampun.

Darah terciprat di wajah tampan alex, ia tak bergeming lalu mendengus dingin memperhatikan pria itu menjemput mautnya.

Berani membuat nya terluka? Maka renggut jiwa dan gantikan setiap tetesan darahnya yang terbuang!

Semuanya selesai, drik juga telah menembak musuh lainnya, pistol di tangannya kosong dengan peluru,  ia terpaksa menggunakan pedang musuh sama hal nya seperti tuannya.

Perempuan berambut pendek itu kembali tersenyum ke arah alex, lalu bertepuk tangan dengan meriah.

"Wah, anda sangat hebat, tapi sayang nya permainan ini belum selesai!", dia menjentikan jari lentiknya. Segerombolan orang berjumlah sepuluh membuka pintu dari arah belakang wanita ini. Smirk kecil terbit dari bibir merah perempuan itu seolah menantang nya.

Alex menatap nya dingin, tangan kekar nya mengambil sebuah pedang di bawah kakinya dan memberinya pada syaima yang ada dibelakangnya.

"Jaga diri anda sendiri!", ia berkata dengan singkat.

Syaima yang sedari tadi diam langsung terkejut, jika ia disuruh menggunakan sebuah pistol, maka ia akan siap, tapi untuk menggunakan sebuah pedang? Syaima tidak yakin ia akan melakukan ini dengan baik.

Tapi sekarang ia bisa apa? Ia menarik nafas panjang, dia sekarang berada di lingkungan alex yang dimana jika tidak melawan, maka dia yang benar-benar tiada.

"Anda juga hati-hati.", ia hanya refleks mengatakan hal itu. Tapi alex menatapnya dalam, ia tak pernah mendengar seseorang menghawatirkan nya selain ibunya.

Detak jantung nya berpacu dalam irama hening, segera berbalik dan menutup matanya sebentar mencoba menetralkan segalanya.

Tapi ia masih bisa merasakan seseorang menuju kearahnya, membuka mata lagi dan dengan bunyi 'sret' alex menebas leher pria itu tanpa ampun.

Semua lawan menuju kearahnya, melihat  bahwa mereka hanya mengincarnya, senyum tipis terbit dari bibirnya.

Betapa lucunya!

Lima orang berlari sambil mengacungkan pedang pedanya, saat berada di sekitarnya, mereka terhenti dan saling menatap memcoba merasakan hawa dingin didekat pria ini.

Alex mengeluarkan tatapan paling tajamnya dan tatapannya ini yang membuat tangan para pria didepan nya bergetar.

Disaat mereka lengah, alex langsung menusuk salah satu pria tepat di jantungnya. Terdengar suara 'puchi' tanda pedang menembus ke dada pria itu.

Pria disebelahnya kaget, ia menatap alex dengan tercengang. Namun sayang, alex juga melakukan hal yang sama padanya.

Tiga pria di belakang nya tak tinggal diam, mereka ingin menebas alex namun langsung di tepis olehnya, dan dengan gerakannya yang gesit, alex membunuh mereka satu persatu.

Tuhan, Kembalikan Alexnya || (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang