Afrannya ngambek.

11.7K 1.2K 48
                                    

Cia menatap heran pada punggung lebar Afran, sejak mereka pulang tadi sore, Afran tak ada bicara padanya sedikitpun.

Wajahnya terlihat lesu dan sedih, ada apa dengan suami menggemaskannya itu. "Afran sayang, kamu kok diam saja?" tanya Cia yang langsung duduk di sofa sebelah Afran.

Pria itu tersentak kaget, dia tadinya sedang melamun, tapi mendengar ucapan Cia membuatnya kaget. Afran menoleh dengan wajah gugupnya.

"C-cia?"

Cia semakin heran, ada apa dengan suaminya ini "Kamu kenapa?" tanya nya lagi seraya mendekatkan wajahnya pada wajah Afran.

Afran memundurkan wajahnya, matanya bergulir panik. "Afra-"

Bugh!

Drap! Drap!

Cia mengerjab shock, Afran baru saja mendorongnya kuat sampai membentur ujung sofa, tanpa rasa bersalah dia berlari cepat menuju taman belakang rumah.

"Apa salahku?" bisik Cia tak percaya, bisa-bisanya Afran mendorongnya begitu kasar. Tenaganya gak main-main kuatnya, wajar saja sih. Dia kan pria 25 tahun pasti tenaganya besar.

Cia kembali memikirkan apa yang membuat Afran sampai seperti ini, gak biasanya Afran kasar. "Ada apa sih.." Cia akan mencari tau perihal permasalahan ini.

Dia segera berjalan menuju kamarnya, Cia mengganti pakaiannya dengan kemeja tunik berwarna keabuan bermotif bunga panjang. Tak lupa dalaman legging berwarna hitamnya.

Cia keluar dari kamar menuju taman belakang, dia meraih sling bag putihnya lalu memakainya. Setelah sampai di taman belakang, Cia melihat Afran sedang menusuk tanah rerumputan dengan ranting pohon.

Dengam racauan anehnya. "Afan suka enggak, dia sentuh Cia. Afan benci, Cia itu Afan punya...hiks...Afan suka enggak.." racaunya sedih.

Disebelahnya ada Rona, kucing anggora baru mereka.

Meong~

Afran menoleh pada Rona yang menduselkan bulunya ke tangan Afran. Seolah menyemangati majikan manisnya itu.

"Afan sedih Rona..hiks..Cia disentuh dia..hiks..Afam suka enggak..hiks..Cia Afan punya.." curhatnya. Rona hanya mengeong mendengarkan, paw lucunya menyentuh wajah basah Afran.

Cia sendiri sekarang tau alasan suaminya itu bersikap seperti tadi. Pasti Afran melihat saat Fahmi mengelus kepalanya tadi.

"Afran" panggil Cia lembut. Afran menegang sebentar, kemudian menoleh ke arah Cia dengan wajah sedih penuh air matanya.

Cia berjalan mendekat, lalu berjongkok didepan Afran "Afran marah karena Fahmi sentuh kepala Cia?" tanya Cia langsung.

Afran menunduk sedih, kemudian mengangguk 2 kali. "Harusnya Afran bilang sayang." ujarnya seraya mengelus pipi Afran.

"Hiks..tapi kalau bilang Afan..hiks..marah Cia Afan sama.." cicitnya bergetar.

"Enggak sayang, Cia gak bakal marah."

Afran mendongak, ujung matanya berkedut dan kembali mengeluarkan air matanya. Afran merentangkan tangannya dan langsung memeluk Cia erat.

"Cia punya Afan cuma..hiks..Cia gaboleh dekat lagi Fahmi..hiks..Afan suka enggak..hiks..Cia jangan dekat Fahmiiii!!" tangisnya kuat, dia meremat kemeja Cia sampai kusut.

Bahunya bergetar kuat, baru kali ini Afran tak suka pada orang yang sudah menyentuh Cia. Bagi Afran, Cia hanyalah milik Afran dan tak boleh ada yang menyentuhnya selain Afran.

"Maafin Cia ya." bisik Cia merasa bersalah, Afran mengangguk kuat. Tapi pelukannya tak kunjung mengurai, malah bertambah erat saja.

Cia membiarkan Afran menangis, biar sajalah. Lebih baik daripada Afran diam seperti tadi dan malah menjauhinya.

"Afran mau ikut gak?"

"Pergi kemana mau..hiks.."

"Jalan-jalan ke Pasar malam."

"Hiks..ikuuuut"

"Sekarang siap-siap ya sayangnya Cia."

Afran mengangguk, dia melepas pelukan Cia lalu langsung berlari cepat menuju dalam rumah. Malu sekali dia, pasti wajahnya kacau dengan ingus dan air mata.

Cia sendiri hanya terkekeh gemas, beruntungnya dia mendapatkan seorang Afran.























Tbc.

Syalalala.

My Idiot Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang