Cia kerja 2.

11K 1.3K 72
                                    

Cia menghela napas panjang untuk yang kesekian kalinya, pasalnya teman satu tempat kerjanya mengerubunginya begitu dia masuk ke kantor guru.

Tentu saja untuk mencari tau perihal kabar pernikahan Cia. "Jadi kamu dijodohin?" tanya Scarlet kepo. Guru Tk dikelas Jodoh.

Cia mengangguk saja, mau jawab apalagi toh emang bener kan dia dijodohin. "Kok kamu mau sih, ini kan bukan jamannya Siti Kebaya." celetuk Blea datar. Guru Tk dikelas Amoeba.

Cia mengedik "Yah kemauan orang tua." jawabnya tak acuh.

"Suami kamu ganteng gak?" tanya Jennifer. Cia mengangguk mantap, Afran itu ganteng pake banget gila.

"Lakik aku ganteng banget, lebih ganteng daripada semua guru Tk disini." jawab Cia sombong.

Mereka yang mendengar ucapan Cia hanya mendengus malas. "Yowes, selamat atas Nikahan kamu Rina. Akhirnya aku bisa ngejer Mas Zeril yang udah berhenti ngejer kamu." celoteh Anita.

Cia mengangguk saja, siapa Zeril juga Cia gakenal.

Setelahnya mereka kembali ke meja masing-masing karena bel masuk akam segera berdering kuat. Cia kembali mengingat betapa sedihnya wajah tampan Afran.

Ingus yang meleber kemana-mana, hidung yang memerah, air mata yang terus menetes. Dia benar-benar gamau ditinggal Cia pergi kerja.

"Kasihan suami aku.." gumam Cia.

Btw sekarang ini, Cia lagi kangen sama Afran. Padahal mereka baru pisah 35 menit saja tapi rasa rindunya seakan bertahun-tahun.

*****

Afran hanya duduk dibawah pohon apel yang ada dihalaman rumah Bundanya. Dia sedang menunggu kepulangan Cia yang entah kapan.

"Afran! Masuk kedalam yuk. Makan dulu." panggil Bunda Afran, yang bernama Nara Clarida.

Afran menggeleng lesu, dia menunjuk kearah pagar rumah. "Afan tunggu pulang Cia.." ujarnya sedih.

Nara menggeleng pelan, kemudian memanggil suaminya. "Meo! Ajak Afran masuk, cepat!" titahnya tak terbantahkan. Meo si suami bucin hanya mengangguk saja.

Kemudian berjalan mendekati Afran yang masih duduk dengan kaki yang ditekuk dan dipeluknya. "Afran, masuk yuk Nak. Cia bentar lagi pulang kok." bujuk Meo lembut.

Afran mendongak dan menatap sedih Ayahnya. "Cia ayah...Cia tinggal Afan disini.." adunya manja. Meo mengangguk, dia meraih tangan putranya dan menariknya pelan.

Membuat Afran berdiri seketika "Makan dulu ya, nanti sore kita jemput Cia disana. Janji Afran makan terus bobok siang."

Afran mengangguk sedikit semangat. "Janji Ayah?" tanya nya sembari menjulurkan kelingking mungil nan rampingnya.

Meo mengangguk lembut, kemudian menyambut kelingking Afran dan melakukan pinky promise. "Ayo Ayah. Afan mau mam." ajaknya lesu.

Meo terkekeh pelan, dasar. Menggemaskan sekali putranya yang satu ini, berbeda dengan putranya yang lain.

Walau mereka semua sama-sama memiliki kekurangan, namun mereka istimewa dihidup Meo dan Nara. Tentu saja sangat istimewa, banyak rintangan demi memiliki mereka ber 3.

"Nanti Afan Cia jemput Ayah.."

"Iya, nanti kita jemput Cia."

"Pakai brum-brum?"

"Iya, pakai mobil."

"Beli es krim mau."

"Iya, nanti kita beli."

"Jumpa Mizelo mau.."

"Mizel lagi berobat ke Dokter mata."

"Mizel buta masih?"

"Masih sayang."

"Huumm, Afan jumpa Mizel mau."

"Nanti malam Mizel pulang dari berobatnya."

"Afan Mizel kangen Ayah."

"Mizel katanya juga kangen sama Afran"

Yah saudara, beginilah percakapan antara ayah dan anak. Btw Mizelo adalah adik Afran, usian 18 tahun. Dia buta sejak lahir, namun itu semua tak mengurangi kelebihannya yang lain.

Okey.



.



























Tbc.

Syalalala.

My Idiot Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang