Sending virtual love buat yang udah mampir
Dengan telaten Devinta mengikat pita tali sepatunya. Setelah selesai, ia tidak langsung berdiri melainkan berdiam diri seperkian menit. Kemudian, Devinta melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
"Pukul 06.17, masih ada waktu 23 menit sebelum gerbang sekolah ditutup."
Segera Devinta membuka kembali sepatunya lalu masuk ke dalam rumahnya dengan terbirit-birit.
Secara kasar Devinta membuka pintu kamar mandi hingga menimbulkan suara gebrakan yang cukup keras. Rok abu-abunya dibuka sedikit gusar kemudian masuk ke dalam kamar mandi lalu mendudukkan pantatnya di water closet.
Sial sekali. Pagi ini perutnya mules.
"Ayok semangat, ini harus selesai dalam 15 menit." Devinta menyemangati dirinya sendiri.
Keringat mulai bercucuran di pelipisnya. Namun, itu tidak mau keluar dari tempat persembunyiannya membuat Devinta benar-benar frustasi.
Setelah mengatur nafasnya. Sekarang Devinta merasa perutnya sudah tidak bergejolak seperti yang dirasakannya beberapa saat yang lalu.
Sial, masih pagi udah diprank eek.
💌
Devinta memberhentikan motornya di bawah pohon yang tidak terlalu jauh dari gerbang sekolahnya. Dia mengamati OSIS yang sedang bertugas di depan gerbang. Sesuai perkiraan, Devinta terlambat pagi hari ini.
Sebenarnya tadi dirinya sudah hampir sampai di sekolah. Namun, di tengah jalan dia ditegur salah satu anak kecil yang sedang dibonceng emaknya. "Bunda, kakak itu tidak pakai celana."
Sontak Devinta melihat ke bawah. Pantas saja ia merasa sensasi dingin membelai paha hingga kakinya. Ternyata Devinta lupa memakai roknya kembali. Untung saja Devinta memakai celana pendek, walaupun celana yang dikenakan mirip seperti kancut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin : Antara Kau Dan Dia 💌
Novela Juvenil[ Warning!!! Banyak jumpscare dan ngik ngik ngok nya ] ... Devinta menyukai kakak kelasnya selama tiga tahun lamanya, yang saat itu ia masih duduk di bangku pertama jenjang SMP. Pertemuan yang sering terjadi di antara keduanya membuat Devinta berad...