[Dor!!! Happy Reading]
Devinta membuka pintu ruang Paskibra, lalu melangkah masuk merebahkan tubuhnya di atas matras. Zahra memilih duduk di sofa empuk yang merupakan spot favorit-nya.
Di dalam ruangan itu terdapat rak buku, lemari pakaian, lemari piala, mading besar yang menempel di dinding, dua sofa single yang masing-masing terletak di pojok ruangan, di antara kedua sofa terdapat bangku kayu panjang, kipas angin, matras, dan karpet besar yang membentang. Ruangan tersebut dibuat khusus untuk ordibasis paskibra. OSIS serta naungannya tentu memiliki ruangan tersendiri.
"Gue mau tidur di sini ah, sampe jam pulang," canda Devinta.
"Idih gila lo, bokap gue ngajar jam terakhir di kelas kita. Gue ingetin kalo lo lupa," sinis Zahra.
"Gue jadi ingat dulu lo dihukum pak Eko berdiri di tengah lapangan." Devinta terkekeh mengingat kejadian itu.
Zahra niatnya izin ke toilet, tapi, sampai jam pulang ia tidak balik lagi ke kelas. Alhasil, sekelas tidak diperbolehkan pulang sama bokapnya Zahra alias pak Eko sampai Zahra kembali ke kelas. Jam pulang sekolah telah tiba lima belas menit yang lalu, pak Eko memutuskan mencari Zahra dan mendapati Zahra yang saat itu lagi asik mengunyah gorengan di kantin. Pak Eko datang menjewer telinga Zahra lalu membawanya ke tengah lapangan untuk mendapatkan hukuman.
"Anjir gue malu kalo diinget-inget. Mana dihukumnya pas pulang sekolah lagi."
"Makanya lo jangan sok punya privilege di sini. I'm stand with pak Eko," tawa Devinta lepas.
Zahra mendesah berat, ia lebih memilih memutar musik yang ada di ponselnya daripada mendengarkan ejekan Devinta. Dirinya memang salah, tapi jika terus menerus diungkit. Zahra jadi agak risih.
Devinta menghentikan tawanya ketika ia merasa familiar dengan musik yang diputar Zahra.
Mereka cukup berdiam lama hingga lagu memasuki reff, Devinta dan Zahra berdiri dari posisi masing-masing.
🎶 Aku merindu, ku yakin kau tau 🎶
🎶 Tanpa batas waktu 🎶
🎶 Ku terpaku 🎶
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin : Antara Kau Dan Dia 💌
Teen Fiction[ Warning!!! Banyak jumpscare dan ngik ngik ngok nya ] ... Devinta menyukai kakak kelasnya selama tiga tahun lamanya, yang saat itu ia masih duduk di bangku pertama jenjang SMP. Pertemuan yang sering terjadi di antara keduanya membuat Devinta berad...