Pria atau bayik?

19.3K 1.8K 97
                                    

Jangan lupa voment, syarat update adalah vote tembus 100 dan komen tembus 60.

Author Pov.

Cia menghela napas panjang sekali, sepanjang jalan kenangan bersama mantan. Elah mantan aja gapunya cih.

Mama nya memaksa dirinya agar ikut menemui teman dekatnya, katanya sih Cia mau dijodohin, Cia lihat dulu yakan orangnya gimana.

Kalau ganteng terus gendong bayi gak gemeter, sikat aja. Tapi kalau gak sesuai kriteria, minggir alon-alon.

Keduanya berjalan beriringan menuju Mall seperti yang dijanjikan, kenapa harus di Mall? Ya masa dikuburan sih. Kan gak lucu.

"Ma, ini kan bukan jaman siti kebaya. Kenapa Cia dijodohin?" gerutu Cia yang berjalan di sebelah Mamanya. Dia mengenakan dress dibawah lutut berwarna peach.

Dengan lengan baju sampai ke sikunya, lalu Cia mengenakan sandal swallow mahal, seharga diri mantan. Elah mantan aja gapunya Cih.

Mama Cia mendelik. "Halah, ngikut aja udah." gumam Mama Cia malas.

Cia merengut sebal, dia hanya mengikuti langkah mamanya dengan pandangan mata yang menyebar ke seluruh penjuru mall.

Sesekali dia akan mendelik saat ada pria yang menggodanya. "Dasar, gatel banget. Lihat cewek cakep matanya terang banget. Kek kucing aja" gerutu Cia.

Dia tuh, gak suka sama pria kegatelan. Lebih seneng pria yang pemalu biar bisa Cia gatelin hehe. Mereka berjalan sampai ke lantai 3 di mall itu, dan mengarah pada playground.

Tempat bermainnya anak-anak yang berkunjung di mall itu. Cia menaikan sebelah alisnya bingung "Ma, kita mau ketemu laki-laki yang mau dijodohin, atau ketemu anak-anak?" cetus Cia heran.

Mama Cia diam, setelah mereka membayar uang masuk. Keduanya menelusuri seisi playground yang luas itu.

Banyak para orang tua yang membawa anak-anak mereka kesana untuk bermain, ada yang bermain di mandi bola, perosotan tinggi yang dibawahnya kolam bola.

Cia menatap gemas anak-anak itu, dia jadi teringat dengan anak muridnya di Tk Tadinya Mesra. "Mama, kita mau apa sih?" tanya Cia dengan tatapan mata yang terus menatap seluruh anak-anak itu.

Mama Cia hanya diam, mereka berjalan menuju sudut playground. Dimana ada sepasang suami istri paruh baya, tengah duduk sembari mengawasi seorang pria ber sweater biru.

Pria itu nampak tengah bermain dengan mobil-mobilan yang ada disekitarnya. "Brum..brumm.." gumamnya lucu.

"Assalamualaikum, maaf kami agak lama" ujar Mama Cia memberi salam.

Pasutri itu menoleh dan langsung berdiri, senyum lelah tercipta diwajah keduanya.

"Wa'allaikumussalam" balas mereka bersamaan.

Cia hanya diam, dia berjalan mendekati pria yang tengah bermain tadi. Lalu berjongkok di depannya "Halo" sapanya ramah.

Pria tadi-Afran, mendongak begitu suara lembut dari Cia terdengar. Dia menatap polos Cia sebentar, lalu mendelik tak suka.

Tangannya terangkat ke kepala Cia, Cia fikir pria itu mau mengelus rambutnya, ternyata.

Grit.

"Aduh!"

Semuanya menoleh ke arah Cia yang meringis kesakitan karena jambakan kuat dari Afran. "Afran jangan nakal!" seru Bunda Afran.

Afran mendelik tak suka "Dia sapa Afan gak suka!" serunya marah. Dia hendak melempar mobilan ditangannya ke arah Cia.

Namun langsung terhenti saat Cia mencubit pipinya gemas "Aduh, menggemaskan" gumam Cia gemas.

Afran malah semakin tak suka, dia mengangkat mainannya tinggi. Lalu.

"Sentuh Afan jangan!!" serunya kesal.

Bugh!!

Krik krik, seakan semua terhenti saat itu juga.

































Tbc.

Afan nakal yak.

My Idiot Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang