Chapter 6 | Her Cold Eyes

15.2K 1.3K 84
                                    

Istana Qiong adalah istana yang di berikan kaisar untuk Selir Niu. Istana yang tak kalah megah dari istana malam. Kaisar benar-benar memperlakukannya bak permaisuri. Karena itulah orang-orang di istana menaruh hormat padanya. Mereka semua percaya selir Niu akan menjadi permaisuri suatu saat nanti.

Bai Yin Xue tiba di gerbang kamar Selir Niu. Ia menyeringai dan mendobrak gerbang yang besar itu dengan satu tendangan. Matanya menelisik setiap sudut ruangan. Ruangan ini terlalu indah untuk selir rendahan seperti dirinya. Sepertinya Bai Yin Xue harus mengajarkannya untuk tahu diri.

"Wah~lihatlah dirimu Selir Niu. Wajahmu murung sekali," sarkas Bai Yin Xue.

Selir Niu menatap Bai Yin Xue tidak suka. "Kau! Aku tahu kau adalah dalang di balik semuanya! Sialan kau Bai Yin Xue!" geram Selir Niu.

"Berani sekali kau menuduhku tanpa sebuah bukti!" ketus Bai Yin Xue.

"Bukti?! Aku tidak perlu bukti! Kau selalu merasa iri padaku karena kaisar terlalu menyayangiku!" teriak Selir Niu.

Bai Yin Xue mengepal tangannya dengan erat. Ia memang sangat tidak menyukai orang yang tidak tahu diri. Dengan langkah lebar ia mendekati Selir Niu yang sedang duduk di pinggir ranjang. Tangannya terulur menarik rambut Selir Niu dengan kuat.

Bai Yin Xue menatapnya dengan dingin. "Jaga bicaramu. Kau sangat tidak tahu diri. Lihat dengan siapa kau berbicara, Selir Niu."

Selir Niu menggigit bibirnya dan mengepal tangannya dengan erat. Ia berusaha menahan amarahnya. 

"Mau apa kau kemari?" tanya Selir Niu menahan amarah.

"Ah! Aku hampir lupa. Aku kemari karena ingin membantumu." Bai Yin Xue menjawab sembari melepaskan rambut Selir Niu.

"Aku bisa mengembalikan wajahmu seperti semula," timpalnya.

"Benarkah?!" Selir Niu bertanya dengan mata yang berbinar.

"Tentu saja. Aku akan memberikan botol ini padamu. Kau hanya perlu mengkonsumsinya selama sepuluh hari. Dan wajahmu akan mulus kembali," jelas Bai Yin Xue.

"Berikan botol itu padaku!" Selir Niu meminta tidak sabar.

"Aku tidak akan memberikan botol ini secara cuma-cuma. Aku punya satu syarat," tawar Bai Yin Xue.

"Apa itu?" tanya Selir Niu tidak sabar.

Bai Yin Xue menyeringai. "Jilat sepatuku."

Nada bicaranya terdengar begitu dingin. Ia menatap Selir Niu dengan seringaian iblisnya. Tubuh Selir Niu bergetar ketakutan. Tatapan itu begitu dingin. Tidak ada belas kasihan di balik tatapannya.

"Aku tidak akan memberikan botol ini sebelum kau menjilat sepatuku," timpal Bai Yin Xue lagi.

Selir Niu menggigit bibirnya. Bai Yin Xue, aku akan membalasmu! batin Selir Niu.

Selir Niu segera berlutut di hadapan Bai Yin Xue. Tubuhnya bergetar menahan amarah. Dengan perlahan ia membungkukkan tubuhnya dan bersujud menyentuh sepatu Bai Yin Xue. Lidahnya terulur hendak menjilat sepatunya. Bai Yin Xue menatap selir Niu dengan puas. Selir kesayangan kaisar menjilat sepatunya seperti anjing. Bagaimanapun juga seorang budak tetaplah seorang budak. Sebanyak apa pun ia memakai parfum tetap akan tercium bangkainya.

"Permaisuri Yin! Apa yang kau lakukan pada Selir Niu?!" teriak suara bass yang Bai Yin Xue kenal.

Bai Yin Xue menyeringai. "Sang pangeran datang menyelamatkan tuan puteri."

Dengan perlahan Bai Yin Xue membalikkan badannya. di sana, ia melihat sang kaisar berdiri menatapnya dengan tajam. Tatapan yang penuh dengan amarah. 

"Wang Xiao Ru, aku tidak melakukan apa pun pada selir kesayanganmu. Aku hanya ingin memberikan obat ini untuk menyembuhkan wajahnya," jelas Bai Yin Xue sembari menunjukkan botol kecil kepada kaisar.

"Jangan berdusta. Aku melihat sendiri apa yang kau lakukan pada Selir Niu. Kau memang wanita yang kejam," ketus Kaisar.

Bai Yin Xue menyeringai. "Wang Xiao Ru, selama ini kau kemana saja? Kau selalu menutup mata dan telingamu. Kau bahkan tidak bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk. Mana yang benar dan yang salah. Kau terlalu egois dengan pikiran sempitmu. Kau begitu mengecewakan." Bai Yin Xue berucap dengan dingin.

Wang Xiao Ru tertegun mendengar perkataan Bai Yin Xue. Mata tajamnya menelisik Bai Yin Xue. Ia mencari sesuatu yang dahulu selalu ada di mata Bai Yin Xue, tetapi tidak menemukannya. Mata sayunya begitu dingin. Ia bukan seperti Bai Yin Xue yang ia kenal. Dia terlihat berbeda.

"Berikan obat ini pada selir kesayanganmu. Aku tidak akan mengganggu kesenangan kalian. Permisi," pamitnya dingin.

Bai Yin Xue melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Selir Niu. Ia begitu muak berada di ruangan itu. Emosinya akan semakin membuncah jika berlama-lama di sana. Dua orang itu benar-benar membuat suasana hatinya semakin buruk.

Tiba-tiba saja Bai Yin Xue menghentikan langkahnya di ambang pintu kamar Selir Niu. Ia teringat sesuatu. Dengan perlahan ia membalikkan badannya dan menatap Wang Xiao Ru.

Ia menatap Wang Xiao Ru dengan dingin. "Wang Xiao Ru, kau harus ingat ini. Jika dalam cinta kau memainkan sebuah drama, maka kelak kau harus siap untuk menjadi pemeran utama yang dimainkan oleh karma."

Setelah mengucapkan kalimatnya Bai Yin Xue langsung melangkah pergi meninggalkan Istana Qiong. Wang Xiao Ru hanya diam. Ia tertegun mendengar perkataan Bai Yin Xue. Mata tajamnya menatap kepergian Bai Yin Xue dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

 Mata tajamnya menatap kepergian Bai Yin Xue dengan tatapan yang tidak bisa di artikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______________

Haiii guysss. Hari ini rencananya mau update sekali aja. Tapi karena kalian selalu mendukung ceritaku, aku update dua kali hari ini...

Bai Yin Xue sebenarnya dambaan setiap orang. Siapa yang tidak menginginkan wanita cantik,cerdas, dan bijak sepertinya? Terlebih dia bukan wanita lemah. Hanya orang bodoh yang akan mencampakkan mutiara berharga seperti dirinya.

Semoga kalian menyukainya, tetap selalu mendukung ku yaa.

Jangan lupa vote dan comment tentang tanggapan kalian dengan ceritanya.

Terimakasih
LoveEcha.

The Empress : Crimson In The PalaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang