𓅄 [ tiga belas ↳ ͙♡₊˚

444 119 43
                                    

"Seluruh pelajaran hari ini telah selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seluruh pelajaran hari ini telah selesai. Sampai jumpa esok pagi dengan semangat belajar baru."

Suara yang bersumber dari pengeras suara yang tersebar di beberapa area sekolah berhasil membuat murid-murid berbondong-bondong menuju gerbang sekolah.

Siapapun pemilik suara, semoga bapak diberi kesehatan dan umur panjang.

"Tau nggak, Ra?!"

"Gue tau. Yang itukan? si Inem yang menjual di perempatan depan pasar."

"Apaan sih, nggak jelas lo," decak Devinta

"Candaaa. Yaa, lo kan belum ngomong mana gue tau. Cepetan kasih tau apa yang mau lo omongin."

"Gue kira suara bel pulang sekolah itu suara bapak lo."

"Lah? gue malah kirain suara kepala sekolah."

"Tapi kan, kepsek kita perempuan bukan laki."

"Oh iya. Suaminya kali yee?"

"Coba kasih tau gue, segabut apa suaminya sampe mau mengisi suara bel," tantang Devinta sambil berjalan mendekati Zahra yang sedang mengemasi barang-barangnya.

"Mungkin iseng doang."

Rio yang sedari tadi mengamati mereka pun angkat bicara. "Nggak waras kalian berdua."

"Dia yang nggak waras." Zahra dan Devinta saling tunjuk.

"Udah dong. Buruan beresin barang kalian, habis itu kita pulang," kata Rio dengan setengah malas. Sudah belasan menit ia menunggu Devinta dan Zahra merapikan barang-barang mereka. Namun, sampai saat ini mereka belum menyelesaikannya. Menggosip 90%, sisanya dipakai untuk beres-beres.

Setelah selesai beres-beres, mereka pun berjalan keluar kelas.

Devinta dan Zahra sibuk membicarakan tentang dunia peridolan Korea dan Thailand. Sementara Rio hanya mendengar saja, mau ikut nimbrung tetapi ia hanya tahu seluk-beluk Jejepangan. Rasanya tidak nyambung kalau ia ikut membicarakan waifunya. Manusia dan makhluk gepeng? tidak sinkron untuk dibicarakan dalam satu pembahasan.

Di pertengahan perjalanan mereka harus berpisah. Zahra jalan menuju ruang guru tempat bapaknya berada. Sedangkan, Devinta dan Rio tetap melanjutkan perjalanan ke parkiran.

"Dev, singgah dulu ke tempat biasa. Ada yang mau gue omongin."

Devinta mengangguk mengiyakan perkataan Rio.

💌

Setelah sepuluh menit perjalanan, mereka sampai di tempat tujuan yang terletak tidak jauh dari kompleks tempat mereka tinggal.

Danau yang menjadi tempat pertama kali mereka bertemu.

Itu terjadi sekitaran sepuluh tahun yang lalu.

Klandestin : Antara Kau Dan Dia 💌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang