Bai Yin Xue sedang berduduk santai di gazebo Paviliun Merah. Matanya menelisik pemandangan di sekitar yang terlihat begitu indah. Kupu-kupu putih dengan cahaya keemasan berkeliaran mengelilingi bunga krisan merah yang berayun dengan damai diterpa angin pagi. Jemari lentiknya melambai hendak meraih setangkai bunga krisan merah. Mata sayunya yang cantik seperti bunga persik, dan tajam seperti burung phoenix menatap bunga krisan merah yang sekarang sudah berada di genggamannya.
"Bunga ini ... indah. Dari jauh memang terlihat menakutkan. Tapi jika dilihat dari dekat bunga ini terlihat indah. Sayang sekali tidak semua orang bisa melihat keindahannya." Bai Yin Xue berujar dengan datar.
Ia menghela napas dan memainkan bunga krisan merah dengan jemarinya. Pikirannya berkelana tentang kehidupannya di masa lalu. Kehidupan yang hanya di penuhi dengan darah dan kegelapan. Ia sendiri tidak ingat sejak kapan terakhir kali melihat cahaya. Dunia yang melingkupinya hanyalah kegelapan yang dingin. Begitu dingin hingga hatinya pun menjadi dingin membeku dan tak tersentuh.
"Yang Mulia?"
Bai Yin Xue tersentak ketika ada yang memanggilnya. Ia menolehkan kepalanya dan melihat Jia Ying tengah menatapnya dengan khawatir. Ia membawa nampan yang berisi air dan kue kering serta beberapa buah-buahan.
"Yang Mulia, anda baik-baik saja?" tanya Jia Ying lagi.
Bai Yin Xue menatapnya sekilas. "Aku baik-baik saja. Hanya mengingat beberapa kejadian lampau."
"Yang Mulia, anda tidak perlu khawatir. Aku tidak akan membiarkan seorangpun menyakitimu. Kaisar sekalipun tidak akan menghalangi jalanku untuk melindungi yang mulia," ia berujar percaya diri.
"Bagaimana bisa anak kecil sepertimu melindungiku? Apa kau menguasai ilmu beladiri?"
"A-aku tidak bisa, yang mulia." Jia Ying terbata. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena malu.
"Kalau begitu kau harus berlatih mulai dari sekarang. Biarkan Ling Fei yang mengajarimu. Kau harus melindungi dirimu sendiri. Kau tidak perlu melindungiku. Aku tidak membutuhkannya," ucapnya datar.
Jia Ying hanya bisa diam mendengar perkataan Bai Yin Xue. Ia tidak mengerti kenapa sifatnya berubah dan berbanding terbalik dengan dirinya yang dulu. Ada banyak perubahan pada diri Bai Yin Xue yang membuatnya terkejut dan tidak percaya kalau Bai Yin Xue yang ada di hadapannya ini adalah Bai Yin Xue yang ia kenal dulu. Seorang gadis yang lemah lembut dan bertutur kata sopan. Seperti seorang malaikat. Sekarang, yang ada di hadapannya sangat jauh dari kata seorang malaikat. Mungkin lebih tepatnya seperti seorang iblis. Iblis yang berdarah dingin dan tak kenal ampun. Iblis yang bisa memakan mangsanya kapan saja. Iblis yang bisa membuat dunia berada di genggamannya dan menghancurkannya kapan pun dia mau. Tapi, bagaimanapun juga, hanya satu yang Jia Ying tahu. Ia harus melindungi Bai Yin Xue. Apa pun itu ia tetap harus melindunginya. Di bawah intrik istana yang kejam dan orang yang bertentangan dengannya, ia akan tetap melindungi Bai Yin Xue. Ia akan mengerahkan semua kekuatannya untuk melindunginya. Karena ia sudah berjanji dan akan mengabdikan hidupnya untuk Bai Yin Xue.
"Yang Mulia, beberapa hari lagi akan diadakan pesta perjamuan makan malam. Dan ada kemungkinan yang mulia kaisar akan memilih selir baru seperti tahun-tahun sebelumnya. Apakah yang mulia ingin melewatkan acara ini lagi?" tanya Jia Ying ragu dan penuh kehati-hatian.
Pesta perjamuan makan malam diadakan setahun sekali. Seperti yang Jia Ying tahu, Bai Yin Xue selalu melewatkan acara yang tidak menyenangkan itu. Bagaimana tidak? Ia harus rela menyaksikan suaminya yang notabenenya adalah seorang kaisar memilih selir baru di setiap tahunnya. Dan semakin banyak selir yang dia pilih semakin besar kecemburuan Bai Yin Xue. Sejak saat itu ia tidak pernah mau menghadiri acara terkutuk itu lagi. Ia tidak peduli bagaimana tanggapan orang lain mengenai tindakannya. Yang ia tahu hanya satu, ia tidak ingin hatinya terluka lebih dalam lagi. Sayang sekali, Jia Ying tidak tahu, Bai Yin Xue yang seperti itu sudah tidak ada lagi. Yang ada di hadapannya sekarang adalah Bai Yin Xue yang berhati dingin dan tak tersentuh. Bahkan kecemburuan itu pun tidak pernah singgah di hatinya.
"Tidak. Aku tidak akan melewatkannya," jawabnya meyakinkan.
Jia Ying menatap Bai Yin Xue. Ada kilatan bingung di matanya. "Yang Mulia, apa anda yakin?" Tanya Jia Ying lagi.
Bai Yin Xue menatap Jia Ying tajam. "Apa aku terlihat ragu-ragu?" Timpalnya.
Jia Ying segera panik dan menundukkan kepalanya dalam-dalam. "Tidak. Bukan seperti itu maksud saya, Yang Mulia. Saya hanya khawatir--"
Belum sempat Jia Ying menyelesaikan kalimat selanjutnya, Bai Yin Xue sudah memotong terlebih dahulu. "Apa yang perlu kau khawatirkan? Itu hanya acara perjamuan, tentu saja aku tidak boleh melewatkannya. Selain kehadiran kaisar, kehadiran permaisuri juga suatu kewajiban. Aku akan ditertawakan oleh orang-orang jika aku melewatkannya. Dan untuk masalah kaisar memilih selir, kau tidak perlu khawatir. Aku tidak peduli. Sebanyak apa pun selir yang dia pilih aku tetap tidak akan peduli. Mau dia memenuhi seluruh harem di istana dengan seluruh wanita di wilayah kekaisaran Fanghua aku tetap tidak akan peduli. Jadi kau tidak perlu khawatir. Simpan kekhawatiranmu untuk hal yang lebih penting," jelas Bai Yin Xue tajam dan dingin.
Jia Ying awalnya ragu. Namun setelah mendengar penjelasan Bai Yin Xue ia hanya bisa menganggukkan kepalanya. Ia sudah tidak bisa berkata lagi jika Bai Yin Xue sudah berkata dengan intonasi seperti itu. Jika sudah seperti itu menandakan bahwa perkataannya tidak terbantahkan.
Di sisi lain, Bai Yin Xue sudah beranjak pergi meninggalkan Paviliun Merah. Hanfu merahnya berkibar melintasi bunga krisan merah. Kepalanya tegak dengan mata yang menajam memperlihatkan keangkuhannya. Tidak ada yang mengetahui bahwa jika Bai Yin Xue sudah membulatkan tekad, ia akan melakukannya. Ia akan menunjukkan kepada semua orang siapa dia yang sebenarnya. Ia tidak akan membiarkan orang lain meremehkannya lagi. Ia tidak akan membiarkan orang lain menertawakannya lagi. Ia tidak akan membiarkan orang lain mengusiknya lagi. Karena di dalam kehidupan ini manusia hanya mempunyai dua pilihan. Menjadi baik, atau menjadi buruk. Dan Bai Yin Xue? Tentu saja dia tidak memilih keduanya. Ia akan menjadi baik kepada orang yang berbuat baik kepadanya. Dan dia akan menjadi buruk kepada orang yang berbuat jahat kepadanya. Dan itu sudah menjadi prinsip di dalam kehidupannya. Prinsip yang sudah mendarah-daging di dalam hatinya yang dingin membeku.
_________________________
Haiii guysss. Akhirnya aku update lagi!!! Gimana? Kalian udah nungguin yaa? :v Aku update lgi dengan chapter terbaru nih. Oiya nanti malam takbirankan? Besok lebaran nih. Gak sabar makan lontong gulai pakis nih aku wkwk.
MAU SPOILER AJA. NTAR PAS ACARA PERJAMUAN MAKAN MALAM BAKALAN ADA KEJADIAN YANG WOW BANGET NIH. BAI YIN XUE MEMANG SESUATU BANGET, SAMPE BUAT SEMUA ORANG TERPUKAU DAN TERCENGANG :V AYO KASIH TAU AKU DULU SIAPA YANG GAK SABAR CHAPTER SELANJUTNYA... AYO AYO :v
Semoga kalian menyukainya, tetap selalu mendukung ku yaa.
Jangan lupa vote dan comment tentang tanggapan kalian dengan ceritanya.
Terimakasih
LoveEcha.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Empress : Crimson In The Palace
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan] Bai Yin Xue, wanita pembunuh bayaran dari abad ke-30. Ia adalah pembunuh berdarah dingin yang sadis dan brutal. Ia ratu dari segala pembunuh. Semua orang yang berhadapan dengannya akan mati mengenaskan. Ia menjadi wanita yan...