𓅄 [ delapan belas ↳ ͙♡₊˚

443 99 69
                                    

Hai?

Sondia - Maybe (English version)
0:39 ━━❍─────── 3:48
↻            ◁  II  ▷             ↺

Sondia - Maybe (English version)0:39 ━━❍─────── 3:48↻            ◁  II  ▷             ↺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

༻ ♡ ♡ ♡ ༺

Dear,
My Yellow

You are an important part of my world.

Stay with me!

with love,
Unknown

༻ ♡ ♡ ♡ ༺

Sudah kesekian kalinya Devinta membaca surat yang berada di genggamannya. 'Stay with me' kalimat yang terdiri dari tiga kata itu mampu menjelaskan bahwa pengirim surat adalah orang yang berada di dekat Devinta.

Tapi, siapakah dia?

Ada tiga orang yang memenuhi dalam benak Devinta. Rio, Sapta dan Revan. Namun di antara ketiganya, Devinta lebih mencurigai Sapta dan Revan yang tiba-tiba berperilaku baik padanya akhir-akhir ini.

Tidak mungkinkan, mereka mendekat begitu saja? Pikir Devinta, sepertinya ada kerja sama yang terjalin antara mereka.

Devinta menyunggingkan senyum miring. Bersombong diri ketika berpikir dirinya telah mengetahui rencana kedua seniornya.

Di depannya ada Zahra yang sedari tadi bengong melihat tingkah Devinta yang terkadang senyum-senyum sendiri, cekikikan, menggeleng-geleng kecil kepalanya dan juga menghela napas panjang lalu kembali senyum-senyum.

Tidak tahan melihat ketidakwarasan temannya. Zahra menjentikkan jarinya di depan wajah Devinta. "Ngapa lo senyum-senyum kayak gitu?" tegur Zahra.

Devinta yang mendapatkan serangan tiba-tiba menolehkan kepalanya dan sedikit tergeser dari tempatnya duduk.

"Jantung gue hampir copot tau nggak?!" geram Devinta sambil mengelus dadanya.

"Mana gue tauu. Kan yang punya jantung lo bukan gue," protes Zahra.

"Iya juga yaa," ucap Devinta dengan kepalanya mengangguk-angguk setuju dengan ucapan Zahra. "Tapi kan lo bisa lihat dulu situasinya kayak gimana. Baru deh lo tegur gue."

"M.a.l.e.s!" eja Zahra.

"Siniin telinga lo," pinta Devinta dengan tangan yang dikibaskan memberi kode Zahra agar mendekat memajukan kepalanya.

"Seram dong kalo gue copot telinga gue," canda Zahra.

"Ck! Buruan mau dengar gosip nggak?"

"Yaa mau lah! Gue kan hanya seorang siswi biasa yang haus akan gosip."

Klandestin : Antara Kau Dan Dia 💌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang