Pasar Malem.

10K 1.2K 30
                                    

Kalian bebas berkomentar, tapi kalau spam komen cuma kata 'Next' kayaknya kalian gaperlu komen begitu deh. Komen selain Next kan ada, bukan apa ya, rasanya jadi kaya.

"Untuk apa spam kata Next, toh cerita ini memang bakal next. Kenapa gak komen kata selain Next gitu"

Maaf kalau ada yang tersinggung, aku hanya menyampaikan apa yang aku rasain selama up cerita Afran-Cia.

Author Pov.

Cia menggenggam tangan Afran dengan erat, dia takut Afran hilang ditengah padatnya pengunjung pasar malam ini. Afran mengenakan hodie oversize berwarna hitam keabuan.

Dan juga menggunakan masker.

Afran mengayunkan genggaman tangannya dan Cia dengan riangnya, banyak pasang mata yang menatap kearah mereka. Iri kali ya.

"Cia! Afan gulali mau~" rengeknya manja sembari menunjuk ke arah stand penjual permen kapas. Dia sangat bersemangat saat ini.

Cia mengangguk pelan, dia mengeratkan pegangannya pada tangan Afran. Mereka berjalan menuju stand gulali dan membelinya.

"Pak, beli 5 bungkus." ujar Cia sopan sembari menyodorkan uang 100 1 lembar.

Penjual gulali itu mengangguk dan memberikan 5 bungkusan bulat gulali, dan menerima uang 100 dari Cia. Saat penjual itu hendak memberi kembali, Cia menolak.

"Ambil aja kembaliannya Pak."

"Makasih banyak Neng Geulis."

Cia mengangguk ramah, dia memberikan plastik besar berisi 5 gulali tadi pada Afran. Dan diterima pria itu dengam senangnya.

"Cia makasih." ujarnya senang, Afran bahkan dengan polosnya memeluk Cia erat. Tak memperdulikan tatapan iri dari pengunjung lain.

"Sama-sama, yuk jalan lagi"

Keduanya mulai berjalan kembali, Afran sendiri sibuk dengan gulalinya, dia sibuk mencomot permen kapasnya dan sesekali bersenandung riang.

Cia berfokus pada stand penjual aksesoris. "Afran, kamu duduk disana dulu ya. Cia mau beli sesuatu." ujar Cia sembari membawa Afran kesalah satu kursi besi.

Afran tak fokus, dia sibuk dengan gulalinya sampai tak tau apa yang Cia katakan padanya. Cia langsung mendudukan Afran di bangku besi dan mengelus rambutnya pelan.

Cia berlari cepat menuju stand aksesoris yang ramai itu, ada sesuatu yang dia incar. Takutnya kehabisan dibeli orang.

Beberapa menit setelah kepergian Cia, Afran sudah menghabiskan 1 bungkus gulali, dia menjilati jarinya yang lengket karena sisa gulalinya.

Untung saja Afran menutup rambut pirangnya dengan tudung hodienya, plastik dipelukannya mengerat "Cia, Afan minum ma-" ucapan Afran terhenti seketika.

Dia menatap sekeliling, dan dia tak juga menemukan Cia didekatnya. Tangannya bergetar saat merasakan ketakutan dikesendiriannya.

"Cia.." lirihnya bergetar. Matanya mulai memanas, dirinya dilanda ketakutan besar. Afran berdiri, kakinya lemas sekali saat ini.

"Hiks..Cia tinggalin Afan.." lirihnya pilu. Air mata mulai mengalir dari kedua matanya, pelukannya pada plastik bungkusan gulali semakin erat.

Dia berjalan tak tentu arah di ramainya pasar malam ini, dia harus menemukan dimana Cia. "Ciaaaaa..hiks..Cia tinggalin Afan..." lirihnya teramat pelan, bahunya bergetar takut.

Tatapannya bergulir panik, dia tak menemukan dimana Cia. "Hiks..Cia jahat.." isaknya lagi.

Afran berjalan menuju bagian belakang pasar malam, disana tempatnya lumayan gelap dan sangat sepi. Afran tak memikirkan apapun saat kesana, dia kira Cia ada disana.

Afran menatap kanan dan kirinya, tak ada siapapun. "Huhuuuu..hiks..Ciaaaaaa! Hiks..Cia tinggalin Afan!..hiks..Cia jahat..huaaaaaaaaaa Ciaaaaaaaaaa" tangisnya pecah seketika.

Dia berjongkok dan memeluk kedua kakinya erat, lalu menangis disana.

Dia tak menyangka, Cia akan meninggalkannya disini. Cia tega sekali, apa Afran anak nakal? Sampai-sampai Cia meninggalkannya.

"Huhuuu..hiks..Ciaaaaaaa!!..hiks..Cia tinggalin Afan..hiks..Afan adu ayah nanti..hiks..gamau Cia sama lagi..hiks..huhuuuuu..hiks..bundaaaaaaa takut Afan bundaaaaaa..hiks..."

Bagaimana ini, apa yang harus Afran lakukan. Pasar malam ini terlalu ramai dan Afran tak bisa menemukan keberadaan Cia, Cia jahat sekali.

"Cia jahat bunda..hiks..Cia tinggalin sendiri Afan..hiks..Cia sayang enggak Afan lagi..hiks.." racaunya terus.

Tubuhnya terus bergetar hebat, dimana Cia. Dimana dia, kemana Cia, kemana dia pergi, Cia. Afan takut.

Drap! Drap!

"AFRAN!!"

Afran menegang. Dia segera menoleh kebelakang dan lantas berdiri cepat, Afran berlari seraya melebarkan tangannya.

"HUAAAAAAAAA CIA TINGGALIN AFAAAAAAAN!!"

Greb!

Afran memeluk tubuh Cia sangat erat, Cia sendiri masih mengatur pernapasannya. Dia panik sekali saat tak menemukan Afran dikursi semula.

Bahkan dia berlari seperti orang gila saat mencarinya. Untung ada orang yang mengatakan jika ada seorang pria berjalan ke belakang pasar malam.

"Cia jahat..hiks.."

"Maafin Cia sayang..hahhh..maafin Cia.." racau Cia saat perasaan bersalah kembali hadir dihatinya. Dia mengeratkan pelukannya pada bahu Afran.

Afran terus menangis, dan Cia terus meminta maaf.






















Tbc.

Syalalala.

My Idiot Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang