Wang Xiao Ru melangkahkan kakinya menuju suatu tempat. Langkahnya tergesa-gesa. Ia terlihat seperti terburu-buru. Awan hitam dengan cahaya bulan temaram mengiringi langkahnya. Dedaunan berterbangan diterpa angin malam. Ia sendirian. Tidak ada yang menemaninya. Hingga akhirnya ia menghentikan langkahnya di depan sebuah gerbang besar. Gerbang kokoh yang menjulang tinggi. Gerbang Istana Qiong. Istana dimana selir kesayangannya, Selir Niu berada.
Ia menarik napasnya perlahan, mengatur pernapasannya hingga stabil. Setelah beberapa saat ia melangkahkan kakinya menuju kamar pribadi Selir Niu. Di sana, ia melihat seorang dayang tengah berjaga di depan kamar pribadi Selir Niu. Ia berhenti, dan menatap dayang tersebut dengan tajam.
"Minggir!" titahnya tajam.
Dayang tersebut segera menundukkan kepalanya dan melangkah menjauh dari kamar pribadi Selir Niu. Dengan perlahan Wang Xiao Ru masuk, dan melihat Selir Niu yang sedang berduduk santai di bangku panjang kamar tidurnya. Ia terlihat cantik di bawah cahaya lilin yang berayun dengan perlahan. Wajahnya kini sudah kembali seperti semula. Bahkan terlihat lebih cantik dari sebelumnya. Wajahnya lembut, seperti yang ia dambakan. Tidak seperti Bai Yin Xue yang telihat keras dan angkuh.
Selir Niu mendongakkan kepalanya dan melihat Wang Xiao Ru berdiri di hadapannya. Ia menatap Selir Niu dengan lembut dan penuh kasih. Tatapan yang hanya ditujukan untuk Selir Niu, selir kesayangannya.
"Yang mulia, anda kemari," sapa Selir Niu dengan suara yang di lembutkan.
"Apa aku mengganggumu?" tanyanya lembut.
Selir Niu menggeleng cepat. "Tentu tidak yang mulia. Aku sangat senang yang mulia akhirnya mengunjungiku lagi."
Wang Xiao Ru mengangguk, kemudian berkata "pesta perjamuan makan malam akan diadakan besok malam. Kau akan menjadi pendampingku lagi. Kau tidak keberatankan?" tanyanya.
Selir Niu segera mengangguk antusias. "Tentu tidak yang mulia. Saya juga sangat senang untuk mendampingi yang mulia ketika pesta perjamuan makan malam diadakan."
Pesta perjamuan makan malam akan diadakan besok malam. Tidak terasa waktu begitu cepat mengalir seperti aliran sungai. Seperti biasanya, yang akan menjadi pendampingnya ketika acara diadakan adalah Selir Niu. Sejak Bai Yin Xue menolak untuk menghadiri acara terkutuk itu, Selir Niu lah yang menjadi pendampingnya. Hingga membuat semua orang berspekulasi bahwa Selir Niu adalah selir kasayangannya, dan akan menjadi permaisuri masa depan di Kekaisaran Fanghua, Dinasti Wang-Qi. Sejak saat itu Selir Niu selalu diperlakukan dengan sangat terhormat sehingga membuatnya besar kepala. Ia sangat yakin jika suatu hari nanti ia akan menggantikan posisi Bai Yin Xue sebagai permaisuri. Ia juga sangat yakin jika suatu saat nanti dunia akan berada di genggamannya. Ketika dunia sudah berada di genggamannya ia akan menginjak kepala Bai Yin Xue dan membuatnya menderita seumur hidup. Ia ingin melihat wajahnya yang penuh kebanggaan itu bertekuk lutut di hadapannya dan memohon ampun padanya.
Tidak hanya itu. Ia tidak puas jika hanya menyiksa Bai Yin Xue saja. Ketika dunia sudah berada di genggamannya ia juga akan menyiksa keluarga Bai, keluarga Bai Yin Xue. Menurutnya, keluarga Bai Yin Xue adalah penghalang terbesarnya, mengingat jabatan ayah Bai Yin Xue adalah Jenderal tertinggi di kekaisaran dan bangsawan terhormat, membuatnya iri hati. Ia akan memusnahkan semua yang Bai Yin Xue banggakan, dan merampas semua yang Bai Yin Xue miliki. Karena menurutnya apa yang Bai Yin Xue miliki adalah miliknya juga. Termasuk Kaisar tersayangnya. Ia akan melakukan segala cara untuk mencuri perhatian sang kaisar, dengan begitu ia akan dengan mudah menghancurkan Bai Yin Xue, dan merebut semua miliknya. Memikirkan itu saja sudah membuatnya sangat senang. Jantungnya menggebu dengan gejolak keserakahan yang tiada tara.
Dengan perlahan Selir Niu segera berdiri dan melepaskan jubah kekaisaran Wang Xiao Ru dari pundaknya. Ia menuntun Wang Xiao Ru untuk duduk di kursi panjang kamar tidurnya.
"Yang mulia, anda terlihat kelelahan. Bagaimana kalau saya memijat yang mulia?" tanyanya perlahan.
"Baiklah. Lakukan sesukamu. Aku sangat suka pijatanmu," ucap Wang Xiao Ru sembari memejamkan mata, menenangkan pikirannya.
Selir Niu dengan senang hati memijat pundak Wang Xiao Ru dengan manja. Jemari lentiknya sedikit menggoda pundaknya, memberikan sentuhan yang sensual. Wang Xiao Ru diam saja, menikmati sentuhannya. Bibirnya yang merah merekah dengan manja berbisik di telinga Wang Xiao Ru.
"Wang Zhi, bagaimana kalau aku melayanimu malam ini?"
Ini bukan pertama kalinya Selir Niu memanggilnya dengan nama lahirnya. Ia tidak mempermasalahkan itu sama sekali. Justru ia sangat menyukainya. Ia sangat menyukai jika Selir Niu sudah memanggilnya dengan nama lahirnya, terlebih dengan bisikan manja yang dipenuhi dengan hasrat yang teredam. Bisikan itu tentu saja membangkitkan gairahnya yang sudah dipadukan dengan sentuhan sensual yang Selir Niu berikan.
Selir Niu dengan perlahan duduk di pangkuan Wang Xiao Ru, dan mengalungkan lengannya di lehernya. Wajahnya perlahan maju menipiskan jarak di antara mereka hingga mereka bisa merasakan napas satu sama lain. Bibirnya yang lembut menyatu dengan milik Wang Xiao Ru. Ia memberikan sentuhan lembut yang menggoda. Wang Xiao Ru menikmatinya. Ia sudah melingkarkan lengannya di pinggul Selir Niu. Sentuhan yang sensual itu membangkitkan hasratnya. Gejolak gairah yang sudah lama tidak tersalurkan kembali bangkit kepermukaan. Ia sudah tidak bisa menahannya lagi. Ia akan menyalurkan hasratnya kepada Selir Niu.
Wang Xiao Ru melepaskan pagutan mereka. "Kita lanjutkan di ranjangmu saja," bisiknya dengan suara parau.
Selir Niu mengangguk. Wang Xiao Ru segera menggendong Selir Niu menuju ranjangnya, dan dengan perlahan ia merebahkan tubuh Selir Niu di ranjang. Manik mata tajamnya menatap Selir Niu. Tatapan yang hanya di penuhi oleh hasrat yang menggebu. Selir Niu juga menatapnya. Tatapan yang penuh dengan kelembutan. Sangat berbanding terbalik dengan Bai Yin Xue yang hanya menatapnya dingin dengan wajah angkuhnya. Ia sangat tidak menyukai tatapan itu. Tatapan yang dulu hanya di penuhi dengan kelembutan dan begitu memujanya, kini hanya di penuhi dengan kebencian yang dingin. Mengingatnya saja sudah membuat hatinya sakit.
Malam ini, ia akan melupakan semuanya. Ia akan melupakan tatapan yang dingin itu. Ia akan melupakan pemilik wajah angkuh itu. Ia juga akan melupakan denyutan nyeri yang ada di hatinya. Ia tidak ingin mengingatnya lagi. Persetan dengan itu semua. Yang ia inginkan sudah ada di depan matanya. Tatapan lembut Selir Niu yang hanya di tujukan untuk dirinya sudah bisa membuat hatinya tenang. Tatapan ini yang ia inginkan. Tatapan lembut dari orang ini yang ia dambakan, bukan dari orang itu.
Dengan lembut ia mengecup Selir Niu. Ia menjejalkan kecupan perlahan dan penuh kelembutan di bibirnya. Perlahan tapi pasti, kecupan itu menjadi semakin ganas. Yang awalnya di penuhi dengan kelembutan dan kasih sayang, sekarang hanya di penuhi oleh hasrat dan gejolak gairah sudah menggebu-gebu. Malam ini ia akan memuaskan dirinya dengan selir kesayangannya, dan melupakan semuanya.
Ia membiarkan semuanya berjalan seperti aliran sungai yang mengalir. Ia tidak pernah tahu kemana ombak itu akan membawanya. Ia tidak akan pernah tahu bahwa aliran sungai itu yang akan membawanya kepada suatu takdir yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Takdir yang akan membawanya pada dua pilihan, mempertahankan atau melepaskan.
____________________
Haiii guysss. Akhirnya aku update lagi!!! Gimana? Kalian udah nungguin yaa? :v Aku update lgi dengan chapter terbaru nih.
WANG XIAO RU INI MEMANG BENAR-BENAR....HUFT AKU GAK BISA BERKATA-KATA LAGI. MENURUT KALIAN GIMANA GUYS DENGAN KARAKTER WANG XIAO RU? AYO YG MAU CACI MAKI DIA AKU PERSILAHKAN :V
Semoga kalian menyukainya, tetap selalu mendukung ku yaa.
Jangan lupa vote dan comment tentang tanggapan kalian dengan ceritanya.
Terimakasih
LoveEcha.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Empress : Crimson In The Palace
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan] Bai Yin Xue, wanita pembunuh bayaran dari abad ke-30. Ia adalah pembunuh berdarah dingin yang sadis dan brutal. Ia ratu dari segala pembunuh. Semua orang yang berhadapan dengannya akan mati mengenaskan. Ia menjadi wanita yan...