Sudah terhitung tiga hari Kirana berada di Jogja. Selama itu pula, Sean tak henti-hentinya menampakkan diri di hadapannya. Apalagi setelah kejadian malam dimana ia menyatakan perasaannya pada Kirana, hampir setiap hari Sean datang ke rumah Ayu sambil membawa beberapa makanan sebagai buah tangan.
Seperti malam ini, pria itu datang dengan membawa dua kotak martabak spesial.
"Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam." Suara pintu terbuka menampilkan sosok Ayu yang baru saja selesai sholat maghrib.
"Astaghfirullah." Ucap Ayu dan Sean bebarengan.
Sean terkejut karena Ayu yang masih mengenakan mukenahnya.
Ayu terkejut karena kedatangan Sean yang ia kira adalah Dodit, karena gadis itu punya rencana untuk pergi kencan dengan Dodit."Kirananya ada?"
"Ada, baru sholat. Udah masuk dulu."
Sean mengikuti langkah Ayu masuk ke dalam rumah dan mengambil posisi duduk di ruang tamu, setelah dipersilahkan oleh sang empunya rumah tentunya.
"RAA, ADA TAMUU." Ayu tanpa dosa berteriak memanggil Kirana yang ia lihat dari celah pintu sudah menggantungkan kembali mukenahnya.
"Kurang kenceng, Yuk. Pake toa sekalian. Mentang-mentang Bapak sama Ibuk lagi pergi, main teriak-teriak aja kayak di hut—" Kata Kirana dari yang sebelumnya tidak sadar hingga sepenuhnya sadar akan kedatangan seseorang.
"Kayak dimana? Lanjutin dong.." Goda Ayu.
Kirana memicingkan matanya ke arah Ayu lalu menghampiri Sean yang terlihat sedang senyum-senyum sendiri memperhatikannya.
Hubungan keduanya bisa dibilang membaik, karena kemarin malam mereka berdua sama-sama diberi wejangan oleh orang tua Ayu.
Flashback on
"Jadi bener, kalian berdua udah tunangan?" Tanya Bapak Ayu yang tanpa sengaja kemarin malam mendengar percakapan antara Sean dan Kirana di taman belakang.
Pagi ini Sean datang untuk mengajak Kirana serta Yamada berkeliling Malioboro. Ayu? Sudah pasti sudah ada acara dengan Dodit.
"Iya om, kurang lebih udah berjalan tiga tahun ini." Kata Sean setelah mengakhiri sesi tatap-tatapan bersama Kirana.
"Lho kok tapi kayak masih baru."
Jangan salah, memang mereka kan baru. Baru bertemu.
Setelah memikir jawaban yang tepat yang tidak menyakiti hati dua pihak, akhirnya Sean pun menjawab.
"Hm, sebenarnya waktu itu kita ada sedikit masalah om, jadinya saya memberi waktu untuk Kirana buat sendiri."
"Owalah, kalo ada masalah ya diselesaikan, kalo ada salah ya dimaafkan."
Flashback off
"Udah lama?" Kirana memulai berbasa-basi.
"Baru banget dia, Ra." Kata Ayu sambil meletakkan tiga gelas es jeruk di atas meja.
Kirana hanya memutar bola matanya malas menanggapi temannya yang selalu saja merusak suasana.
'Untung, tuan rumah.' batinnya.
"Nih diminum, satu aja tapi. Yang satu punya seseorang." Kata Ayu yang otomatis membuat Sean dan Kirana memandang ke arahnya.
"Buat Bebeb Dodit, kan nanti dia mau kesini."
"Heran ngga ada bosennya itu mas-mas." Gumam Kirana yang ternyata masih terdengar oleh Ayu.
"Kayak yang di depannya enggak gitu." Kilah Ayu yang langsung lari ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengagum Rahasiamu
Novela Juvenil[SELESAI] "Semua yang kita harap, tidak sepenuhnya berakhir seperti yang diharapkan. Terkadang, membiarkan takdir yang mengambil alih semuanya adalah pilihan yang tepat." * Kirana Putri Pratama, gadis manis yang memiliki tubuh sedikit berisi, sedang...