50. Berbagi ranjang dengan alex

1.6K 232 61
                                    

"Tidaklah Allah memberikan balasan, melainkan seimbang dengan apa yang kita amalkan."

Warning typo bertebaran!

Mereka lumayan lama terjebak dalam posisi ini. Syaima tersadar, ia mendorong alex yang sedari tadi hanya diam. Namun tangannya di tangkap oleh pria ini.

Ia mengerucutkan bibirnya. "Berapa lama anda akan memeluk saya?"

Mendengar syaima mulai mengeluh membuat alex tersenyum samar. Ia melepas pelukannya dan mengambil jarak diantara mereka.

"Apa anda tidak menyukai pelukan seperti ini?" alex bertanya dengan nada tenang. Wajah tampan nya bertambah sempurna dengan senyum di bibirnya.

Tenggorokan syaima terasa tercekat, ia sedikit bingung. Ia tidak menyukai alex saat memelutnya erat, itu membuatnya susah bernafas. Tapi ia tidak bisa berbohong bahwa pelukan alex sangat nyaman.

Alex menyeringai melihat syaima diam, ia kembali mendekat dan dengan sengaja merentangkan tangannya bersiap memeluk syaima kembali.

"Apa yang anda lakukan?"

"Memeluk anda lagi."

Syaima menatapnya kesal, ia menghindar dari tempat nya dan berdiri lebih jauh dari alex. Pria ini terlalu berbahaya!

Melihat tingkah syaima membuat alex merasa lucu. Ia hanya menggodanya.

Syaima mengerti sebenarnya alex mempermainkanya. Ia kembali ke topik utama kenapa alex membawa nya ke sini, ia tidak melupakan saat pria ini menyeretnya dengan keras. Dia selalu berubah-ubah, syaima sudah biasa dengan sikap nya seperti ini.

"Saya tidak melakukan apapun pada ayah laura." nadanya pelan, ia tidak perduli  alex percaya atau tidak yang jelas ia telah mengatakannya.

Alex menuju kursi nya dan duduk. "Saya tau, saya melihatnya."

Syaima berkata santai. "Saya fikir anda akan memihak Mereka."

Alex menatap syaima yang juga menatapnya. "Dilain hari menjauh dari mereka." ia tau dari awal ketika menikah dengan syaima, dua orang itu terlihat tidak menyetujui nya. Menikahi syaima adalah kehendaknya. Untuk orang seperti laura dan ayahnya, ia tidak mempunyai waktu untuk memperhatikan mereka.

Kedua orang itu tidak akan mungkin menyakiti istrinya secara terang-terangan. Untuk itu sementara menjuh dari mereka adalah solusi terbaik.

"Anda sangat dekat dengan mereka." syaima berkara pelan. Alex seperti memikirkan sesuatu, ia hanya diam tidak menjawab.

Dilain sisi, alex dan syaima tidak menyadari bahwa mereka telah di amati oleh laura dari lubang kunci pintu, ia melihat semua adegan yang ada didalam. Tangannya mencengkram erat dadanya, air matanya mengalir saat alex memeluk syaima.

Ia mengibaskan tangannya dan pergi menemui ayahnya.

Ayah laura berdiri tertatih-tatih dari kursi."Apa alex memukulnya?"

Mendengar pertanyaan ayahnya membuat wajah laura bertambah muram. "Tidak! Harapan kita sudah musnah, ayah." ia berkata dengan mata yang menatap nanar kedepan.

Ayah laura mengerti situasinya, pasti didalam alex tidak melakukan apa-apa pada perempuan itu. Ia mendengus kasar. "Kurang ajar."

Dia berjalan bergegas walau tangannya menahan rasa nyeri diperutnya, laura yang sadar ayah nya pergi langsung mengikutinya.

Laura melihatnya memasuki mobil pribadinya sendiri, mobil itu melaju ke arah rumah sakit mereka. Laura mengerutkan keningnya, apa yang akan dilakukan ayahnya?

Tuhan, Kembalikan Alexnya || (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang