Cia kerja.

12.7K 1.3K 45
                                    

Pagi hari ke 3 setelah pernikahan mereka, dan hari ini adalah harinya Cia untuk kembali bekerja. Jarak antara Tk Tadinya Mesra dan rumah Cia lumayan jauh.

Butuh waktu 30 menit agar sampai kesana.

Pagi ini Cia tengah memasukan bekal milik Afran kekotaknya, selama Cia bekerja, Afran akan dititipkan pada Bundanya sendiri.

Afran sendiri, yang sudah memakai hodie oversize berwarna pink dan topi putihnya hanya memandang sedih Cia.

Dia tau Cia akan bekerja, dan Afran akan dititipkan dirumah Bunda.

"Cia, Afan ikut mau Cia sama." ujarnya memelas. Dia menahan ujung seragam kerja Cia dan menariknya pelan. Dia gamau ditinggal dirumah Bundanya.

Afran sudah nyaman bersama Cia selama beberapa hari ini. Cia menghela napas panjang lalu menghentikan kegiatannya.

Cia berbalik dan menghadap Afran, perlahan Cia menangkup pipi chubby
Afran dan mengelusnya pelan "Nanti sore Cia jemput sayang. Sebentar aja main dirumah bunda ya." ujarnya memberi pengertian.

Afran melengkungkan bibirnya kebawah, matanya berkaca-kaca.

"Nanti tapi..hiks..Cia enggak jemput Afan lagi..hiks..Cia tinggalin dirumah bunda Afan..hiks.." lirihnya sedih.

Afran hanya takut jika Cia tak kembali menjemputnya lagi. Cia menggeleng pelan kemudian mengecup pipi Afran lembut.

"Cia bakalan jemput Afran, Cia kan sayang sama Afran. Cia gak mungkin ninggalin Afran." ujarnya pelan penuh kelembutan.

Afran menatap lekat pada kedua mata Cia, kemudian dia memeluk erat pinggang Cia. "Afan sayang juga Cia.." lirihnya senang.

Biasanya, Afran tak suka bersentuhan dengan wanita selain bundanya, dia risih dan takut karena pastinya tatapan wanita terhadapnya akan menyakitkan hatinya.

Tapi Cia, bahkan setelah Afran melemparnya dengan mobilan mainan, Cia masih bisa tersenyum manis dengannya.

Pelukan Afran mengerat, tangannya sedikit bergetar. "Sayang Cia..hiks..Afan sayang Cia.." isaknya lirih.

Cia mengangguk. "Cia juga sayang Afran." balas Cia penuh ketulusan.

Afran mengangguk. Beruntung dia bertemu Cia, Afran sangat beruntung.

*****

Cia memarkirkan mobilnya di halaman rumah mertuanya, Cia melepas seatbelt milik Afran dan juga miliknya.

Dia membereskan perlengkapan milik Afran. "Afran, ayo keluar. Bunda sama ayah udah nungguin." ajak Cia lembut.

Afran hanya menunduk dengan tangan yang memainkan tali hodienya. Cia menghela napas pendek, dia mengelus tangan Afran lembut.

"Afran, keluar yuk." ajak Cia lagi.

Afran mendongak, dia melirik Cia sedikit lalu menghela napas panjang, Afran membuka pintu mobil lalu keluar dari dalamnya.

Cia menggeleng pelan, dia turut keluar dari mobil dan menenteng tas besar milik Afran. "Assalamualaikum Bunda, Ayah." salam Cia lembut sembari menyalami mertuanya.

Bunda dan Ayah mengangguk pelan, mereka tersenyum hangat melihat betapa sopannya menantu mereka.

"Cia titip Afran ya. Nanti sore Cia jemput." ujar Cia sembari memberikan tas milik Afran kepada Ayahnya.

"Iya Cia, tenang aja sayang."

Afran sendiri hanya berdiri disebelah Ayah dengan tangannya yang memilin ujung hodienya, kepalanya menunduk dengan tetesa air mata yang terus turun.

"Afran, Cia berangkat ya. Jangan nakal sayang. Assalamualaikum Afran."

Afran mendongak pelan, bibirnya melengkung kebawah.

"Cia jangan tinggal Afan huaaaaaaaaaaaaaaa...Hiks..CIAAAAAAAAA" Afran langsung menangis histeris, dia berlari cepat ke arah Cia dan langsung memeluknya erat.

"Huaaaaaaa jangan tinggal Afan hiks..Cia jangan tinggal Afaaaaaaan!!"

Cia hanya mampu mengelus punggung Afran lembut, kenapa rasanya seperti meninggalkan anaknya sendiri.

Bunda dan Ayah hanya mendengus geli, lucu sekali sih Putra mereka ini, terlihat jelas sekali jika Afran sangat menyayangi Cia.

Tak salah mereka menjodohkan Cia dengan putra mereka.




























Tbc.

Syalalalal.

My Idiot Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang