Bumi Terindah - Alffy Rev, Farhad
0:33 ━━❍─────── 4:32
↻ ◁ II ▷ ↺Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Beberapa kalangan mulai berdatangan memenuhi area sekolah. Juga beberapa tenda sarnafil yang terpampang memenuhi sekitaran lapangan.
Saat ini Devinta serta pasukannya berdiri di pinggiran lapangan. Beberapa menit kedepan, pelaksanaan perlombaan akan segera dimulai.
Perasaan gugup sedari tadi menguasai dirinya. Padahal ia belum tampil, namun bulir-bulir keringat sudah bercucuran di pelipisnya.
Ini merupakan perlombaan pertama yang akan diikutinya. Devinta termasuk orang yang demam panggung. Menjadi sorotan orang-orang banyak adalah hal yang tidak disukainya.
Karena merasa bosan. Devinta menolehkan kepalanya ke arah belakang barisannya. Ia dapat melihat Rio dan Zahra yang sedang fokus bercerita. Kemudian pandangannya beralih pada Sapta yang tengah mengepang rambut Ayu. Lalu, ia beralih pada Revan yang sedang tersenyum lebar. Tangannya mengepal di udara seperti memberi isyarat kalau Devinta harus semangat. Ketika Devinta membalas senyuman itu. Revan memberikannya finger heart.
"Kami persilahkan peserta nomor urut satu dari SMA Cenderawasih." Karena suara panggilan dari host acara, Devinta kembali menoleh ke depan. Kemudian ia mulai menetralkan degup jantungnya.
Sorak-sorai menggema di setiap sudut lapangan.
Setelah selesai menyiapkan barisannya, Devinta serta pasukannya memasuki area yang di tentukan. Setelah memberi penghormatan serta laporan kepada inspektur perlombaan, mereka mulai menampilkan beberapa gerakkan seperti PBB murni, PBB kreasi dan masih banyak step-step lain yang ditampilkan.
Setelah sepuluh menit berlalu, penampilan mereka telah selesai. "Itulah tadi penampilan dari SMA Cenderawasih dengan nomor urut satu. Beri tepuk tangan." Tepuk tangan lagi-lagi menggema seisi sekolah. Penonton, juri, serta peserta yang lain terkagum-kagum dengan penampilan mereka.
💌
Setelah semua para peserta tampil. Mereka diberi jeda untuk mengistirahatkan diri sebelum pengumuman pemenang.
"Gantengan danton SMA Garuda," ungkap Devinta.
"No no no. Lebih ganteng danton SMA Merak. Valid no debat no bekicot," sergap Zahra tak mau kalah.
"Cantikan danton SMA Cenderawasih sih kalau menurut gue." Devinta dan Zahra yang sedari tadi berdebat tentang cowok ganteng, menoleh ke arah Rio yang sedang bersantai sambil makan cilok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin : Antara Kau Dan Dia 💌
Ficção Adolescente[ Warning!!! Banyak jumpscare dan ngik ngik ngok nya ] ... Devinta menyukai kakak kelasnya selama tiga tahun lamanya, yang saat itu ia masih duduk di bangku pertama jenjang SMP. Pertemuan yang sering terjadi di antara keduanya membuat Devinta berad...