28. Antara Elsa dan Drik

2.9K 318 53
                                    

"Hendaklah engkau perbanyak diam kecuali dari kebaikan, karena memperbanyak diam itu dapat mengusir syetan darimu dan menolong kamu dalam urusan agamamu"

Warning typo bertebaran!

Liza mempel lantai dengan kesal. Kemarin ia melihat alex menggendong syaima, mengapa alex melakukan hal yang menjijikan itu!? Ia tau pasti syaima memanfaatkan keadaan nya demi dekat dengan alex.

Ia sekarang harus berhati-hati dengan perempuan itu, dia tidak sepolos yang ia kira, ia pasti mempunyai hati yang hitam! Pasalnya, kemarin ia pingsan karena memakan sup yang telah wanita itu beri obat bius. Jika mengingat hal itu, darah liza naik sampai ubun-ubun.

Dan juga, apa perempuan itu terlalu bodoh sehingga berani membebaskan tawanan alex. Wanita itu benar-benar mencari mati. Tapi, ketika liza mengingat lagi saat alex dan syaima berdekatan ia sekali lagi menggertakkan giginya.

Dengan bunyi "pakk" liza menjatuhkan pel ditangannya dengan keras. Ia menghentak kan kakinya.

"Jika saja jackson tak menyuruh ku menjadi mata-mata dan menjadi pelayan, maka semua tidak akan seperti ini!", liza menggeram.

Ia menyukai alex saat ia pertama kali bertemu. Coba bayangkan, siapa yang tidak akan tergoda dengan alex. Pria itu punya segalanya, ketampanan dan kekayaannya yang menjadi daya tarik sendiri. Liza tidak memungkiri bahwa ia menyukai nya karena hal itu.

"Anda kenapa? Cepat selesaikan pekerjaamu!", seseorang menegurnya dari arah belakang. Liza terkejut, ia berbalik dan mendapati bi arta disana.

Dia lagi, pelayan setia alex.

Ia hanya menghela nafas pelan, dalam hati ia berkata 'sial'.

"Maafkan saya!", ujar liza pelan membohongi perasaan nya yang geram.

🍁🍁🍁

"Urusan saya belum selesai dengan anda!"

Kalimat alex itu selalu terngiang dikepala syaima. Ia tak tau apa yang merasuki alex waktu itu, sampai-sampai ia berani menggendongnya. Alex memberinya waktu untuk memulihkan kakinya. Dan selanjutnya, syaima tak tau apa yang akan terjadi pada dirinya setelah ini.

"Kaki nona sudah sembuh!", elsa meloncat kegirangan saat melihat nonanya bisa berdiri.

Syaima tersenyum, "Anda merawatku dengan baik."

Pelayan kecil ini mengangguk dengan semangat,

Tak lama kemudian, seseorang mengetuk dari pintu. Elsa dengan cepat membuka kannya.

Namun seketika ia terdiam saat drik yang berdiri di depan pintu melihat ke arahnya, ia tak berani menatap mata sang empunya, ia sekarang terlalu gugup, sehingga tangannya tanpa sadar di remas dengan kencang.

"Elsa, katakan pada nona, tuan alex ingin bertemu dengannya.", ujar drik, ia tersenyum lalu berlalu pergi tanpa menunggu elsa menjawab. Elsa menghela nafasnya. Dia tak salah lihat kan, yang benar saja, drik tersenyum padanya?, bibirnya membentuk kurva samar, hatinya sungguh berbunga-bunga.

Syaima yang melihat elsa tak bergerak di depan pintu segera menghampirinya. Melihat dari ekspresi elsa,  syaima tau mengapa ia seperti ini.

"Anda menyukainya?", syaima menggoda elsa yang menyapu keringat didahinya.

Elsa gelagapan, "Ah, nona. Itu, itu tidak benar."

Tuhan, Kembalikan Alexnya || (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang