Chapter 1 | Bai Yin Xue

18.2K 1.4K 143
                                    

Abad 30 adalah abad di mana semua yang di butuhkan bisa di akses dengan mudah. Teknologi-teknologi yang canggih sudah lazim di temui. Segala jenis transportasi yang di butuhkan ada. Baik transportasi darat, laut, maupun udara. Tidak hanya pesawat yang bisa terbang. Mobil pun juga bisa terbang dengan kecepatan yang sama dengan pesawat.

Robot-robot juga hidup berdampingan dengan manusia. Bahkan di antara robot dan manusia sudah tidak ada perbedaan sama sekali. Rupa para robot benar-benar seperti manusia pada umumnya. Mereka bahkan bisa menikah dan memiliki anak seperti manusia pada umumnya.

Gedung-gedung yang menjulang tinggi hingga menembus angkasa bukanlah hal yang luar biasa lagi. Hampir semua gedung-gedung yang ada, menjulang tinggi hingga menembus angkasa. Mereka bahkan tidak perlu menggunakan roket untuk melihat bulan dan bintang dari jarak dekat. Mereka hanya perlu memasuki gedung dan terbang menggunakan sepatu khusus yang mereka miliki untuk melihat angkasa. Jangan heran, setiap orang di abad 30 mempunyai sepatu itu, dan itu sudah menjadi hal yang lazim di sana. Ketika mereka mencapai puncak teratas, mereka tidak perlu khawatir akan kehilangan oksigen. Ruangan itu sudah di desain khusus agar setiap orang masih bisa bernafas di luar angkasa.

Tidak hanya itu, mereka bahkan bisa membangun rumah di atas permukaan, dengan kata lain rumah itu tetap bisa berdiri kokoh meski tidak berada di daratan, melainkan di udara. Semakin tinggi rumah yang mereka miliki, semakin terhormat mereka. Bahkan ada yang membangun rumah di atas langit, hampir menyentuh angkasa. Jangan di tanya bagaimana caranya. Hanya mereka lah yang tau caranya.

 Hanya mereka lah yang tau caranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Terik mentari di siang hari begitu menyengat menusuk ubun-ubun. Kicauan burung di lautan terdengar seperti sebuah melodi. Desiran angin menyentuh kulit, dan memberikan kesejukan di tengah terik mentari. Suara ombak di lautan terdengar begitu tenang.

Di sana, jauh di tengah lautan, kapal pesiar yang begitu megah dan mewah melaju dengan damai. Setiap orang bersenang-senang di dalam sana. Ada yang bersama keluarganya, temannya, bahkan ada juga yang bersama pasangannya. Tapi sayang sekali, mereka tidak mengetahui akan ada pertumpahan darah yang akan terjadi di kapal pesiar itu.

Seorang wanita cantik berjalan menelusuri lorong setiap kamar. Langkahnya begitu anggun, namun keangkuhan telihat jelas pada dirinya. Ia berjalan sembari memegang senapan di tangan kanannya. Para pengikutnya mengikuti dari belakang, dan mereka semua adalah lelaki. Gaun hitam yang panjang memperlihatkan kemolekan tubuhnya. Setiap orang yang melihatnya begitu terpana melihat kecantikan pada dirinya. Namun, tidak ada yang berani mendekatinya. Siapa yang tidak kenal dengannya? Dia adalah pembunuh bayaran berdarah dingin yang terkenal sadis dan brutal. Dia ratu dari segala pembunuh, Bai Yin Xue.

"Nona Bai, ini adalah kamarnya. Dia adalah target kita saat ini," ucap salah seorang pengikutnya.

Bai Yin Xue menatap kamar itu dan tersenyum remeh. "Kamar 666? Pak tua kau bahkan sudah meramal kematianmu sendiri."

"Bersiaplah menemui kematianmu hari ini. Aku malaikat kematian datang menjemputmu, dan akan membawamu ke neraka," ujarnya dingin, dan mata yang seakan haus darah.

Bai Yin Xue mendobrak pintu itu dengan paksa. Ia menendangnya hanya dengan satu tendangan. Itu adalah kekuatan yang luar biasa untuk seorang wanita. Tanpa membuang waktu ia langsung memasuki kamar itu dan di ikuti oleh para pengikutnya.

Bai Yin Xue menyeringai. "Hei pak tua, kau bahkan masih sempat bermain dengan para pelacur ini. Kau tidak mengenalku? Aku datang untuk menjemputmu."

Lelaki tua bangka itu terkejut dan menatap Bai Yin Xue dengan takut. Ia tentu saja mengenalnya. Di dunia ini siapa yang tidak mengenal Bai Yin Xue? Bahkan anak kecil berumur lima tahun saja mengenalnya.

Ia meneguk salivanya dengan gugup, tubuhnya bergetar ketakutan. Dengan hati-hati lelaki tua itu mengambil pisau yang terselip di balik bantalnya. Para pelacur itu berteriak dan berlari ketakutan. Bai Yin Xue membiarkan mereka, karena mereka bukanlah targetnya.

Lelaki tua itu tertawa seperti orang gila. "Bai Yin Xue! Kau mau membunuhku?! Sayang sekali tidak secepat itu."

"KARENA AKU AKAN MEMBUNUHMU TERLEBIH DAHULU!" teriak lelaki tua itu. Ia berlari ke arah Bai Yin Xue dengan pisau yang ada di tangannya.

Bai Yin Xue menyeringai dan dengan sigap menembak lelaki tua itu dengan senapannya. Ia menembaknya tidak hanya sekali, tapi berkali-kali hingga pelurunya habis. Darah bercucuran dimana-dimana, bahkan ada yang mengenai gaun dan wajahnya. Bai Yin Xue menatap lelaki tua itu dengan puas. Tatapan matanya begitu dingin.

"Pak tua, nyalimu cukup besar ternyata. Tapi kau begitu bodoh, kau berkata seperti itu ketika suasana hatiku sedang tidak bagus. Jadi jangan salahkan aku," ucapnya dingin.

Bai Yin Xue menatap para pengikutnya. "Kalian urus dia. Kalau bisa bakar saja jasadnya," perintahnya.

Bai Yin Xue segera meninggalkan lokasi berdarah itu. Ia tidak tahu mengapa, tiba-tiba saja suasana hatinya menjadi buruk. Rasanya ia ingin membunuh setiap orang yang ada di hadapannya. Namun, itu tidak mungkin terjadi. Ia tidak mungkin membunuh orang yang tidak bersalah. Dia bukanlah seseorang yang berdarah dingin seperti yang di gosipkan.

Bai Yin Xue berdiri di pagar pembatas menikmati angin sejuk. Matanya menatap lautan yang luas. Ia berusaha menenangkan suasana hatinya yang sedang buruk. Aura gelap mengelilingi dirinya. Tidak ada yang berani mendekati Bai Yin Xue ketika aura hitam sudah mengelilingi dirinya. Karena itu sudah pasti aura membunuh. Bahkan untuk sekedar berjalan melewatinya saja tidak ada yang berani.

"NONA BAI DI BELAKANGMU!" teriak salah seorang pengikutnya ketika melihat seseorang hendak mendorong Bai Yin Xue.

Bai Yin Xue menoleh dan berhasil mengelak. Namun karena ia kehilangan keseimbangan, ia akhirnya terjatuh ke dalam lautan yang tiada tepi.

"NONA BAI!" teriak semua pengikutnya.

***

AUTHOR NOTE: JANGAN ADA YANG TANYA YA GIMANA CARANYA BANGUN RUMAH DI ATAS LANGIT. YA KARNA AKU JUGA GAK TAU CARANYA WKWK XD *DAMAI GUYS XD

_______________

Halo semuanya. Akhirnya aku Update lagi.

Semoga kalian menyukainya, tetap selalu mendukung ku yaa.

Jangan lupa vote dan comment tentang tanggapan kalian dengan ceritanya.

Terimakasih
LoveEcha.

The Empress : Crimson In The PalaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang