Afran rindu.

9.4K 1K 46
                                    

Afran masih duduk dikursi tunggu luar ruang inap Cia, dia memeluk boneka pandanya dengan sangat erat, bahkan tangisannya sudah teredam diboneka itu.

Air matanya mengalir deras. "Hiks..eung..hiks..B-bunda..hiks..Ci-cia..hiks..lupa..hiks..Afan sama..hiks..bun..da..hiks.." ujarnya sesenggukan.

Hidungnya memerah, bahkan liurnya berulang kali jatuh ke boneka pandanya, hatinya sangat sakit mendapat perlakuan seperti itu dari Cia.

Walau kata Dokter itu bukan amnesia permanen dan kemungkinan besar Cia sudah ingat sekarang, tapi tetap saja hatinya sakit. Cia tidak pernah mendorongnya dengan kasar, selalunya lembut penuh perasaan.

"Cia udah ingat kok, tadi itu cuma efek singkat benturan. Tenang aja, Cia udah ingat sama Afran lagi." ujar Nara berusaha menenangkan putranya.

Afran masih menangis, bahkan ketika kedua orang tua Cia keluar dari ruangan. Afran masih menangis "Afran, Cia nyariin kamu. Katanya dia kangen sama Afran." ujar Lizi lembut.

Afran mendongak, wajahnya kacau, air mata mengalir membasahi tiap inchi garis wajahnya. "Eunggg..hiks..b-beneran..hiks..Ma.." tanya nya sesenggukan.

Lizi mengangguk. "Cepat masuk, Cia udah kangen banget sama Afran." ujar Ceiza, Papa Cia.

Afran mengangguk, dia berdiri perlahan dengan boneka pandanya yang masih dipeluknya sangat erat, dia masih membayangkan jika boneka itu adalah Cianya.

Dia berjalan menuju pintu kamar, lalu membukanya secara perlahan. Mendengar suara pintu yang dibuka membuat Cia menoleh, senyum bahagia langsung terukir diwajahnya.

"Afran! Cia kangeeeeen." ujarnya antusias, dia merentangkan tangannya kode untuk memeluknya.

Berbeda dengan Cia yang tadi mendorongnya, ini benar Cianya yang biasa, Cia istrinya yang baik, Afran menguatkan tangisannya, dia berlari dan langsung menerjang tubuh Cia.

"Hiks..C-cia..hiks..kangen A-afan..hiks..Cia..sama..hiks..huhuuuu..hiks..C-cia..hiks..j-jangan..hiks..p-pergi lagi..hiks.."

Cia mengeratkan pelukannya, dia menumpukan kepalanya dibahu Afran, dia sangat merindukan Afran, dia juga merasa bersalah karena sempat berlaku kasar beberapa jam yang lalu.

Cia tak ingat tentang hal itu, Afza lah yang menceritakannya. "Maafin Cia yang kasar sama Afran tadi, maaf ya.." lirih Cia bersalah.

Afran mengangguk "J-janji..hiks..j-jangan gitu..hiks..eungg..hiks..l-lagi.." isaknya terbata.

Tentu saja Cia tak akan melakukan hal itu lagi "Selama Cia tidur, Cia selalu denger suara Afran.." bisiknya.

"Y-ya..kan..hiks..A-afan selalu..hiks..Ci..a..hiks..sa..ma..hiks.."

Benar, Afran selalu bersamanya selama Cia tak sadarkan diri. "Cia sayang banget sama Afran.."

"A-afan..hiks..ju..ga..hiks..sa..yang..hiks..Ci..a.." tentu saja, mereka kan saling menyayangi. Hanya 1 hal yang belum pernah mereka lakukan selama pernikahan mereka.

Mama uda bawa obatnya, kalau uda sembuh langsung kamu minumkan ke Afran. Biar dia terangsang terus kalian main genjot ranjang. Btw kamu harus diposisi atas ya.

Cia menghela napas panjang, kapan dia bisa sehat lagi. Tak sabar ingin membuat anak bersama Afran. Sangat amat tak sabar.





































Tbc

Syalalala.

My Idiot Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang