53. Terimakasih, Alex.

1.3K 217 38
                                    

"Jangan batasi doa mu dengan nalar dan fikiran karena yang kau anggap mustahil, bisa dengan mudah Allah wujudkan."

Warning typo bertebaran!

Syaima bergegas keluar dari kantor, namun sebuah mobil menghalangi jalannya. Ia tau siapa yang ada didalam,  alex ternyata belum pergi, terlihat pria ini turun menghampirinya. Sedikit mundur, syaima ingin menjauh dari alex.

"Tolong biarkan saya pergi!" ujar nya tegas. Karsa mengabarkan bahwa hari ini kondisi nenek nya yang berada dirumah sakit laura kembali memburuk, ia tidak tau apa yang terjadi. Apakah alex ikut campur tangan atau tidak, ia sendiripun tidak yakin.

Alex diam dan tanpa aba-aba mengambil tangan syaima menyuruh nya masuk kedalam mobil. Syaima memberontak, ia tidak bisa pergi bersamanya, ada karsa yang sedang menunggunya.

Namun tidak peduli seberapa kuat berjuang, ia tetap kalah.

Kali ini hanya ada keheningan yang tertelan bersama derunya mobil, drik menyetir dengan tenang, sementara dua orang dibelakang tidak mengeluarkan sepatah katapun.

Syaima memalingkan wajahnya kearah jendela, air mata selalu jatuh di pelupuk matanya, bibirnya ia gigit menahan isakannya. Ia takut, jika dia tidak kesana maka dia tidak akan melihat neneknya untuk selamanya.

Alex menoleh hanya untuk melihat penampilan menyedihkan syaima. Ia bergeser untuk duduk lebih dekat kearah istrinya.

"Dia baik-baik saja, saya akan membawa anda kesana." ujarnya lugas.

Syaima menatapnya penuh keraguan saat ia bertanya. "Benarkah?" diringi dengan kristal bening yang jatuh dipelupuk mata. Alex tidak tahan melihatnya, ia mengangkat tangan dan menyapu aliran air yang jatuh dipipinya dengan lembut.

"Jangan menangis, saya tidak menyukainya!" Ia seakan menenangkannya, selama dia hidup, apapun yang terjadi wanitanya tidak boleh menangis, itu janjinya.

Sebenarnya ketika alex mengatakan semuanya baik-baik saja, hati syaima terasa lega. Ia tau alex tidak akan pernah berbohong dengan apa yang diucapkannya. Dan benar saja, mereka berhenti tepat di rumah sakit yang mewah bergaya eropa.

Rumah sakit ini seperti dibangun hanya untuk orang-orang yang kaya raya. Pasalnya dari garasi terlihat berbaris mobil mewah berharga fantastis. Syaima yakin bahwa pasien-pasien yang ada disini semuanya mempunyai status yang tinggi.

Alex menggandeng tangannya untuk masuk kerumah sakit, mereka langsung naik kelantai atas dan menuju ruangan paling akhir.

Ketika di loby rumah sakit, terlihat laura yang menyilangkan tangan didadanya tersenyum, tapi hanya pada alex mengindahkan wanita disebelahnya. Namun kembali, senyum dibibirnya membeku ketika melihat tangan alex yang terpaut bersama tangan syaima. Kepalan tangannya semakin kuat saat ia kembali memaksakan senyum.

"Jantung nya kembali bereaksi, tapi sudah ditangani dengan cepat. Selepasnya tidak akan ada lagi yang terjadi, anda bisa tenang." ia menjelaskan dengan detail.

Alex hanya mengangguk dan mengucap "Terimakasih." dengan samar.

Laura tersenyum bangga, kemudian menatap syaima sebentar lalu kembali menatap alex. "Saya ingin bicara berdua dengan anda." ucapnya.

Alex menoleh menatap syaima yang juga menatapnya. Seakan mengerti, syaima melepaskan genggaman tangan alex padanya, lalu berjalan untuk memasuki ruangan neneknya.

Tuhan, Kembalikan Alexnya || (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang