𓅄 [ lima belas ↳ ͙♡₊˚

441 122 191
                                    

Matanya mengerjap beberapa kali ketika jam weker yang bertengger di atas nakas samping tempat tidurnya berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matanya mengerjap beberapa kali ketika jam weker yang bertengger di atas nakas samping tempat tidurnya berbunyi.

Dengan malas, Devinta bangun dari posisinya lalu meregangkan otot-ototnya. Setelah itu, ia menuju kamar mandi untuk membasuh muka dan menggosok giginya.

Devinta memanggil-manggil mamanya ketika keluar dari kamar dan menuruni tangga menuju ruang keluarga.

Di sana hanya ada Jasmine yang sedang minum teh sambil menonton anime anak lebah madu yang berpetualang mencari induknya.

Devinta menuangkan teh dalam teko ke sebuah cangkir lalu menyeruputnya ketika pantatnya berhasil mendarat di sofa.

"Nyokap gue ke mana?" tanya Devinta sambil celingukan.

"Pagi tadi, tante Sarah pergi ke apartemennya." Devinta manggut-manggut mendengar informasi yang baru saja didapatkannya. Sekarang, dia sudah kebal mengenai mamanya yang sewaktu-waktu pergi begitu saja.

"Devinta," panggil Jasmine

"Kenapa?" tanya Devinta.

"Kamu bisa antar aku pulang?" pinta Jasmine dengan setengah takut-takut.

"Kok tiba-tiba lo mau balik? Kenapa?"

"Nggak apa-apa. Cuma mau balik aja. Besok aku kembali lagi ke sini."

"Kapan mau gue antar?"

"Sekarang bisa nggak?"

"Bisa. Gue siap-siap dulu." Devinta menaruh cangkir tehnya yang sudah tandas diminumnya di atas meja. Kemudian ia berlalu menuju kamarnya diikuti Jasmine dibelakangnya yang juga akan bersiap-siap.

💌

"Rumah putih, pagar hitam."

Devinta memberhentikan motornya di depan rumah yang ditunjukkan Jasmine.

Devinta memerhatikan dari ujung ke ujung rumah minimalis modern di hadapannya.

"Ayok masuk!" Seruan itu membuat Devinta tersadar dari kekagumannya akan rumah Jasmine yang benar mirip seperti rumah impiannya.

Aroma khas rumah orang kaya yang menyambut mereka ketika memasuki rumah Jasmine. Devinta menghirup dalam-dalam udara yang masuk di indera penciumannya. Entahlah, kenapa semua rumah holang kaya memiliki ciri khas wangi yang sama.

Devinta melihat-lihat bingkai foto yang tertera di dinding. Devinta mengerutkan alisnya, tidak ada satu pun foto mama Jasmine. Foto keluarga pun hanya ada Jasmine dan ayahnya.

"Orang tuaku udah lama bercerai." Jasmine mengangkat suara seakan tahu apa yang sedang dibingungkan Devinta.

"Sorry to hear that."

"Nggak masalah."

Devinta merutuki dirinya yang secara terang-terangan memperlihatkan kebingungannya. Tidak bisakah dirinya bersikap biasa-biasa saja. Sekarang Devinta juga merasa bersalah pada Jasmine karena dirinya sering memarahi Jasmine padahal Jasmine hanya melakukan kesalahan kecil.

Klandestin : Antara Kau Dan Dia 💌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang