Hari ini adalah hari terakhir Ujian Nasional. Para siswa dengan semangat yang tersisa menyelesaikan ujiannya dengan tertib. Masing-masing siswa berusaha fokus untuk menjawab pertanyaan di layar pc.
Detik demi detik, menit demi menit dan jam demi jam pun berlalu. Tidak terasa sudah dua jam mereka terfokus dengan soal masing-masing. Setelah men-submit jawaban dan log out dari akun yang sudah dibuat untuk masing-masing siswa, mereka pun mulai keluar dari ruangan. Kali ini mereka kompak untuk memanfaatkan waktu hingga benar-benar habis.
Candra sedang mencari keberadaan Sean. Sejak kemarin, Sean selalu menghindar darinya. Tapi kali ini, Candra butuh alasan, mengapa Sean melakukan hal tersebut. Tatapan Candra pun terhenti ketika ia melihat keberadaan orang yang sedang ia cari. Lantas, Candra langsung bergegas menyusul Sean.
"SE!" Teriak Candra dari kejauhan, karena ia sudah melihat Sean yang sedang menggunakan helm-nya.
Sean yang merasa dipanggil pun menghentikan kegiatannya yang baru saja akan menggunakan helm.
"Se, lo kemana aja sih gue cariin dari kemarin juga." Ucap Candra sedikit memburu.
"Buat apa lo nyariin gue?" Ketus Sean tanpa menatap lawan bicaranya.
Candra yang merasa tidak dianggap keberadaannya pun menggeser tubuhnya tepat di depan motor Sean.
"Hah? Lo kesambet setan apa sih Se, biasanya juga lo yang selalu nyariin gue."
Sean memutar bola matanya malas.
"Kalo ngga ada hal penting yang mau lo omongin, mending lo minggir deh. Gue mau pulang."
"Lo kenapa sih, Se?"
"Harusnya gue yang nanya, lo kenapa? Bukannya lo sendiri yang tau kalo cewek gila itu penghianat. Eh malah lo asik-asikan double date sama dia."
"Oh, karena ini lo marah ngga jelas?"
"Ngga jelas lo bilang?"
"Iya. Ngga jelas, Se. Gue kenal lo dari jaman SMP. Gue tau hal-hal apa yang bisa bikin lo bener-bener marah. Tapi kali ini, lo bener-bener aneh Se. Cuma karena kesalah pahaman, terus berlanjut ke gengsi lo buat minta maaf dan berakhir dengan rasa benci lo ke Kirana, lo jadi aneh kaya gini. Baru kali ini, ada cewek yang bisa bikin hati lo kacau. Salut gue sama Kirana." Candra menghembuskan napasnya kasar sebelum melanjutkan kata-katanya. "Harus berapa kali gue bilang? Harus make bahasa apa gue biar lo ngerti? Lo keterlaluan, dia cewek Se. Dan kalo sampe nyokap lo tau, lo udah nyakitin hati perempuan. Dia bakal kecewa berat sama lo. Lo tunggu aja tanggal mainnya."
Candra pun pergi meninggalkan Sean sendiri di parkiran. Candra sudah menemukan alasan apa yang membuat Sean menghindarinya. Lagi-lagi masih karena orang yang sama, Kirana. Candra tak habis pikir, yang Candra takutkan hanya satu. Bukankah kata orang-orang benci dan cinta itu bedanya tipis? Dan Candra takut bahwa Sean memang sudah jatuh dalam pesona Kirana. Hanya saja, Sean terlalu gengsi untuk mengakuinya.
*
"Sayang, kamu udah pulang?"
Sean hanya menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Mommy-nya, rasanya lidahnya masih kelu untuk berbicara. Karena skakmat yang berhasil diberikan oleh Candra lagi dan lagi.
"Sekarang, kamu mandi, ganti baju terus kita makan. Mommy udah masakin makanan kesukaan kamu. Itung-itung ngerayain ujian kamu yang udah selesai."
Lagi-lagi Sean hanya menganggukkan kepalanya sebagai respon untuk pertanyaan Mommy-nya.
Sean melangkah ke kamarnya untuk membersihkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengagum Rahasiamu
Novela Juvenil[SELESAI] "Semua yang kita harap, tidak sepenuhnya berakhir seperti yang diharapkan. Terkadang, membiarkan takdir yang mengambil alih semuanya adalah pilihan yang tepat." * Kirana Putri Pratama, gadis manis yang memiliki tubuh sedikit berisi, sedang...