Chapter 22 | Peach Blossoms

4.8K 431 66
                                    

Jingbei adalah ibu kota Kekaisaran Fanghua. Seperti ibu kota pada umumnya, Jingbei dipadati oleh penduduk dari berbagai kalangan, baik tua, muda, miskin, dan kaya, telah menjadi bagian dari penduduk ibu kota. Meskipun terdapat beberapa rakyat miskin, namun mereka tetap hidup dengan makmur karena kebutuhan pokok tetap terpenuhi.

Ibarat kata, 'tiada hari yang tidak sibuk' membuat ibu kota Kekaisaran Fanghua terlihat hidup dan makmur. Dari kejauhan terlihat anak-anak bermain dan berlari mengejar temannya, para pedagang yang menjajakan dagangannya, para pembeli yang menawarkan harga, dan para pemuda yang berjalan santai sembari mencuci mata.

Meskipun Kota Jingbei selalu ramai, namun kali ini jauh lebih ramai dan riuh. Beberapa rakyat terlihat saling  berbisik dan melihat dengan penasaran ketika para Tentara Kekaisaran berjalan melewati kerumunan sembari membawa tandu kayu. Di dalam tandu terdapat seseorang yang berteriak dan meronta seperti orang gila. Para rakyat meringis ketika melihat keadaannya. Hanfu putih polosnya terlihat kusam, rambutnya berantakan, wajahnya hancur, dan ia tidak memiliki tangan serta kaki. Beberapa dari mereka tidak mengetahui apakah ia seorang gadis atau seorang wanita tua, namun yang pasti ia adalah seorang tahanan yang akan segera dieksekusi di atas Batu Pendosa.

Tidak jauh dari itu, terdapat beberapa orang yang tangannya dirantai dan digiring dengan kasar oleh para Tentara Kekaisaran. Keadaan mereka tidak jauh berbeda dari seseorang yang duduk di dalam tandu, kacau dan mengenaskan.

"Bukankah mereka keluarga Cao?"

"Kesalahan apa yang telah mereka lakukan hingga terlihat seperti itu?"

"Kalian tidak mengetahuinya? Putri dari keluarga Cao bersikap lancang terhadap Permaisuri Yin. Ia melecehkan nama baik anggota kekaisaran di hadapan banyak orang."

"Benarkah? Mengapa ia begitu berani?"

"Entahlah, aku hanya mendengar dari tuanku."

"Hah ... aku benar-benar tidak mengerti kehidupan para bangsawan."

"Kau benar, aku mendengar tadi malam Permaisuri Yin murka ketika mendengar gadis itu melecehkan nama baiknya."

"Permaisuri Yin?! Murka?! Bagaimana itu bisa terjadi?! Bukankah ia t-"

"Hei! Kecilkan suaramu! Kau tidak lihat Tentara Kekaisaran ada di sini? Jika mereka mendengarmu, kau akan bernasib sama dengan mereka!"

"Maaf, aku hanya terkejut ketika mendengar penuturanmu. Apa kau tidak salah mendengar?"

"Tentu saja tidak! Tuanku menghadiri acara perjamuan tadi malam dan menjadi saksi bisu pada malam berdarah itu."

"Apa yang terjadi?"

Pemuda itu melihat sekeliling dan berbisik kepada temannya, "Permaisuri Yin menyiksa gadis itu hingga menjadi seperti yang kau lihat. Bahkan, ketika ia melakukannya, matanya hanya memancarkan sinar dingin tanpa ragu."

Ia terkejut mendengarnya. "Bukankah Permaisuri Yin berhati lembut?!"

"Entahlah. Tuanku juga berkata jika Permaisuri Yin tidak seperti kabar burung yang beredar."

"Apa maksudmu?"

"Ia terlihat sangat cantik, bahkan jauh lebih cantik dari wanita lain."

"Bukankah ia dijuluki sebagai wanita tercantik di Kekaisaran Fanghua?"

"Aku tahu itu! Tetapi ia terlihat jauh lebih cantik ketika kau melihatnya secara langsung! Tuanku saja tidak dapat mengalihkan pandangannya. Tidak hanya itu, Permaisuri Yin juga sangat berbakat!"

"Berbakat?"

"Ya! Ia pandai bernyanyi, menari, bahkan ilmu bela diri!"

"Benarkah?"

The Empress : Crimson In The PalaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang