Cuaca pagi ini cukup dingin membuat Devinta harus merapatkan jaketnya lebih erat. Kakinya terus melangkah di lorong-lorong koridor. Tidak banyak orang berlalu lalang, sebab jam masih menunjukkan pukul 06.17 pagi.
Sebelumnya, Devinta sudah memberitahu Revan bahwa ia akan pergi ke sekolah lebih awal. Mulanya Revan tak setuju. Namun, setelah mendengar penjelasan Devinta yang memiliki sedikit urusan, membuat Revan mengiyakan permintaannya.
Hal pertama yang menarik perhatian Devinta begitu memasuki ruang kelas adalah Rio yang tengah mengunyah dengan tatapan serius.
Semalam ia tak bisa tidur dengan nyaman, memikirkan perkataan Rio yang akan menjauhinya. Walaupun Rio mengatakan hanya akan melihatnya dari kejauhan, bukankah jarak yang diciptakan Rio bisa saja akan menjadi awal kerenggangan hubungan mereka?
Setelah menyimpan tas di bangkunya, Devinta melangkah menghampiri Rio. Setidaknya, ia akan berusaha agar tidak ada jarak di antara keduanya.
"Oalah, pantesan gue lihat serius amat. Lagi nonton bokep ternyata," celutuk Devinta begitu duduk di samping Rio.
"Nggak usah sembarangan fitnah orang." Rio salah tingkah. Ia dengan cepat mengunci layar ponselnya hingga menampilkan layar hitam.
"Loh? Emangnya gue fitnah? Jelas-jelas tadi gue lihat-"
"Gue lagi nonton film. Kebetulan aja lo lihatnya pas adegan ranjang," sela Rio.
"Sama aja dong. Kan ada adegan plus-plusnya?!"
"Beda! Yang gue nonton film edukasi."
"Edukasi apa?"
Bukannya menjawab, Rio mengalihkan perhatiannya ke arah jendela yang berada di sampingnya, memandangi keadaan di luar sana sambil meneruskan kegiatan makannya.
Devinta mendengus, kemudian mengambil kotak bekal Rio. "Masih pagi loh ini. Nggak takut tiba-tiba dapat panggilan alam?"
Rio menoleh secepat kilat, matanya memicing tajam. "Lo kenapa sih? Suka-suka gue lah." Ia merebut paksa kotak bekalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin : Antara Kau Dan Dia 💌
Novela Juvenil[ Warning!!! Banyak jumpscare dan ngik ngik ngok nya ] ... Devinta menyukai kakak kelasnya selama tiga tahun lamanya, yang saat itu ia masih duduk di bangku pertama jenjang SMP. Pertemuan yang sering terjadi di antara keduanya membuat Devinta berad...