🐹17

203 50 1
                                    

Setibanya dikediaman Mauretha, yaitu tempat tinggal Daniel dan Aqeela, semua sahabatnya berkumpul di ruang tengah.

"Si Marc kemana?" Tanya Daniel yang baru saja mengganti pakaian.

"Eumm, kan tadi dia pul-" Ucapan Olivia terpotong karna Daniel segera membahas yang lain.

Daniel tau perasaan Aqeela sekarang, seperti orang di gantungkan antara memiliki dan berharap memiliki.

"Gue lupa bentar ya gue ambil cemilan dulu." Kata Daniel memotong ucapan Olivia

"I -iya bang, masa kita tamu kaga di kasih makan." Ucap Olivia

"Lu tamu apa gembel, minta di kasih makan." Ucap Revan

"Sakete kate lu van." Kata Farhan sambil melempar bantal ke muka Revan.

"Bang janji lo." Pinta Aqeela

"Iya tar gue beliin." Kata Revan

"Lagian ya bang, lo ngapain aja sih betah banget di Korea?" Tanya Aqeela

"Cwe korea cantik cantik, tinggi, putih Ya betah lah gue di sana emangnya lo pendek, kelakuan kek cowo." Ucap Revan

Aqeela menunjukan jari tengahnya kepada Revan tepat di depan mukanya "Fuck"

"Wahh mulai berani ya Lo." Ucap Revan menarik telinga Aqeela

"Bgst Lo, lepasin kuping gue gue sakit." Ucap Aqeela

Revan melepaskan tanganya dari telinga Aqeela, merasa sudah di pelaskan Aqeela memelet-kan lidahnya di depan wajah Revan sontak membuat Revan mencubit hidung Aqeela gemas.

"Lo mah kaya cewe suka banget nyubitin orang." Gerutuk Aqeela

"Lo ga ada etika sama Abang Lo." Ucap Revan

"Abang gue cuma si kudaniel." Ucap Aqeela

Revan tidak menjawab dan memilih diam, melihat itu Aqeela bodoh menarik kembali kata katanya.

"Bang." Kata Aqeela

"Apa?" Ucap Revan

"Abang gue yang paling pengertian kan Lo doang, emang nya si kudaniel pelitnya Nauzhubillah." Ucap Aqeela duduk di samping Revan.

Gemas dengan kata penyesalan Aqeela Revan mengacak rambut Aqeela.

"Sana gih ganti baju." Ucap Revan

"Siap bos." Ucap Aqeela berdiri dan pergi ke atas untuk berganti pakaian.

Sejak tadi Olivia dan Farhan sibuk berpacaran, dan Aletha tentu saja menyimak percakapan Revan dan Aqeela.

"Aqeela kok bisa ya deket terus sama kak Revan." Batin Aletha

**

Saat ini Aqeela dan yang lain berada di meja makan, dan sejak tadi Aqeela terus saja mengobrol dengan Revan.

"Oh iya bang, mana katanya lo mau beliin gue robot robot Minions." Pinta Aqeela

"Iya ada di rumah gue, nanti gue bawa ke sini." Ucap Revan

Aqeela jika sudah ada Revan pasti manja, tapi jika di sekolah ohh jelas dia akan tetap menjadi Aqeela yang di lihat semua orang.

"Bang nanti nonton yok, ada film yang baru aja di tayangin." Ucap Aqeela

"Bo" Ucapan Revan terpotong karena Marc menggebrak meja cukup keras, dan menarik Aqeela ke taman belakang.

"Ehh lo mau apa? Gue belum selesai makan Leo!" Ucap Aqeela

Revan tersenyum melihat kepergian Aqeela dan Marc.

"Kenapa diem mulu hm?" Ucap Revan pada Aletha

"Gapapa kak." Kata Aletha

Tangan Revan terulur mengacak rambut Aletha yang tergerai. Saat mengetahui Aletha kesulitan untuk makan Revan mengucir rabut Aletha dengan gelang yang ada dintangannya.

"Makan nya pelan pelan aja." Ucap Revan lembut membuat pipi Aletha seketika memanas

"Astagfirullah fakboy." Ucap Farhan sambil terbatuk

"Ehh makan nya kalo mau ngomong tuh telen dulu." Ucap Olivia memberikan Satu gelas air

"Masyallah anak orang itu bang, jangan di baperin." Ucap Daniel sambil memasukann satu sendok nasi kemulut nya.

**
Saat berada di taman belakang rumah Aqeela

"Ngapain?" Tanyan Aqeela

"Apa?" Tanya Marc

"Nyebelin ya lo, gue nanya malah balik nanya." Ucap Aqeela

"Lo kenapa kalo deket gue sensitif banget?" Ucap Marc

Aqeela melongo melihat Marc ynag berbicara sampai 7 kata.

"Wow anda memecahkan rekor dengan berbicara tujuh kata." Ucap Aqeela heboh

Marc segera menutup mulut Aqeela dengan tanganya.

"Ga usah berisik." Ucap Marc sambil menutup mulut Aqeela

Aqeela mengagukan kepala tanda mengiyakan, Dia merasakan aura aura yang tidak baik.

Marc mendekat ke arah Aqeela kedua mata mereka bertemu, Aqeela memundur hingga punggungnya menabrak pohon yang ada di samping kolam.

Malam ini cuacanya memang bagus, bulan dan bintang menemani menghiasi langit dengann indah, bunga bunga yang di tanam oleh ibu Aqeela pun mekar dengan indah.

Jarak antara Marc dan Aqeela sangat dekat, membuat hembusan nafas milik Marc terasa di kening Aqeela.

"Mmmm " Ucap Aqeela karena mulutnya yang di tutup oleh tangan Marc.
Marc memenarik tangan nya dari mulut Aqeela.

"LO" ucap Aqeela terpotong, Marc kembali menutup mulut Aqeela dengan tanganya.

"Gue ga suka lo deket sama cowo selain gue." Ucap Marc mengangkat suaranya

"Kadang juga gue ga suka lo deket sama Daniel meski dia Abang lo." Ucap Marc

"Mmmm" Ucap Aqeela, Marc menarik kembali tangannya dari mulut Aqeela

"Terus lo mau nya apa?" Tanya Aqeela kesal sungguh jantungnya berdegup sangat kecang jika Marc sudah seperti ini.

"Gue ga suka lo deket sama Revan!" Ucap Marc

"Terserah..." Aqeela tidak melanjutkan kalimatnya karena Marc segera menutup mulut Aqeela.

Aqeela memjamkan Matanya tubuhnya seketika menegang tidak bisa berbuat apa apa, Marc mencekal kuat lengan Aqeela.

"First kiss gue."batin Aqeela

Iya, tadi Marc menutup mulut Aqeela bukan dengan Tanganya melainkan dengan bibirnya.

"Hari ini dan seterusnya lo milik gue, dan yang menjadi milik gue ga akan gue bagi." Ucap Marc setelah mencium bibir Aqeela.

Marc menjauhkan diri dari Aqeela, tetapi Aqeela masih memejamkan matanya dan berdiri seperti patung.

Marc tersenyum saat Aqeela masih memejamkan matanya, lucu sangat lucu wajah ketakutan sekaligus malu.

Marc menarik Aqeela kedalam dekapannya, Aqeela menangis di dekapan Marc samapi dia tenang.

Seletah tenang Marc Melongarkan pelukanya, Aqeela dengan mata sembab juga pipi yang masih merah karena malu mendongak ke atas ke arah Marc.

Iya lah Marc itu tinggi, Aqeela yang hanya sebahu wajar jika Aqeela sedikt mendongak.

Kenapa hm?" Ucap Marc lembut

"Lo ambil first kiss gue, itu buat pacar gue." Ucap Aqeela lugu, berbicara polos seperti anak kecil.

Dan sekarang mereka sedang duduk di tepi kolam berdua dengan Aqeela yang masih ragu atau malu dia sedikit mengikis jarak dengan Marc.

Marc menarik tangan Aqqela agar lebih dekat dengannya, Marc memiringkan kepala Aqeela agar bisa menyandari di pundaknya.

Untung lah tidak ada yang mengangu mereka malam ini.

A Q E E L A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang