Pagi hari di Istana Kekaisaran sedikit berbeda dari sebelumnya. Para kasim dan dayang istana sibuk mempersiapkan untuk acara perjamuan makan malam yang akan diadakan nanti malam. Langkah mereka tergesa-gesa mengejar waktu yang terus mengalir. Mereka harus menata semuanya dengan sempurna, seperti yang telah dititahkan oleh kaisar. Tidak boleh ada kesalahan sedikitpun.
Di sisi lain, Istana Qiong kedatangan tamu. Mereka adalah utusan kaisar. Selir Niu sedang bersujud di hadapan seorang kasim tua dengan para dayang yang berdiri di belakang kasim tersebut. Masing-masing dari mereka membawa sesuatu yang terlihat bernilai. Kasim tersebut membuka selembar gulungan kertas yang tak lain adalah dekrit dari kaisar. Dengan lantang ia membaca dekrit tersebut.
"SELIR NIU, WANITA YANG BERBUDI LUHUR DENGAN JASA-JASANYA YANG BERPERAN PENTING DALAM KEKAISARAN. IA PANTAS UNTUK DI JADIKAN CONTOH BAGI GENERASI BERIKUTNYA. KESETIAANNYA KEPADA YANG MULIA KAISAR MEMBAWA BERKAH DALAM DINASTI. PARA DEWA DI SURGA TELAH MENULISKAN TAKDIR ATAS SELIR NIU DAN YANG MULIA KAISAR. DENGAN KELEMBUTAN HATINYA, DAN KETULUSANNYA, IA AKAN DI BERI HADIAH BERUPA TUJUH RATUS BATANG EMAS, LIMA RATUS KOIN PERAK, SERATUS KAIN SUTRA, LIMA PULUH LIONTIN GIOK, DAN SERATUS AKSESORIS DENGAN BATU PERMATA DARI MESIR."
Selir Niu terkejut mendengarnya. Ini adalah hadiah yang sangat berharga. Ia bahkan bisa membeli tanah ribuan hektar dengan hadiah ini. Namun, keterkejutannya ternyata tidak sampai di situ saja. Kalimat selanjutnya yang kasim tersebut sampaikan lebih membuatnya terkejut.
"DENGAN INI, YANG MULIA KAISAR MENDEKLARASIKAN BAHWA, SELIR NIU AKAN MENJADI SELIR RESMI KEKAISARAN. DENGAN STATUSNYA, IA AKAN DIBERI GELAR SEBAGAI SELIR DING. TERTANDA, KAISAR QI DARI DINASTI WANG-QI."
Kasim tersebut segera menggulung dekrit itu kembali dan memberikannya kepada Selir Niu. Dengan perlahan Selir Niu berdiri dari sujudnya dan mengambil dekrit tersebut. Sang kasim dan para dayang segera bersujud memberi hormat kepada Selir Niu.
"Hormat kepada Selir Ding, Selir Resmi Kekaisaran."
Selir Niu menatap mereka dengan puas. Matanya penuh dengan kepuasan, dan menatap mereka yang berada di bawahnya dengan tatapan merendahkan dan penuh penghinaan. Hatinya bersorak gembira. Rencana yang selama ini ia rencanakan penuh kehati-hatian berjalan dengan lancar. Semuanya berada dibawah kendalinya. Ia hanya perlu menyingkirkan musuh terbesarnya dan dengan begitu dunia akan berada di genggamannya.
"Si bodoh Bai Yin Xue itu pasti sedang menangis. Cepat atau lambat aku akan segera merebut semua miliknya. Berani sekali dia memiliki sesuatu yang bahkan aku sendiri tidak memilikinya. Bai Yin Xue oh Bai Yin Xue, harta dan tahtamu sebentar lagi akan menjadi milikku. Ah, aku hampir lupa. Kaisar tersayangmu juga akan menjadi milikku. Dia hanya akan tunduk padaku. Dan kau, hanya akan menjadi pecundang yang kehilangan segalanya!"
Ia tertawa dengan lantang. Tawanya bahkan bergema di seluruh ruangan. Para kasim dan dayang yang sedang bersujud di hadapannya hanya bisa terdiam dengan tubuh yang bergetar menahan ketakutan. Pelayan rendahan seperti mereka hanya bisa menundukkan kepalanya semakin dalam berharap bahwa mereka masih bisa melihat hari esok. Mereka bisa merasakan keserakahan dan kedengkian yang memenuhi hati Selir Niu. Tiba-tiba saja suatu firasat memenuhi hati mereka. Firasat yang bahkan tidak mereka ketahui apakah itu baik atau buruk.
***
Waktu mengalir seperti aliran sungai. Matahari kini sudah bersembunyi di pangkuan bumi. Sinar rembulan menyembul dengan malu-malu di balik awan hitam. Di Istana Malam, Jia Ying sedang menaburkan bunga mawar merah serta wewangian di dalam kolam pemandian. Tidak lupa juga meletakkan dupa kecil dengan wangi yang menyegarkan. Setelah semua sudah selesai, ia segera menghampiri Bai Yin Xue yang sedang berduduk santai di kursi panjangnya.
"Yang Mulia, saya sudah menyelesaikannya. Anda bisa membersihkan diri sekarang," seru Jia Ying menghampiri Bai Yin Xue.
Bai Yin Xue segera berdiri dan melangkahkan kakinya menuju kolam pemandian air panas yang berada di halaman belakang Istana Malam. Jia Ying mengikutinya dari belakang. Ia terlihat sedikit gelisah, dan menatap punggung Bai Yin Xue dengan iba. Ia tidak tahu apakah Bai Yin Xue sudah mendengar berita yang baru saja terjadi pagi tadi. Ia juga tidak tahu bagaimana perasaan Bai Yin Xue jika sudah mendengar berita tersebut. Wajahnya memang tidak menunjukkan apa pun, tapi Jia Ying yakin kalau hatinya sedang tersiksa.
Kenapa kaisar jahat sekali? Apa yang telah permaisuri lakukan hingga pantas mendapatkan penghinaan seperti ini? Dia bahkan tidak pernah mengkhianatinya. Tapi kenapa kaisar tidak pernah memberinya perhatian sedikitpun? Ia malah begitu menyayangi nenek sihir itu! Dasar nenek sihir tidak tahu malu! Aku benar-benar sangat membenci mereka berdua! Jia Ying bersungut dalam hati.
Bai Yin Xue berhenti di depan pintu pemandian air panas dan menolehkan kepalanya kebelakang. Ia menatap Jia Ying datar. "Ada apa denganmu?"
Jia Ying segera menggeleng. "Ah, tidak ada, Yang Mulia."
"Tinggalkan aku sendiri," titahnya tajam.
Jia Ying segera memberi hormat sebelum melangkah pergi hendak menyiapkan hanfu dan beberapa aksesoris yang akan Bai Yin Xue gunakan ketika acara perjamuan makan malam dimulai. Setelah melihat Jia Ying pergi dan menjauh dari pandangannya, Bai Yin Xue segera membuka pintu kolam pemandian sedikit keras. Dengan perlahan ia melangkahkan kakinya menuju kolam pemandian air panas, dan mendudukkan tubuhnya di dalam kolam. Riakan air menyebar seiring dengan tubuhnya yang bergerak di dalam air. Uap yang telah menyebar mengisi seluruh ruangan.
Bai Yin Xue menghela napasnya. Ia sudah mendengar berita atas kejadian pagi tadi. Bahkan ia juga sudah mendengar berita yang terjadi pada malam sebelumnya. Ia sudah mengetahui semuanya. Namun ia tidak merasakan apa pun. Ia sudah jemu dengan perilaku dua makhluk itu. Hidup mereka terlalu penuh drama yang bahkan begitu membosankan.
Ia tertawa remeh. "hah! Takdir yang sudah ditulis oleh para Dewa? Jangan bercanda! Ini benar-benar sangat lucu. Tidak heran, orang-orang di zaman kuno terlalu percaya dengan hal-hal seperti itu. Mereka benar-benar membuatku tertawa. Aku tidak percaya itu! Aku hanya percaya aku lah yang bisa menulis dan menentukan takdirku sendiri." Bai Yin Xue berhenti sejenak dan mengambil bunga mawar merah.
Ia melanjutkan sembari menatap bunga mawar merah yang kini sudah berada di genggamannya. "Wang Xiao Ru, Selir Niu ... oh tidak, mungkin aku harus memanggilmu Selir Ding. Kalian benar-benar sudah menghiburku hari ini. Aku sangat berterima kasih. Sepertinya kali ini aku setuju dengan para Dewa. Kalian benar-benar dua makhluk yang sudah ditakdirkan oleh para Dewa. Benar-benar sangat serasi."
Seakan teringat sesuatu Bai Yin Xue melanjutkan. "Ah, aku hampir lupa. Selir Ding akan menjadi pendampingmu malam ini. Aku sangat yakin kalian bahkan tidak mengetahui bahwa aku akan menghadiri acara perjamuan malam ini. Tenang saja, aku hanya akan memberi kalian kejutan kecil. Terutama untuk Selir Ding yang terhormat," ucapnya dingin.
Bai Yin Xue menyeringai dengan aura gelap yang sudah menyelimuti dirinya. Dia sudah merencanakan semuanya sejak pagi tadi. Ia sangat tidak sabar untuk segera menjadi pemeran utama dalam pertunjukannya. Kali ini ia akan menjadi pemeran utama dan merebut cahaya panggung yang sudah lama menyinari mereka.
"Aku akan menjadi bintangnya malam ini."
_________________
Haiii guysss. Akhirnya aku update lagi!!! Gimana? Kalian udah nungguin yaa? :v Aku update lgi dengan chapter terbaru nih. Yang pasti gak kalah seru dari sebelumnya. OIYA BUAT CHAPTER SELANJUTNYA, SELIR NIU, AKAN BERGANTI MENJADI SELIR DING. SESUAI DENGAN CERITANYA. Aku udah kasih tau yaa, jadi jangan pada bingung lagi nanti.
BAI YIN XUE SEDANG MERENCANAKAN APA YA? HAYOO SIAPA YANG PENASARAN?? AKU PENGEN TAU NIH SIAPA YANG PENASARAN DENGAN CHAPTER SELANJUTNYA.. AYO AYO KASIH TAU AKU :v
Semoga kalian menyukainya, tetap selalu mendukung ku yaa.
Jangan lupa vote dan comment tentang tanggapan kalian dengan ceritanya.
Terimakasih
LoveEcha.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Empress : Crimson In The Palace
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan] Bai Yin Xue, wanita pembunuh bayaran dari abad ke-30. Ia adalah pembunuh berdarah dingin yang sadis dan brutal. Ia ratu dari segala pembunuh. Semua orang yang berhadapan dengannya akan mati mengenaskan. Ia menjadi wanita yan...