27. Laura?

3K 333 47
                                    

"Jangan pernah berhenti untuk berdoa kepada-nya, walau kamu adalah seorang pendosa"

Warning typo bertebaran!

Syaima terkejut, ia menengok kesamping, elsa ada disini? Dia tidak memakan supnya?

"Elsa?", syaima memanggil namanya dengan penuh tanda tanya, mengapa ia membantunya?

Elsa tersenyum, lalu memegang tangan syaima, "Saya melihat drik ketika ia membuka pintu ini. Nona, cepat! Atau semua orang akan terbangun.", ujar nya.

Syaima mengangguk dan tersenyum sumringah, setidaknya elsa adalah orang baik yang datang untuk menolongnya.

Ketika pintu terbuka, terlihat pria setengah tua terengah engah, nafasnya serasa tercekat di tenggorokan. Syaima dengan cepat menghampirinya.

"Om, kita akan pergi dari sini."

Pria itu memandang kearah syaima. Gadis ini yang pernah ia hina kan. Ia pun seketika menangis, tetesan air matanya mengalahkan bercak darah dipipinya, "ma-maafkan saya!", syaima tersentuh, ia mengerti, ayah clarisa merasa bersalah padanya, tapi jujur, ia telah memaafkan ayah maupun clarisa nya.

Syaima hanya mengangguk kecil, ia memapah ayah clarisa yang lemas bersama dengan elsa yang membantunya.

"Nona, jangan lewat depan, masih ada dua orang yang berjaga diluar rumah."

"Benarkah?", syaima pergi lewat pintu dapur yang elsa tunjukan, tapi sesampai nya didepan pintu, syaima teringat bahwa cctv dirumah alex masih hidup, semua aktifitas nya akan terlihat oleh alex jika ia datang. Syaima tak masalah jika alex memarahi nya, tapi elsa? Ia tidak bisa membiarkan nya terlibat dalam hal ini.

"Berhenti membantu ku, elsa!"

Elsa terheran, "Tapi nona,,,"

"Aku tidak bisa membiarkan alex mencelakakan anda.", ujar syaima. Elsa mengerti apa yang dinginkan nonanya. Ia terharu, semenjak kepergian ibunya, tidak ada seorang pun yang memperhatikannya lagi. Ia berjanji pada dirinya sendiri, bahwa ia tidak akan membuat siapapun menyakiti nonanya!

Ia pun mengangguk dan syaima melanjutkan perjalanannya mengantar ayah clarisa.

Ia sampai di samping rumah kecilnya, terlihat pagar yang menjulang setengah tinggi membatasi antara dirinya dan clarisa disana. Syaima bingung, bagaimana cara nya agar ayah clarisa bisa memanjat dinding ini.

Tapi beruntung, Allah memberikannya jalan untuk bisa mengatasi semua ini. Ada sebuah tangga besi di dekat rumah utama. Syaima mengambil nya, ia menyuruh ayah clarisa memanjat tangga ini.

"Apa om bisa naik? Clarisa ada di balik pagar ini om!", mendengar nama clarisa, pria ini tersenyum dan mengangguk dengan cepat, "ya, ya, saya bisa!".

Syaima membantunya untuk naik dengan hati-hati, darah dikening pria itu masih saja bercucuran. Pria tua itu telah naik, dapat ia lihat anaknya menunggu di bawah sana.

"Papah!", clarisa dan cika bergegas membantu nya untuk turun. Dan berhasil, clarisa bersyukur ayah nya telah selamat. t
Tapi sayang, ayahnya yang lemah langsung pingsan di dekapannya.

Clarisa hendak pergi, namun dia ingat bahwa syaima masih ada di balik tembok ini.

"Sya, lo masih disana?", clarisa berteriak dari seberang, syaima mendengarnya.

Tuhan, Kembalikan Alexnya || (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang