Hai sahabat...
Mau berterima kasih yang sudah meluangkan waktu untuk baca dan votment ☺️💗
Loveee semuanya,
!!Di part ini sedikit sensitif !! Mweheheh
Selamat membaca
Setelah apel pagi selesai, dengan setengah berlari Devinta langsung ngacir menuju kelasnya.
Sepanjang jalan, Devinta terus menyunggingkan senyum. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya ia akan mengetahui pengirim surat dan akan memulai hubungan baru.
Walaupun saat ini ia sedang mencoba membuka hati pada Revan, tapi mengapa perasaan itu terasa tidak asing? Apakah selama ini hatinya luluh pada Revan, hanya saja ia belum sadar akan perasaan itu.
"Woi! Kirain lo nggak datang sekolah," seruan Naufal membuat Devinta menghentikan langkahnya, lalu membalikkan badannya menghadap Naufal, Rio, dan Zahra yang jalan beriringan.
Devinta mendengus menatap ketiga temannya. "Napa emangnya? Kangen lo sama gue?" tanyanya.
"Sorry, bukan gue. Tapi, si onoh noh." Naufal menunjuk Rio yang berada di sampingnya dengan bibir yang dimanyun-manyunkan.
Merasa disinggung, Rio mengakui tentang kegelisahan yang melandanya. "Gue nggak lihat lo pagi tadi, makanya gue pikir lo nggak datang sekolah," jelas Rio.
"Padahal Zahra ngelihat gue di depan gedung utama."
Perkataan Devinta membuat Rio dan Naufal serentak menatap Zahra.
"Dih, mana gue tau kalian nyariin Devinta," elak Zahra membela diri. Lengannya mengapit lengan Devinta, membawanya masuk kelas menuju bangku mereka masing-masing.
Baru saja Devinta mendudukkan pantatnya, ia sudah merasakan hawa-hawa tidak nyaman yang bersemayam di sekitarnya.
Ekspresi Devinta berubah bingung begitu melihat Zahra membelalakkan mata yang tertuju padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin : Antara Kau Dan Dia 💌
Teen Fiction[ Warning!!! Banyak jumpscare dan ngik ngik ngok nya ] ... Devinta menyukai kakak kelasnya selama tiga tahun lamanya, yang saat itu ia masih duduk di bangku pertama jenjang SMP. Pertemuan yang sering terjadi di antara keduanya membuat Devinta berad...