🐹30

191 38 4
                                    

"Cepat kamu tanda tangani dokumen itu!" Kata Ayah Marc

Marc hanya terdiam kedua tangganya mengepal siap untuk menghajar laki laki paruh baya di depanya ini.

"Ohh jadi kamu tidak ingin ibu dan adik mu selamat Marc?" Ucap Ayah Marc kembali

"Masih ada waktu untuk saya berfikir, kembalikan Bunda dan Lala!" Ucap Marc lantang

"Baik lahh saya beri waktu untuk kamu, kamu bisa bawa mereka pulang tapi hanya satu orang," Ucap Ayah Marc

Marc melihat ke arah Lala dan Ibu nya yang sedang di todongkan pistol di kepalanya, purustasi itu lah yang Marc rasakan sekarang.

"Bagaimana?" Tanya Ayah Marc

"Bawa Lala saja Marc," Ucap ibu Marc sambil menangis

"Ga Bang, bawa Bunda aja. lala bisa jaga diri Lala." Kata adik Marc itu

"Sayang dengerin bunda kamu pulang sama Abang kamu, biar bunda yang di sini," Ucap Sopi kepada Lala

"Tapi bunda." Dengan suara rapuh

"Saya akan bawa Lala pulang." Marc sudah mengambil keputusan

"Baiklah ternyata ibu mu bukan yang paling berharga di hidup mu ya Marc," Ucap Laki laki paruh baya itu

"Bawa gadis itu kemari!" Perintah ayah Marc

"Saya tunggu kamu di sini besok pagi Marc, tapi ingat jangan melapor pada siapapun!" Kata Ayah Marc tegas

"Bunda" Lala dan memeluk ibunya

"Bawa wanita tua itu masuk kedalam kembali!" Perintah ayah Marc pada Bodyguard nya.

"Bang bunda bang."Lala menangis sambil memeluk tubuh Marc

Marc tidak mengatakan sepatah kata dia langsung pergi membawa Lala keluar dari rumah seperti neraka itu.

*:..。o○ ○o。..:*

"Badan Lo panas banget Qeel." Daniel meraba kening Aqeela

"Gapapa bang, gue istirahat juga sembuh." Lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal

"Mama sama Papa lagi ga di rumah mending kita kurumah sakit," Ajak Daniel

"Lebay lo gue cuma sakit sedikit aja, udah lo sekarang keluar deh gue mau istirahat," Aqeela mencoba menutup matanya

"Tadi Lo keluar sama Marc kan, kenapa sekarang lo malah balik sendiri dan unjan ujanan, kemana Marc?" Tanya Daniel

"Ga tau mungkin dia ada keperluan jadi lupa sama Gue," Ucap Aqeela

"Lo selalu aja ngebela Pacar lo itu, jelas jelas dia ninggalin dan ga kabari Lo kan!" Ucap Daniel emosi

Aqeela terdiam mencerna ucapan Daniel, apa mungkin sebenarnya Marc tidak cinta padanya, dan itu hanya Aqeela yang terlalu berharap?

"Udah lah kek cewe lo gue mau tidur." Aqeela kembali menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Belum 5 detik Aqeela merasa ada seseorang ikut tidur bersamanya.

"Heh lo ngapain?!" Ucap Aqeela

"Tidur lah, gue ga tega tinggalin lo sendiri apa lagi lo lagi sakit," Jawab Daniel

"Hah?" Aqeela di buat bingung tumben sekali Daniel perhatian dan sayang padanya, biasanya dia selalu usil dan menjaili nya saat sedang sakit

"Cckk lupain gue ngantuk," Daniel lalu tidur membelakangi Aqeela

"Makasih Bang," Ucap Aqeela lalu tertidur

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

"La kamu pergi ke tempat yang aman La, biar abang yang selamatin bunda," Ucap Marc

"Tapi Lala mau ikut abang, Lala takut sendiri bang..." Ucap Lala pilu

"La dengerin kata abang! Kamu ikut sama bibi Sum dama Mang Damang, tinggal sama mereka untuk sementara samapai abang jemput kamu lagi!" Ucap Marc

"Non Lala tinggal sama bibi dulu ya," Ucap bi Sum

"Tapi abang janji bawa Bunda dengan selamat," Ucap Lala dan mengacungkan jari kelingkingnya

"Promise" Ucap Marc

Lala memeluk Marc dia tidak punya siapa siapa lagi selain Bunda dan Abang satu satunya itu, Ayahnya itu memang keterlaluan "LALA BENICI AYAH!"

Marc mengantar Lala, Bi Sum, dan Mang Damang kerumah yang berada di bogor.

"Jaga diri Aden baik baik ya, semoga ibu bisa selamat," Ucap bi sum saat tiba di rumah

"Maksih udah mau jaga Lala ya Bi, Marc titip Lala," Ucap Marc lalu beralih pada Lala yang memegang satu kaper berwarna pink dan tas gendong

"Kamu jangan ngerpotin bi Sum sama Mang Damang ya, Jaga diri kamu baik baik nanti abang jemput kamu di sini," Ucap Marc

"Abang hati hati ya," Ucap Lala sambil memeluk Marc

Setelah itu Marc pergi meninggalkan kediaman Bi Sum, ntah lah dia harus pergi kemana sepertinya dia merasakan ada sesuatu yang di lupakan.

»»——⍟——««

Tubuh Aqeela mengigil semua badanya bergetar, Daniel yang tidur di sampingnya pun terkejut.

"Qeel Qeel Lo gapapa?" Tanya Daniel sambil menepuk pipi Aqeela

"Gila badan lo panas banget." Daniel muali khawatir dia lalu turun dan mengambil obat yang seri Aqeela minun jika sakit.

Aqeela memang perempuan badan besi tapi dia tidak kuat dengan udara atau cuaca dingin.

"Nih Lo minum dulu obat nya." Daniel memberikan obat kepada Aqeela

Setelah minum obat Aqeela tidur kembali suhu tubuhnya masih panas meskipun tubuhnya sudah tidak menggigil lagi.

Daniel mengompres Aqeela dan merwatnya semalaman, meskipun Aqeela menyebalkan dan ngeselin tapi dia adik satu satu nya Daniel.

♛┈⛧┈┈•༶

Saat tiba di rumah Marc lupa untuk mengaktifkan ponselnya karena sibuk dengan pemikirannya.

Saat mengaktifkan ponsel banyak sekali panggilan dan chat dari Aqeela yang tidak terbaca dan terjawab.

Tunggu, Aqeela? Astaga Marc melupakan Aqeela saat di taman baru tersadar dia telah meninggalkan Aqeela Marc buru buru pergi ke kediaman Mauretha.

Setibanya di depan rumah Aqeela Marc membunyikan bell tapi tidak ada yangmembuka kan pagar satu orang pun, Apa Aqeela sudah tidur?  Itu yang Marc pikirkan.

Di dekat komplek rumah Aqeela baru saja terjadi hujan, apa Aqeela kehujanan? Bagaimana keadaanya? Marc mencoba melepon Aqeela tapi ponsel nya mati

Marc duduk di depan pagar sambil menunggu seseorang membukakan gerbang. 30 puluh menit sudah Marc duduk di sana tetapi tidak ada satu orang oun yabg membukakan gerbang, Marc memilih untuk pergi karena hari sudah larut malam dan kondisinya yang tidak stabil.

A Q E E L A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang