Bai Yin Xue memijat pelipisnya. Kepalanya terasa sakit dengan masalah yang tak kunjung usai. Baru saja tadi siang ia menyelesaikan masalah dengan Selir Ruo, dan malam ini datang lagi masalah yang baru. Istana Malam kedatangan tamu yang tidak di undang lagi. Tetapi tamu kali ini berbeda. Ia memang tidak di undang, tapi ia mempunyai hak untuk datang ke Istana Malam. Siapa lagi kalau bukan sang kaisar, Wang Xiao Ru. Mata tajamnya menatap Bai Yin Xue lekat. Bai Yin Xue mengabaikan tatapan itu. Ia sama sekali tidak tertarik untuk menatapnya.
"Bai Yin Xue. Kau belum menjawab pertanyaanku. Kenapa kau menyiksa Selir Ruo? Dia adalah selirku, kenapa kau melukainya?" tanya Wang Xiao Ru tajam.
Dia selirmu? Ya. Dia memang selirmu. Tapi bagaimana dengan pemilik asli tubuh ini? Dia adalah istri sahmu. Kau bahkan tidak pernah membelanya seperti kau membela para selirmu! sungut Bai Yin Xue dalam hati.
Bai Yin Xue akhirnya menengadahkan kepalanya menatap sang kaisar tajam. "Wang Xiao Ru, kau bertanya kepadaku seakan kau tahu inti dari permasalahannya."
"Tentu saja aku tahu. Selir Ruo wanita yang lembut. Ia berkunjung ke istanamu untuk melihat keadaanmu. Kenapa kau tega melukainya, Bai Yin Xue!" teriak Wang Xiao Ru. Suaranya bergema di setiap sudut ruangan.
Bai Yin Xue tertawa. "Tidak ku sangka selir kesayanganmu begitu mudahnya membalikkan hitam menjadi putih. Baiklah, sepertinya aku tidak perlu menjelaskannya lagi. Kau begitu percaya padanya. Tidak ada gunanya aku menjelaskan semua padamu," ujarnya dingin.
"Apa maksudmu? Dia adalah selirku tentu saja aku percaya padanya," jelas Wang Xiao Ru.
Bai Yin Xue tertawa lagi. Kali ini lebih lantang. "Wang Xiao Ru, kau sungguh naif. Aku selalu mempertanyakan bagaimana kau bisa menjadi kaisar. Sifat naifmu ini suatu saat akan menjatuhkanmu. Kau harus belajar melihat dari segala sudut pandang. Jika kau hanya melihat satu sudut pandang di hadapanmu, tidak akan ada yang tahu siapa yang akan menjatuhkanmu dari belakang."
Wang Xiao Ru tertegun sejenak, kemudian berkata, "baiklah, aku akan mendengarkan penjelasanmu."
"Mendengarkan penjelasanku? Aku tidak yakin kau akan percaya."
"Aku akan percaya!" sergahnya.
Bai Yin Xue menatapnya sejenak lalu menghela napas. "Selir Ruo yang mencari masalah denganku terlebih dahulu. Dia sama sekali tidak memiliki sopan santun dan masuk ke istanaku tanpa rasa hormat. Apa ini yang kau ajarkan pada selirmu? Bahkan aku sebagai permaisurimu tidak memiliki hak untuk mengajarkannya tata krama? Bukankah aku yang memiliki hak paling besar di haremmu? Dia bahkan dengan santainya melukai dayang pribadiku. Dimana harga diriku sebagai permaisuri? Aku tidak hanya menyabet gelar sebagai permaisurimu tapi juga ibu di negaramu. Jika selirmu saja tidak memiliki rasa hormat kepadaku bagaimana dengan rakyatmu?" jelasnya dingin.
Wang Xiao Ru lagi-lagi tertegun. Ia tidak tahu harus berkata apa. Ia hanya bisa menatap Bai Yin Xue yang menatapnya dingin. Ada kebencian yang tersirat di manik matanya. Ia bertanya-tanya di dalam hati. Apa ia telah melakukan kesalahan? Apakah kesalahan itu sangat fatal sehingga Bai Yin Xue begitu membencinya? Ia merasa ada perubahan yang begitu kentara pada diri Bai Yin Xue. Perubahan yang membuatnya merasa Bai Yin Xue semakin lama semakin menjauh. Semakin tidak terlihat. Semakin tidak tergapai. Seakan ada tembok besar tak kasat mata yang membatasi mereka berdua.
"Baiklah, aku sudah menjelaskan semuanya padamu. Aku tidak peduli bagaimana kau akan menilainya. Aku ingin tidur. Jangan ganggu aku. Yang mulia, anda bisa pergi," usir Bai Yin Xue halus.
"Aku--" sejenak Wang Xiao Ru ragu untuk mengucapkan kalimat selanjutnya.
"Aku akan tidur di sini malam ini."
"Yang mulia?! Anda tidak salah berbicara?! Atau aku yang salah mendengar?!" kaget Bai Yin Xue.
"Tidak. Aku tidak salah berbicara dan kau juga tidak salah mendengar. Aku akan tidur di sini malam ini," jelasnya.
"Tidak. Tidak. Tidak. Aku tidak ingin kau tidur denganku. Aku juga tidak ingin berada di ruangan yang sama denganmu. Aku sungguh tidak menginginkannya," tegas Bai Yin Xue dengan lantang.
"Kenapa? Aku suamimu. Aku punya hak untuk tidur denganmu," ujar Wang Xiao Ru. Ada kekecewaan di balik kata-katanya.
Bai Yin Xue mengabaikannya. Ia sudah sangat lelah hari ini dan tidak berniat untuk berdebat. Dengan perasaan kesal ia berdiri dari tempat tidurnya dan melangkah keluar ruangan. Hanfu merahnya di hempaskan seiring dengan langkahnya. Kepalanya tegak, dan matanya menatap lurus ke depan mengabaikan tatapan sang kaisar. Ketika kakinya sudah berada di ambang pintu ia merasa tangannya di tarik dengan sangat kuat. Seketika ia berbalik, dan matanya bertemu dengan mata tajam milik Wang Xiao Ru.
"Bai Yin Xue! Kenapa kau mengabaikanku?! Aku ini suamimu!" keluhnya.
Bai Yin Xue menutup matanya sejenak kemudian menatap Wang Xiao Ru dingin. "Benar. Kau memang suamiku. Tapi apa kau pernah menganggapku sebagai istrimu? Sekarang aku tanya padamu. Sebenarnya di hatimu kau menganggap aku seperti apa? Mainanmu? Hahaha Wang Xiao Ru, kau sungguh lucu. Kau datang padaku hanya untuk memarahiku atas kesalahanku yang tidak berdasar. Dan sekarang! Kau bahkan bertanya kepadaku kenapa aku mengabaikanmu?! Kemudian dengan santainya kau mendeklarasikan bahwa kau suamiku?! Kemana kau selama ini?! Kau selalu mengabaikanku! Aku tidak peduli lagi!" hardik Bai Yin Xue sembari menghempaskan tangan Wang Xiao Ru.
Sekali lagi ia menatapnya dingin. "Wang Xiao Ru, aku benar-benar sudah tidak peduli lagi." Bai Yin Xue berujar dengan dingin dan penuh penekanan di setiap kata.
Dengan langkah lebar ia kembali melangkahkan kakinya keluar ruangan. Hanfu merahnya berkibar seiring dengan langkahnya. Tatapannya begitu dingin dengan kepala tegak yang terlihat angkuh. Matanya memancarkan kilatan merah yang siap membunuh siapa saja. Suasana hatinya benar-benar buruk. Sinar bulan yang di tutupi awan hitam membuat malam semakin pekat. Malam yang gelap semakin terasa mencekam mengiringi langkahnya. Hanfu merah yang dikenakannya terlihat seperti darah yang mengalir. Ia terlihat begitu menakutkan di tengah pekatnya malam.
Wang Xiao Ru terpaku. Mata tajamnya menatap punggung Bai Yin Xue yang terlihat begitu dingin. Ia tidak bisa menghentikannya. Ia hanya bisa menutup matanya menahan perasaan yang bergejolak di hatinya sembari mengepalkan tangannya dengan erat. Begitu eratnya hingga darah berceceran di balik jemarinya.
_________________
Haiii guysss. Akhirnya aku update lagi!!! Maaf yaa lama updatenya. Selama lockdown ini kuliah online terasa lebih berat daripada kuliah offline :"" Tugas dimana-mana :" Hope you understand. Aku akan usahakan update tiap hari. Atau setidaknya seminggu dua atau tiga kali update^^
Bai Yin Xue sepertinya sudah tidak peduli lagi dengan sang kaisar. Sejujurnya Bai Yin Xue itu adalah wanita yang tegas. Menurut kalian bagaimana dengan karakter Bai Yin Xue dan Wang Xiao Ru? Ayo kalian bebas berpendapat.
Semoga kalian menyukainya, tetap selalu mendukung ku yaa.
Jangan lupa vote dan comment tentang tanggapan kalian dengan ceritanya.
Terimakasih
LoveEcha.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Empress : Crimson In The Palace
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan] Bai Yin Xue, wanita pembunuh bayaran dari abad ke-30. Ia adalah pembunuh berdarah dingin yang sadis dan brutal. Ia ratu dari segala pembunuh. Semua orang yang berhadapan dengannya akan mati mengenaskan. Ia menjadi wanita yan...