[Hi! Happy Shopping, sahabat]
•
Kekasih Bayangan - Chakra Khan
1:19 ━━━❍───── 4:43
↻ ◁ II ▷ ↺Hari itu, jam Sekolah telah usai tiga puluh menit yang lalu. Kelas sudah kosong, hanya terdapat seorang siswi duduk di bangku pojokan kelas. Ia menggigit ibu jari tangan kanannya, tangan kirinya memegang ponsel yang diletakkan samping telinganya. Satu kakinya mengetuk lantai kelas.
Devinta menurunkan tangan kirinya melihat layar ponselnya, menekan-nekan layarnya dan menempelkan kembali di telinganya. Sudah belasan kali ia mencoba menelepon sang mama. Namun, yang terdengar hanya suara dari operator.
Sosok mama lah yang Devinta miliki sekarang. Ia anak tunggal dan ayahnya telah tiada saat dirinya masih duduk di bangku kelas 4 SD. Sejak itu, mamanya semakin sibuk bekerja menafkahi keluarga.
Setahun yang lalu, mama Devinta naik jabatan dan mengharuskannya pindah di kantor pusat yang terletak jauh dari kediaman mereka. Sehingga, mamanya memutuskan tinggal di sebuah apartemen yang berjarak tidak jauh dari tempatnya bekerja dan meninggalkan Devinta sendiri. Keputusan telah disepakati bersama. Walaupun, akhirnya Devinta menyesali kesepakatan itu.
Semalam, mamanya pulang ke rumah mereka. Dan paginya, beliau memaksa mengantar Devinta ke sekolah dan berjanji akan menjemputnya juga. Namun, sudah belasan kali dirinya menelepon dan mengirimkan pesan, tidak ada respon yang didapatkannya.
Devinta menghembuskan nafas berat. Dengan kasar Devinta memasukkan ponselnya ke dalam tas yang terletak di meja, lalu kepalanya direbahkan di atas tas dengan tangan sebagai bantalnya.
Sebenarnya, bisa saja dirinya pulang naik angkutan kota ataupun ojek. Hanya saja, Devinta ingin menghabiskan waktu bersama mamanya walaupun hanya sebentar. Kalaupun sibuk, Devinta juga hanya ingin mamanya menepati janji pagi tadi. Setelah itu, ia pasrah ke mana mamanya akan pergi lagi setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin : Antara Kau Dan Dia 💌
Genç Kurgu[ Warning!!! Banyak jumpscare dan ngik ngik ngok nya ] ... Devinta menyukai kakak kelasnya selama tiga tahun lamanya, yang saat itu ia masih duduk di bangku pertama jenjang SMP. Pertemuan yang sering terjadi di antara keduanya membuat Devinta berad...