𓅄 [ dua lima ↳ ͙♡₊˚

503 95 145
                                    

Paint My Love - Michael Learns to Rock0:39 ━━❍─────── 4:42↻            ◁  II  ▷             ↺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Paint My Love - Michael Learns to Rock
0:39 ━━❍─────── 4:42
↻            ◁  II  ▷             ↺

Devinta menatap langit-langit kamarnya, rambutnya yang basah masih berbalut handuk kecil berwarna merah muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Devinta menatap langit-langit kamarnya, rambutnya yang basah masih berbalut handuk kecil berwarna merah muda. Beberapa saat yang lalu, ia baru saja menyelesaikan kegiatan mandinya.

Tangan kanannya melambai-lambai di udara. Ia memerhatikan gelang hitam dengan hiasan setengah hati yang melekat indah di pergelangannya.

Devinta tidak pernah menyangka akan memakai gelang seperti itu. Dulu, ia pernah mengejek salah satu kakak kelasnya yang memiliki gelang couple bersama pacarnya. Devinta tertawa miris, sekarang ia seperti menjilat ludah sendiri.

Tangannya ia hempaskan di atas kasur. Menggerakkan ke atas dan bawah, kakinya mengikuti irama pergerakan tangannya.

Pikirannya terus memutar kejadian-kejadian menyenangkan hari ini. Ternyata seperti ini rasanya berada di mabuk cinta.

Devinta terpaksa bangkit dari tempat tidurnya ketika teringat dengan surat yang ia ambil diam-diam dalam tas Revan. Devinta penasaran, hari ini apa yang akan Revan tulis dalam suratnya.

Setelah surat yang ia selipkan dalam saku tasnya sudah berada di tangannya, ia mengeluarkan surat itu dari dalam amplop.

Wajahnya jelas tercetak raut kebingungan ketika ia mendapati surat yang kosong. Tidak ada satu pun huruf yang tertera di sana.

Pikir Devinta, mungkin saja Revan belum menuliskan sesuatu. Maka dari itu, ketika pagi tadi ia akan membuka surat itu, dengan cepat Revan mengambil alih dan menjauhkan dari jangkauannya

Devinta sedikit merangkak ke sisi tempat tidur. Kepalanya sedikit ia turunkan, tangannya meraba meraih kotak surat yang berada di bawah tempat tidur. Surat kosong tadi, ia simpan bergabung dengan surat-surat yang lainnya.

Devinta kembali menghempaskan tubuhnya di kasur empuknya. Ponselnya yang berada di atas nakas bergetar, membuat Devinta membuyarkan lamunannya. Ia meraih ponselnya dengan kakinya, dirinya terlalu mageran hanya sekedar mengambil ponselnya.

Klandestin : Antara Kau Dan Dia 💌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang